Islah Golkar, Kubu Ical Tolak Tudingan jika JK Tidak Netral
A
A
A
JAKARTA - Islah khusus internal Partai Golkar antara kubu Masyawarah Nasional (Munas) Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie (Ical) dan kubu Munas Jakarta pimpinan Agung Laksono telah diikrarkan.
Adalah sosok mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) yang ikut serta memengaruhi suksesnya gelaran tersebut. Namun demikian, sejumlah pihak meragukan keterlibatan JK tersebut bebas dari kepentingan. Pasalnya selama ini publik melihat JK lebih condong kepada kubu Agung.
Memanggapi kabar miring itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Golkar produk Munas Bali Idrus Marham mengatakan, pihaknya tidak melihat kecenderungan JK memihak terhadap salah satu kubu.
Menurutnya, seluruh pertemuan yang digelar JK sebelum penandatanganan nota islah, baik dengan kubu Agung Laksono maupun dengan kubu Ical, selalu dilaksanakan terbuka dan transparan.
"Pertemuan kami selama ini tidak menunjukkan indikasi Pak JK (Jusuf Kalla) memihak kubu Ancol. (Rapat-rapat) itu dilakukan terbuka. Justru saya melihat peran JK sangat besar," kata Idrus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Satan, Rabu (3/6/2015).
Dalam kesempatan itu, Idrus justru menyayangkan manuver kubu Agung Laksono yang menggelar Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Bali.
Menurutnya, apa yang dilakukan Agung Cs dapat menciderai kesepakatan yang telah ditandatangani dua belah pihak di kediaman JK, akhir pekan lalu.
"Persoalannya di saat JK mau mendorong islah, tapu lainnya tidak mau. Kita sidah tandatangan di rumah beliau. Kami (Ical Cs) juga sudah sampaikan perkembangan terkini dari langkah hukum dan di tengah perjalanan pihak Ancol lakukan Musda," tandas Idrus.
Adalah sosok mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) yang ikut serta memengaruhi suksesnya gelaran tersebut. Namun demikian, sejumlah pihak meragukan keterlibatan JK tersebut bebas dari kepentingan. Pasalnya selama ini publik melihat JK lebih condong kepada kubu Agung.
Memanggapi kabar miring itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Golkar produk Munas Bali Idrus Marham mengatakan, pihaknya tidak melihat kecenderungan JK memihak terhadap salah satu kubu.
Menurutnya, seluruh pertemuan yang digelar JK sebelum penandatanganan nota islah, baik dengan kubu Agung Laksono maupun dengan kubu Ical, selalu dilaksanakan terbuka dan transparan.
"Pertemuan kami selama ini tidak menunjukkan indikasi Pak JK (Jusuf Kalla) memihak kubu Ancol. (Rapat-rapat) itu dilakukan terbuka. Justru saya melihat peran JK sangat besar," kata Idrus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Satan, Rabu (3/6/2015).
Dalam kesempatan itu, Idrus justru menyayangkan manuver kubu Agung Laksono yang menggelar Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Bali.
Menurutnya, apa yang dilakukan Agung Cs dapat menciderai kesepakatan yang telah ditandatangani dua belah pihak di kediaman JK, akhir pekan lalu.
"Persoalannya di saat JK mau mendorong islah, tapu lainnya tidak mau. Kita sidah tandatangan di rumah beliau. Kami (Ical Cs) juga sudah sampaikan perkembangan terkini dari langkah hukum dan di tengah perjalanan pihak Ancol lakukan Musda," tandas Idrus.
(maf)