Bangkrut, Malaysia Airlines PHK 6.000 Pegawai

Selasa, 02 Juni 2015 - 12:42 WIB
Bangkrut, Malaysia Airlines PHK 6.000 Pegawai
Bangkrut, Malaysia Airlines PHK 6.000 Pegawai
A A A
KUALA LUMPUR - Maskapai nasional Malaysia, Malaysia Airlines (MAS), kian memburuk performanya. Kemarin CEO Malaysia Airlines Christoph Mueller mengatakan, maskapai kebanggaan rakyat Negeri Jiran itu “bangkrut secara teknis”.

Pengumuman Mueller itu disampaikan bersamaan dengan program restrukturisasi dan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 6.000 orang. Keputusan bangkrut secara teknis dan PHK massal itu terkait kecelakaan ganda pada 2014 silam. Kecelakaan pertama adalah hilangnya Malaysia Airlines dengan penerbangan MH370 yang mengangkut 239 penumpang dan awak kabin Maret tahun lalu.

Empat bulan kemudian, penerbangan MH17 diduga ditembak jatuh misil antipesawat milik pemberontak pro- Rusia saat terbang di wilayah udara Ukraina dengan jumlah korban tewas mencapai 298 orang dan awak kabin. “Kami (MAS) secara teknis sudah bangkrut,” kata Mueller dalam konferensi pers dikutip Reuters. Penurunan performa sudah lama sejak dimulainya insiden tragis pada 2014.

Meskipun sudah dinyatakan bangkrut secara teknis, Malaysia Airlines tetap beroperasi normal. “Proses restrukturisasi akan dimulai hari ini (kemarin) dengan pemasangan kembali secara total,” ungkap Mueller. Penyampaian pengumuman tersebut bersamaan dengan penampilan publik pertama CEO Malaysia Airlines itu, sejak dia direkrut bulan lalu oleh Khazanah, pemilik maskapai tersebut.

Khazanah mengakuisisi Malaysia Airlines tahun lalu senilai USD1,63 miliar (Rp21,52 triliun) dan berjanji akan mengambil keuntungan dalam waktu tiga tahun. Dua tragedi menjadi puncak kehancuran Malaysia Airlines. Namun, buruknya manajemen maskapai tersebut juga menjadi penyakit kronis selama bertahun-tahun.

Hal ini ditambah dengan persaingan yang semakin kompetitif sesama maskapai penerbangan di kawasan Asia. Secara keuangan, Malaysia Airlines juga sudah mengalami kerugian selama lima tahun terakhir sehingga menjadikan perusahaan itu tidak berkembang. Langkah restrukturisasi yang dilakukan Mueller adalah dengan mem-PHK 6.000 karyawan.

Surat PHK dikirim kepada 20.000 pegawai. Kemudian, Malaysia Airlines menawari kontrak baru bagi 14.000 karyawan. “Maskapai tidak dapat menampung seluruh pekerja, tapi kita menawarkan kontrak baru kepada staf yang bekerja bersama kita,” ungkap Mueller. Dia menambahkan, perusahaan memperkirakan banyak pekerja lain menerima tawaran dari maskapai lain.

“Kita akan memulai putaran kedua dalam dua pekan ini di mana karyawan dapat menerima tawaran kita atau mungkin mengubah nomor (menolak tawaran),” imbuh dia. Pada 1 September mendatang, Mueller akan memperkenalkan mereka rencana baru menggantikan MAS. Namun, dia tidak mengungkapkan secara pasti apakah hanya mengubah brand atau hanya mengubah nama, logo, atau alternatif lainnya.

Yang pasti, Mueller mengungkapkan Malaysia Airlines merupakan brand yang sudah ternoda. Nama baru itu diharapkan akan menggantikan citra buruk MAS setelah dua tragedi maut pada tahun lalu tersebut. “Semua konstelasi terbuka,” ujar Mueller. “Kita akan menguji coba (brand baru) dengan kelompok tertentu karena kita ingin mendapatkan persepsi sempurna sebelum memulai sesuatu yang baru di pasar yang pasti ketika brand kita telah ternoda,” tandas Mueller.

Dalam proses restrukturisasi, Malaysia Airlines juga akan menghapus sejumlah rute jarak jauh yang tak menguntungkan. Menurut dia, rute jauh ke Eropa memerlukan biaya yang mahal. Namun, Mueller belum akan mengumumkan rincian rencana ini demi alasan kompetitif. Dia juga memastikan tidak akan ada pembatalan rute domestik. Mueller mengungkapkan semua kontrak pelayanan dan penyedia jasa bagi Malaysia Airlines akan dikaji ulang sesuai dengan aturan industri.

Namun demikian, rencana Mueller itu ditentang serikat awak kabin Malaysia Airlines. Mereka mengungkapkan para pekerja sudah membayar mahal buruknya manajemen Malaysia Airlines selama bertahun-tahun. “Hari ini (kemarin) merupakan momen terburuk bagi pekerja Malaysia Airlines. Saya memiliki waktu yang sulit ketika menghadapi karyawan yang di- PHK,” kata Kepala Serikat Awak Kabin Malaysia Airlines Ismail Nasaruddin.

Ismail mengungkapkan, PHK merupakan situasi yang sangat menyedihkan. Dia bercerita banyak pegawai Malaysia Airlines yang menangis karena menerima kabar buruk ini. “Banyak awak kabin mengungkapkan bahwa mereka diberhentikan meskipun mereka mendapatkan catatan pekerjaan yang baik,” tuturnya dikutip AFP.

Menurut para analis penerbangan, Malaysia Airlines memiliki manajemen yang sangat buruk. Rute penerbangan mereka tidak menguntungkan. Kemudian, turut campur pemerintah dalam manajemen juga memperparahkondisimaskapai ini. Kontrak penyedia layanan di Malaysia Airlines juga dinilai penuh korupsi dan nepotisme.

Lantas siapa Mueller? Pria berusia 52 tahun berkewarganegaraan Jerman memiliki catatan bagus dalam hal membenahi kondisi kesehatan sebuah maskapai penerbangan. Sebelumnya, Mueller sukses menangani maskapai penerbangan Aer Lingus dari Irlandia dan Sabena dari Belgia. Pada kedua maskapai itu, Mueller juga banyakmemangkastenagakerja sehingga dia mendapat julukan “The Terminator”.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5644 seconds (0.1#10.140)