Senggolan Motor, Anggota TNI Dikeroyok

Sabtu, 06 Juni 2015 - 10:47 WIB
Senggolan Motor, Anggota TNI Dikeroyok
Senggolan Motor, Anggota TNI Dikeroyok
A A A
JAKARTA - Anggota TNI AL Serka Nanang Hidayat dikeroyok lima orang di pasar malam Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (4/6) malam. Tak sampai 24 jam, polisi berhasil menangkap dua pelaku.

Pengeroyokan berawal dari Nanang yang saat itu bersama istri dan anaknya hendak pulang usai mengunjungi pasar malam sekitar pukul 20.30 WIB. Ketika mengeluarkan sepeda motor dari parkiran, Yamaha Mio milik korban bersenggolan dengan motor pengendara lain. Nanang dan pengendara itu pun terlibat cekcok. Tak lama berselang, anggota Puspom TNI AL Kelapa Gading, Jakarta Utara, itu dikeroyok oleh lima pemuda dengan cara ditendang, dipukul, dan diinjak-injak.

Warga yang melihat tidak ada yang melerai, padahal istri korban berteriak-teriak. Setelah korban jatuh karena kalah jumlah, pemuda yang mengeroyok langsung pergi. ”Ada yang menggunakan balok saat menganiaya korban,” kata Hidayat, salah satu saksi di lokasi kejadian. Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka memar pada tubuhnya, terutama bagian wajah.

Korban kemudian dibawa ke RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta Pusat, bersama anak dan istrinya menggunakan taksi. Istri korban yang berada di rumah sakit belum bisa memberikan keterangan atas pengeroyokan yang menimpa suaminya. Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, meski telah menangkap dua pelaku, pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku lainnya.

Penangkapan dua pelaku berdasarkan keterangan saksi mata yang berada di tempat kejadian perkara (TKP). Para pelaku yang diketahui warga setempat diringkus pada Kamis (4/6) sekitar pukul 22.00 WIB. ”Sisanya dalam pengejaran anggota, kami perkirakan tidak lama, sebab identitas seluruh pelaku sudah diketahui,” ujarnya kemarin. KabidHumasPoldaMetroJaya Kombes Pol M Iqbal menambahkan, dua tersangka yakni M, 47, dan WH, 45, serta tiga lainnya masuk daftar pencarian orang (DPO).

Untuk meredam agar peristiwa tersebut tidak melebar, polisi telah berkoordinasi dengan pihak POM AL. ”Anggota TNI AL diminta untuk menahan emosi agar tidak melakukan aksi pembalasan,” ucapnya. Pihak TNI AL mengapresiasi Polres Jakarta Pusat yang cepat menangkap dua dari lima pelaku pengeroyokan terhadap Serka Nanang.

”Kami tidak akan mengintervensi kasus ini,” kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL Laksamana Pertama Manahan Simorangkir Dia menjelaskan, saat kejadian Serka Nanang memang sedang lepas dinas, kemudian mengajak keluarganya untuk refreshing ke pasar malam. Mengenai kronologis, dia tidak begitu paham karena pihaknya percaya, Polres Jakarta Pusat akan bertindak cepat untuk menangkap tiga pelaku lainnya.

Hal ini dilakukan agar ada titik terang penyebab terjadinya pengeroyokan tersebut. Hingga tadi malam korban masih dirawat intensif di RS TNI AL Mintoharjo. TNI AL memastikan tidak ada aksi sweeping di kawasan Tanah Abang. Sementara, psikolog Universitas Pancasila Aully Grashinta menilai senggolan kendaraan antara anggota TNI dan pengendara lain yang memicu konflik. ”Ini bisa jadi karena anggota tak bisa mengontrol emosi. Bisa jadi juga, pengendara atau warga kecewa dengan sikap anggota sehingga sampai terjadi hal seperti itu,” ucapnya.

Polisi Buru Eksekutor dan Provokator Tawuran


Meski telah meringkus lima pelaku tawuran di Jalan KH Moh Mansyur, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, tidak membuat polisi berhenti dalam penyidikan kasus tersebut. Hingga kini petugas masih memburu eksekutor dan provokator tawuran. Lima orang yang ditangkap yakni AS,17; RR,20; MT,15; DI,17; dan WK,20. Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Rudy Hariyanto Adi Nugroho mengungkapkan, pihaknya telah mengantongi sejumlah nama tambahan yang diduga terlibat tawuran.

”Saya sudah perintahkan kasatreskrim dan kapolsek Tambora untuk menangkap pelaku tambahan itu,” tegasnya kemarin. Pihaknya telah menerima laporan bahwa sejumlah pelaku telah melarikan diri. Namun, dia meminta keluarga pelaku dengan sukarela menyerahkan anggota keluarganya yang diduga terlibat tawuran. Untuk mencegah tawuran, petugas akan menggelar patroli secara substansial.

”Artinya, polisi yang patroli tidak lagi mutermuter ngabisin bensin. Kami akan ubah polanya dengan pendekatan warga, kalau ada kerumunan yang mencurigakan akan kami bubarkan,” katanya. Menjelang Ramadan, pihak kepolisian juga berencana melarang adanya kegiatan sahur keliling oleh sejumlah kelompok di Jakarta Barat. ”Bangunin sahur enggak perlu keliling kampung, cukup dari masjid. Saya enggak mau di jalanan nanti ada anak muda kumpul bangunin sahur, yang kaya gitu bisa jadi potensi tawuran,” ujar Rudy.

Ridwansyah/helmi syarif/ r ratna purnama/ yan yusuf
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6252 seconds (0.1#10.140)