Meningkatkan Literasi Keuangan Perempuan

Senin, 08 Juni 2015 - 08:51 WIB
Meningkatkan Literasi...
Meningkatkan Literasi Keuangan Perempuan
A A A
Peran perempuan dalam merencanakan keuangan, baik terhadap dirinya sendiri maupun keluarga sangatlah penting. Itulah sebabnya, pada saat ini lembaga keuangan cenderung membidik perempuan dalam memasarkan produk-produknya.

Melihat fenomena tersebut, PT Bahana TCW Investment Management pun tak mau ketinggalan. Berbagai pendekatan khusus mereka lakukan demi menggaet kaum hawa menjadi nasabahnya.

Strategi apa yang dilakukan perseroan agar perempuan berminat dengan produknya. Berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Management Edward Lubis.

Apa pendapatan Anda mengenai tingkat literasi keuangan perempuan?

Pada 2010, kami pernah mengambil sampel ke sejumlah perusahaan untuk coba melihat bagaimana penetrasi kita ke publik. Saat itu kami juga mencoba mengetahui seperti apa pemahaman investasi masyarakat. Hasilnya, ternyata pemahaman finansial masyarakat sangat minim. Mereka hanya mengetahui menabung atau yang basicaja. Memang ada beberapa yang memahami investasi di emas. Kebetulan pada saat itu harga emas sedang baik.

Lalu?

Dalam kesempatan itu, kami juga menyurvei berdasarkan gender. Diketahui kalau perempuan yang masuk di usia kerja, mereka lebih memikirkan bagaimana membangun safetyatau memikirkan risiko di masa depan. Jika suatu saat berumah tangga. Misalkan saja kelak seperti apa pendidikan yang diberikan kepada anak dan sebagainya. Itu semua sudah dipikirkan oleh perempuan jauh sebelum mereka menikah. Berbeda dengan laki-laki yang cenderung tidak terlalu memikirkan hal itu. Bahkan ketika sudah berusia 45 tahun pun, mereka lebih banyak berpikir tentang mimpi-mimpinya seperti memiliki rumah impian di kawasan utama atau memiliki kendaraan mewah.

Seberapa penting peran perempuan terhadap perencanaan keuangan?

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan tersebut, peran perempuan dalam merencanakan keuangan, baik terhadap dirinya sendiri maupun keluarga sangatlah penting. Jika dilihat dari bobotnya, peran perempuan lebih dominan dibandingkan laki-laki yang hanya lebih banyak memikirkan mimpi-mimpinya. Itulah sebabnya, saat ini lembaga keuangan cenderung membidik perempuan dalam memasarkan produkproduknya. Bahkan tidak sedikit yang memiliki produk khusus dan memberikan manfaat langsung yang dirasakan perempuan.

Pendekatan terhadap perempuan seperti apa?

Kami melakukan pendekatan yang berbeda untuk menarik minat perempuan merencanakan keuangannya melalui investasi. Baik itu di pasar modal maupun pasar uang. Sebagai contoh, ketika berhadapan dengan calon nasabah perempuan, pendekatan yang dilakukan adalah memberikan penjelasan pentingnya merencanakan keuangan dalam pembiayaan pendidikan anak di masa depan. Kalau produk, mungkin sama dengan perencana keuangan lainnya.

Tetapi, cara menyampaikan agar produk bisa dikenal masyarakat pendekatannya harus disesuaikan dengan background target. Sementara kalau dilihat dari sisi instrumen investasi, mana yang lebih banyak dipilih perempuan. Itu sangat bergantung profil investasinya. Tetapi, bagi kami yang terpenting adalah bagaimana mereka memahami arti penting investasi sehingga mau berinvestasi. Untuk itu saja dibutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Seperti apa profil gender nasabah di Bahana?

Sebagian besar yang datang berjenis kelamin perempuan. Biasanya jika mereka tertarik, akan segera mengeksekusinya. Hal itu juga berlaku pada perempuan berkeluarga yang juga bekerja. Itulah sebabnya, mau tidak mau kami memberikan perhatian lebih kepada perempuan. Sebab, bisa dibilang yang menentukan gol atau tidaknya proposal wealth management yang disampaikan lembaga keuangan, hampir dari 60% di antaranya perempuan. Jadi, penting sekali membuka pemahaman dari si ibu.

Sosialisasi seperti apa yang dibutuhkan?

Jika selama ini pemahaman pasar modal diidentikkan dengan spekulatif atau sering rugi. Hal itu harus diluruskan. Selama ini orang lebih banyak hanya melihat potonganpotongan kecil. Seperti krisis 2013, di mana kinerja pasar modal sedang anjlok. Sedangkan dari tahun ke tahunnya tidak dilihat. Kalau dilihat secara general.

Pertumbuhan investasi di saham tanpa memperhitungkan dividen itu bisa 18-20% per tahun. Makanya, diperlukan edukasi yang membutuhkan jangka waktu cukup lama untuk bisa memahami itu. Masih butuh perjuangan untuk menyosialisasikan seperti apa benefit-nya. Jadi tugas kita semua sebagai pelaku agar bisa meningkatkan jumlah investor di pasar modal. Sekaligus menggairahkan industri pasar modal agar jauh lebih baik dari saat ini.

Seperti apa strategi Bahana menarik nasabah baru?

Di Bahana ada program namanya Bahana Power Lunch. Kami mengadakan pertemuan dengan beberapa komunitas. Apakah itu di kantor atau di grup sosial dengan membawa lunch kecil. Dalam kesempatan itu, kita menyosialisasikan kepada mereka pentingnya merencanakan keuangan sejak dini. Sekarang kami juga sedang membangun media sosial apakah itu lewat Facebookataupun Twitter.

Tujuannya memperbanyak gaung untuk menghilangkan kesan kalau berinvestasi itu rumit. Membuka mata masyarakat kalau berinvestasi tidak harus membutuhkan dana besar dan menghilangkan kesan lebih banyak spekulasinya. Kami jelaskan bahwa pengawasan pada instrumen investasi ini jelas dan sesuai dengan aturan yang ada. Kalau mereka tidak mendapatkan informasi yang baik, dikhawatirkan bertemu dengan investasi bodong alias tidak jelas.

Bagaimana dengan kalangan menengah atas?

Untuk nasabah ritel menengah atas, kami akan memanfaatkan kerja sama dengan 13 bank dan satu perusahaan sekuritas untuk bisa mengakses nasabah yang memiliki tabungan di atas Rp500 juta. Kalau di bawah itu, akan memanfaatkan media sosial plus portal onlineyang kami miliki. Per Mei, kami mengelola dana lebih dari Rp30 triliun dan akan dicoba dipertahankan hingga akhir tahun di posisi tersebut. Ini tidak terlepas karena pasar sedang fluktuatif dan kurang baik.

Situasi seperti ini sebenarnya kesempatan untuk masuk, apalagi percepatan pembangunan infrastruktur sedang dilakukan pemerintah.

Hermansah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0971 seconds (0.1#10.140)