Pergi atau Tidak, Enrique Sudah Catat Sejarah

Senin, 08 Juni 2015 - 10:36 WIB
Pergi atau Tidak, Enrique...
Pergi atau Tidak, Enrique Sudah Catat Sejarah
A A A
BARCELONA - Pergi setelah mencatat sejarah atau bertahan demi menjaga kesempatan menambah prestasi? Itulah pertimbangan Luis Enrique sebelum memutuskan masa depannya bersama Barcelona.

Tanda tanya mengenai status Enrique di Camp Nou tetap beredar meski sukses menggoreskan rekor. Dia membawa El Azulgrana menjuarai Liga Champions 2014/2015 setelah kemenangan timnya 3-1 atas Juventus di Olympiastadion, Berlin, dini hari kemarin. Ditambah gelar Primera Liga dan Copa del Rey, Enrique mengikuti jejak Pep Guardiola dengan menjadi treble winners pada musim pertama debutnya sebagai pelatih.

“Jujur saya tidak tahu. Yang jelas saat ini saya bahagia. Waktu untuk mengambil keputusan akan tiba. Musim 2014/2015 adalah perjalanan sulit. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang yakin saya merupakan pelatih tepat bagi Barcelona,” tandas Enrique seperti dilansir BBC.

Barcelona memilih Enrique musim panas lalu dan mengikatnya hingga 2016. Namun sejumlah rintangan menghadangnya. Sosok berusia 45 tahun itu dikritik karena mengkhianati filosofi permainan Andres Iniesta dkk. Dikenal lewat tikitaka dan sepak bola atraktif, Barcelona kini tidak ragu menerapkan serangan balik, bola lambung, serta mengandalkan bola mati demi meraih kemenangan.

Kursi Enrique makin goyah setelah isu perselisihan dengan Messi di awal 2015. Messi diberitakan kesal pada keputusan Enrique kala berlatih. Enrique lalu menunjukkan otoritasnya dan mencadangkan Messi di laga Primera Liga kontra Real Sociedad yang berujung kekalahan 0-1.

Isu pemecatan bertambah kencang menyusul pemecatan Andoni Andoni Zubizarreta dari kursi direksi. Zubizarreta adalah sosok yang mendatangkannya ke Camp Nou dan mendukung Enrique pada pertarungan politik melawan petinggi klub. Memiliki kepribadian tegas, Enrique dilaporkan siap meninggalkan Camp Nou jika tidak menerima dukungan manajemen.

Sport memberitakan, dia bakal mengambil keputusan setelah melihat hasil pemilihan presiden pada musim panas ini. “Bukan saya yang berhak menjawab apakah dia menetap atau tidak. Tapi Enrique cinta Barcelona. Saya yakin dia bertahan,” kata bek Barcelona Gerard Pique.

Rumor hengkangnya Enrique mereda ketika Barcelona melaju kencang pada paruh kedua 2014/2015. Mereka sukses mengejar defisit sebelum menyalip Real Madrid untuk menduduki takhta Negeri Matador. Gelar Copa del Rey kemudian diraih seusai menaklukkan Athletic Bilbao di final.

Namun rapor paling mengesankan paling tampak di Eropa. El Azulgrana mampu menyisihkan empat raja liga domestik terbaik Benua Biru pada perjalanan menjadi juara. Mereka menyisihkan Manchester City (Inggris, 16 besar), Paris-Saint Germain (Prancis, 8 besar), Bayern Muenchen (Jerman, 4 besar), dan Juventus (Italia). Enrique mendapat kredit atas capaian ini.

Keputusannya mengubah taktik bermain akhirnya diterima dan dianggap diperlukan. Skenario kepergian Enrique pun ditakuti. Sebab sang arsitek anyar dan pemain membutuhkan waktu demi menyatukan visi. Pemain sadar keadaan tersebut tidak ideal, salah satunya Messi. Dia kini menerima keberadaan Enrique dan melupakan perselisihan. Keduanya jarang menunjukkan kedekatan di depan publik. Tapi, Messi dan Enrique terlihat merayakan bersama kemenangan Copa del Rey.

Di Olympiastadion, Enrique memeluk dan merangkul Messi selepas pertandingan selesai. Messi lalu berpartisipasi saat pemain dan staf Barcelona ramai-ramai melempar Enrique ke udara. Enrique harus menentukan apakah ingin menuntaskan atau menciptakan kenangan baru di Barcelona. Keluar seusai merebut gelar treble menjadi salah satu opsi.

Sebab dia keluar pada posisi baik. Memori atas kerja Enrique di Barcelona nantinya hanya berupa prestasi. Para pelaku sepak bola banyak yang menunggu momen tersebut sebelum berpisah. Philipp Lahm yang mundur dari Jerman seusai menjuarai Piala Dunia 2014 adalah salah satu contoh. Namun Enrique dapat menetap dan menambah koleksi trofi.

Dia berpotensi mengikuti jejak Guardiola dan meraih enam trofi dalam satu tahun. Syaratnya Barcelona menjuarai Supercopa de Espana (vs Bilbao), Piala Super Eropa (vs Sevilla), dan Piala Dunia Antarklub. “Dia melakukan tugasnya dengan baik. Kita akan bicarakan masa depan. Enrique mesti memilih. Klub berharap dia menetap. Enrique masih memiliki kontrak,” tegas Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu.

Pergi atau tidak, yang jelas Enrique mengantongi rapor impresif di Barcelona. Dia membukukan 50 hasil positif di 60 laga. Persentase kemenangan 83,3% miliknya mengalahkan catatan tiga pendahulunya: Gerardo Martino (67,8%) dan Tito Vilanova (75,6%) serta musim pertama debut Guardiola (82,3%).

Harley ikhsan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1126 seconds (0.1#10.140)