Putin Dibenci dan Dicinta

Senin, 01 Juni 2015 - 11:36 WIB
Putin Dibenci dan Dicinta
Putin Dibenci dan Dicinta
A A A
Mei 2015 menandai 15 tahun Vladimir Putin berkuasa di Rusia. Banyak orang yang membencinya. Banyak pula yang mencintainya. Sosok penuh kontroversial itu memberikan warna yang berbeda bagi Rusia dan dunia tentang arti penting

Lima belas tahun lalu, tepatnya 7 Mei 2000 saat terpilih sebagai pemimpin Rusia, dia menjanjikan Rusia yang kuat, negara dan warganya merasakan kebanggaan, dan dunia akan menghargai. Lima belas tahun setelahnya, popularitas Putin masih tinggi, mencapai 85%. Putin menciptakan era bagi dirinya sendiri. Visinya adalah Rusia baru. Putin mengetahui apa yang diinginkan warganya.

Stabilitas adalah jaminan yang diberikan Putin. Setelah stabilitas didapatkan, Putin melakukan transformasi. ”Kita ingin Rusia menjadi negara yang bebas, kaya, dan sejahtera,” janji Putin. Putin berkuasa setelah Boris Yeltsin mengundurkan diri pada 31 Desember 1999. Putin yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri (PM), mengambil tongkat kepemimpinan di tengah situasi ekonomi yang memburuk dan tidak ada penegakan hukum. Berbagai tantangan itu dihadapi Putin.

Mengombinasikan pemikiran liberal dan keras kepala menjadi hal yang identik pada diri Putin. Di awal kepemimpinannya, Putin berhasil menyelesaikan krisis Chechnya yang pernah menjadi titik konflik di Rusia. Dengan kebijakan tangan dingin, Putin dikritik dunia internasional saat menghadapi pemberontak. Tapi, ketegasannya membuat dia disegani di dalam negerinya.

”Kita akan membunuh gerilyawan Chechnya di mana saja. Jika kita menangkapnya di toilet, kita akan mencuci mereka di kandang,” ucap Putin di awal pemerintahannya. Menurut Gelman, konsultan politik Kremlin, Putin berhasil menyelesaikan isu konkret pada awal pemerintahannya seperti Chechnya dan krisis ekonomi.

”Pada 2015 Putin berhasil menulis sejarah,” ungkapnya, dikutip Vocativ. Bukan hanya isu dalam negeri yang ditangani Putin. Dia juga menjalin hubungan dengan luar negeri. Putin disegani para pemimpin dunia. ”Saya memandang mata (Putin). Saya melihat dia orang yang tegas dan dapat dipercaya,” puji mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush saat bertemu dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) di Slovenia pada 2001.

Awalnya Putin hendak mendekati AS dan Eropa. Rusia ingin bergabung dengan NATO. Tapi, menyusul kejatuhan AS saat invasi Irak pada 2003, Putin berubah pikiran. Dia sadar AS hanya ingin menang sendiri dan tidak menghargai Rusia. ”Krisis Libya dan Ukraina memperkuat pemikiran kebijakan luar negeri Putin. Dia yakin Barat dan Rusia memang harus menempuh jalan yang berbeda,” kata Fyodor Lukyanov, ketua Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Rusia.

Pada periode awal kekuasaan Putin, Rusia mengalami perbaikan ekonomi signifikan. Pada 2008, saat dia menjadi PM dan bermitra dengan Presiden Dmitry Medvedev, Rusia selamat dari krisis ekonomi. Lambat tetapi pasti perekonomian Rusia pulih. Pada saat bersamaan, muncul kelas menengah yang terus tumbuh. Pada 2013 ekonomi Rusia tumbuh 10 kali lipat. Utang nasional Rusia pun sangat rendah di kalangan negara berkembang.

Gaji dan dana pensiun meningkat drastis. Kejayaan Putin tidak terlalu lama. Kerusuhan dan kekerasan di Kiev menjadikan Moskow gelisah karena 65% penduduk negara tersebut merupakan warga yang berbahasa Rusia. Putin bergerak cepat. ”Kita mencegah situasi di Ukraina yang memburuk dengan tank dan nasionalis bersenjata,” ujar Putin kepada Russia Today.

Crimea dicaplok Rusia dengan dalih referendum pada tahun lalu. Rusia akhirnya disanksi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Putin pun melawan. Bagaimana Rusia melawan hegemoni AS dan Eropa dengan sanksi ekonomi? Rakyat Rusia tidak membenci Putin karena kebijakannya yang berdampak buruk. Tapi, rakyat justru menyalahkan para pemimpin Barat.

”Sanksi membuat bisnis semakin sulit,” kata Roman Eldarkhanov, pemilik bisnis cokelat. Dia menciptakan cokelat politik yakni permen bergambar kepala para pemimpin Barat yang dianggap merusak Rusia. Permen dan cokelat politik itu dilumat di mulut warga Rusia sebagai bentuk ekspresi kemarahan yang dibalut dengan kegembiraan. ”Kita mendukung pemimpin kita.

Saya pikir Putin melakukan hal yang baik,” kata Eldarkhanov. ”Tentunya kita mendapatkan sedikit uang karena sanksi ekonomi, tapi kita tak peduli. Itu semua demi negara,” ungkapnya. Popularitas Putin yang terus meningkat di Rusia tak dapat dipungkiri. ”Rusia dan Putin berjalan bersama. Kita tidak melihat ada jalan lain,” kata Oleg Sokolov, anggota kelompok pemuda pro-Putin yang dikenal sebagai ”Set”.

Dia memuji Putin sebagai pemimpin terkuat di dunia. ”Berbeda dengan Yeltsin yang sangat memalukan saat memimpin Rusia, Putin justru membanggakan,” tutur Sokolov, dilansir BBC . Pujian untuk Putin juga datang dari pengkritik utamanya, Yevgenia Chirikova, yang sudah mengasingkan diri dari Rusia. ”Putin tetap terlihat muda dan sangat mampu memimpin Rusia,” kata Chirikova.

Hal yang dikagumi Chirikova dari sosok Putin adalah dia bukan peminum alkohol. Mungkinkah Putin akan berkuasa hingga 15 tahun mendatang? ”Saya akan sangat senang jika Putin berkuasa hingga 15 tahun lagi. Jika itu memungkinkan,” ucap Sokolov. Tidak ada yang tidak mungkin di tangan Putin. Dia mampu mengubah peraturan untuk memuluskan kekuasaannya. Rakyat Rusia pun tidak banyak protes karena mereka tahu ke mana arah Putin memimpin Moskow.

Andika hendra m/ Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3382 seconds (0.1#10.140)