Bebas, Miranda Merasa Lulus Kuliah

Rabu, 03 Juni 2015 - 11:50 WIB
Bebas, Miranda Merasa Lulus Kuliah
Bebas, Miranda Merasa Lulus Kuliah
A A A
JAKARTA - Wajah Miranda Swaray Goeltom berseri-seri. Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia ini pun tak henti menebar senyum. Dia pantas begitu bahagia karena sejak pukul 07.30 WIB kemarin resmi dibebaskan dari penjara Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Kota Tangerang.

Selama tiga tahun, Miranda mendekam di penjara karena terlibat kasus suap terhadap sejumlah anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 atas pemilihan jabatan Deputi Gubernur Senior BI. Setelah keluar dari Lapas Wanita, Miranda yang didampingi pengacara dan keluarganya langsung bertolak menuju Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Paulus di Jalan Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat untuk beribadah dan bersyukur atas pembebasannya.

Saat keluar dari gereja sekitar pukul 13.00 WIB, Miranda hangat menyapa para jemaat lain dan wartawan yang menungguinya. Tangannya memegang erat sang suami, Oloan P Siahaan. Gaya dan penampilannya tak banyak berubah meski hidup di balik jeruji selama tiga tahun. Dia tampak stylish dan modis dengan balutan blazer warna putih gading dipadu dengan rok warna senada siang kemarin.

Rambutnya pun tetap pendek plus cat warna ungu. Warna ini pun masih dipertahankannya sejak tiga tahun lalu. Padahal biasanya dia sering gonta-ganti warna rambutnya. Saat menemui wartawan, Miranda merasa dirinya kini telah lulus dari ujian kehidupan. “Saya sudah lulus dari ‘universitas kehidupan’ meskipun banyak yang saya tidak mengerti,” ujar perempuan kelahiran Jakarta, 19 Juni 1949, itu.

Soal pembebasannya, dia juga sempat kecewa. Dia menilai hukumannya ditambah satu hari karena menurut hitungannya pembebasan mestinya dilakukan pada Senin (1/6) lalu. Selama menghuni penjara tiga tahun, Miranda pun tak mencicipi sedikit pun remisi. Kendati agak kecewa, dia berupaya mengambil hikmah di balik segala hal yang dia alami selama ini. Kini dia mengaku menjadi lebih penyabar.

Baginya, keluar penjara sama halnya seperti menjadi manusia baru. Selama di Lapas Wanita Tangerang, dia bersyukur karena tidak mendapatkan intimidasi maupun kekerasan dari para narapidana wanita lain. Dia berkawan dengan warga binaan lainnya, bahkan bisa saling bertukar cerita.

“Ceritanya banyak, nanti baca di buku saya saja ya,” ucapnya. Dia pun menyibukkan diri dengan banyak menulis. Isi tulisan lebih banyak seluk-beluk selama kehidupan di dalam penjara. “Nanti saya akan membuat bukunya,” ujar ekonom jebolan Boston University, Massachusetts, Amerika Serikat ini.

Seusai beribadah di GPIB Paulus, Miranda ditemani suami dan anaknya naik mobil Toyota Fortuner bernomor polisi B 316 JH menuju kediamannya di Jalan Sriwijaya Raya Nomor 14 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sejak pagi, rumahnya pun sudah dipenuhi saudara maupun kolega yang menunggu kedatangannya.

Saat menginjakkan kaki di rumahnya, Miranda kembali menyapa awak media yang sudah berkerumun di depan rumahnya dengan melambaikan tangan. “Terima kasih ya,” katanya singkat. Dia hanya bersyukur semua ujiannya telah selesai. Selama tiga tahun di Lapas Wanita Tangerang, dia mengaku tidak pernah sakit. “Semuanya tidak mudah, tapi saya tidak sakit, sehat, selalu masih diberi anugerah sama Tuhan,” katanya.

Kuasa hukum Miranda, Andi Simangunsong, juga mengaku kliennya banyak mengambil hikmah selama tiga tahun berada di balik jeruji besi. “(Miranda Goeltom) tidak bisa terima (hukuman ini) karena dia bersikeras tidak bersalah. Namun (dia) ambil hikmah, dia harus memanfaatkan waktu dengan baik,” ujar Andi.

Hasyim ashari/ okezone/ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6658 seconds (0.1#10.140)