Peserta Berbusana Unik Lewati Catwalk Jalanan Sepanjang 800 Meter

Senin, 08 Juni 2015 - 10:47 WIB
Peserta Berbusana Unik...
Peserta Berbusana Unik Lewati Catwalk Jalanan Sepanjang 800 Meter
A A A
MOJOKERTO - Suasana lengang di sepanjang Jalan Raya Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, pagi kemarin pelan- pelan mulai bergeser.

Jalan utama yang sengaja ditutup untuk kendaraan umum itu perlahan dipadati warga yang mulai menantikan kedatangan peserta Festival Batik. Mereka lantas mendekati hamparan catwalk red carpet dan grey carpet sepanjang 800 meter. Satu persatu peserta melenggang di bawah sinar matahari yang terik. Panjangnya catwalk tak pelak membuat banyak peserta kelelahan.

Terlebih bagi mereka yang menggunakan busana tak lazim dengan ornamen yang berat. Pun bagi mereka yang menggunakan high heels , cukup kesulitan menyelesaikan catwalk hingga finis tak bisa disembunyikan. Banyaknya busana unik dalam helatan ini membuat warga antusias untuk mengabadikan dengan menggunakan kamera handphone .

Tak sedikit pula fotografer lokal yang ikut menjepret setiap model yang dianggap unik dengan busananya. Sedikitnya 450 model ikut melenggang siang itu. Tak hanya dari kalangan profesional, para pemula pun banyak yang ikut menjajal peragaan busana on the street itu. Beberapa peserta tampak menyita perhatian masyarakat. Terutama, mereka yang menggunakan busana unik mirip peserta karnaval.

Sebut saja konsep unik yang dipamerkan Abdil, salah satu peserta dari Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Busana yang dinamai Jatayu Mojo Etnic ini bahkan layak untuk mengikuti pameran busana unik sekelas karnaval. Terlihat Dani Elo Sidana Putra Abdillah dengan gagah mengenakan busana berbahan batik mirip burung garuda lengkap dengan sayapnya yang mengembang.

Tak sedikit pula busana unik dengan konsep Majapahit dan etnis-etnis lain. Penampilan peserta di Festival Batik III itu memang jauh lebih hidup dibanding dua momen sama sebelumnya. Festival Batik seperti ini memang bukan kali pertama digelar Pemkot Mojokerto. Sejak dua tahun sebelumnya, kegiatan sama digelar setiap tahun. Kali ini peragaan busana bahkan tak hanya diikuti anakanak dan remaja, para ibu rumah tangga hingga ibu-ibu pengajian pun ikut ambil bagian.

Peserta juga berasal dari berbagai kota di Jawa Timur. Beberapa peserta bahkan berasal dari Jawa Barat hingga Aceh. Abdil, salah satu perancang busana, mengatakan, untuk menyiapkan satu busana Jatayu Mojo Etnic yang dia lombakan, butuh waktu sekitar dua bulan. Itu pun tak hanya dirinya yang terlibat dalam pembuatan. ”Karena banyak hiasan dan pernik-perniknya. Saya bahkan dibantu semua anggota keluarga di rumah,” sebut Abdil.

Sesuai dengan konsep, dia menggunakan bahan kain batik dalam setiap helai busana yang dibuatnya. Menurutnya, kain batik cukup indah jika dipadu dengan pernik-pernik dan model unik. ”Pada dasarnya, batik memiliki keindahan bentuk. Jadi, cukup mudah membuat busana yang indah dan unik dengan bahan dasar batik,” ucapnya.

Wali Kota Mojokerto Masud Yunus mengatakan, Festival Batik kali ini lebih memiliki daya tarik bagi warga lokal maupun regional. Terbukti, banyak peserta yang berasal dari luar daerah, bahkan luar pulau. ”Ada banyak duta wisata daerah lain yang ikut meramaikan festival kali ini,” kata Masud.

Pemkot Mojokerto sengaja menjadikan Festival Batik ini sebagai helatan rutin tahunan. Di Kota Mojokerto terdapat perajin batik berkelas dan UKM-UKM batik dengan motif khas Kota Onde-Onde. ”Ini sekaligus untuk mengangkat batik lokal. Batik Kota Mojokerto tak kalah jika dibandingkan dengan batik dari daerah lain,” ucapnya, memuji.

Tritus Julan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0714 seconds (0.1#10.140)