Dinamika Panggung Teater

Minggu, 31 Mei 2015 - 10:48 WIB
Dinamika Panggung Teater
Dinamika Panggung Teater
A A A
Pencahayaan minim, penari yang terus bergerak, tata lampu dinamis, hingga posisi memotret yang cenderung statis sepanjang pertunjukan berlangsung, membuat panggung teater menjadi salah satu tantangan terbesar bagi penggemar fotografi.

Kendala-kendala di atas masih ditambah pula dengan hambatan lain saat memotret, yaitu tingkat akustik gedung pertunjukan.

Gedung-gedung khusus pertunjukan seni seperti Gedung Kesenian Jakarta memiliki tingkat akustik ruangan yang tinggi, sehingga sedikit saja suara yang timbul dari kamera saat memotret pastilah akan mengganggu para penonton. Jadi, usahakanlah untuk meminta izin dari panitia sebelum kita memotret pertunjukan teater, agar kita bisa mengetahui batasanbatasan yang dapat ditoleransi.

Masalah ini menjadi salah satu hal yang harus kita perhatikan saat memotret di gedung pertunjukan. Karena jika kita abaikan, pihak panitia tak segan untuk memperingatkan kita, ataupun mengeluarkan kita dari gedung pertunjukan. Salah satu cara menghindari gangguan ini adalah memotret pada geladi resik pertunjukan, di mana para pemain berlatih dengan kostum lengkap serta menampilkan adegan dan koreografi yang sama persis dengan pertunjukan nantinya.

Namun, tetap hindari memotret secara simultan dan jangan gunakan fitur continous shooting , walaupun adegan di panggung berada pada puncaknya, agar konsentrasi para pemain yang telah berlatih dalam waktu lama tak terganggu oleh keberadaan kita. Pemakaian fitur silent drive yang ada pada beberapa tipe kamera DSLR juga membantu untuk mengatasi masalah ini.

Lalu, carilah posisi memotret yang baik dan yakinlah kita akan mendapatkan sudut yang baik dari posisi tersebut. Hindari berpindahpindah tempat terutama saat pertunjukan telah berlangsung, karena hal tersebut juga mengganggu penonton. Pelajari set panggung, jika sudut pemotretan dari tempat kita berada memang sangat buruk, pindahlah sekali saja. Biasanya posisi belakang barisan penonton di tengah gedung pertunjukan menjadi lokasi terbaik untuk memotret.

Sisi ini memungkinkan kita mendapatkan sudut pandang yang tak terhalang penonton, sekaligus tempat paling aman untuk mengantisipasi perubahan koreografi. Kemudian sebelum memotret, pelajari juga cerita yang dipentaskan supaya kita bisa mengetahui karakter mana yang merupakan tokoh utama dalam pertunjukan tersebut. Mempelajari cerita juga memudahkan kita untuk mengikuti jalannya pertunjukan dan mengantisipasi puncak adegan untuk diabadikan.

Satu hal yang juga perlu diperhatikan saat memotret teater, yaitu koreografi penari yang terus berubah. Pergerakan di atas panggung ini juga membutuhkan penyesuaian saat memotret terutama saat mencari fokus. Jika pergerakannya sangat cepat, gunakanlah fitur AI Servo agar fokus kamera terus mengunci ke mana pun penari bergerak. Kecepatan rana yang digunakan juga harus diperhitungkan agar tidak objek tidak terlihat blur akibat pergerakannya tersebut.

Hindari penggunaan speed di bawah 1/60 seconds, kecuali kita ingin bereksperimen dengan slow speed. Pemakaian lensa tele dengan diafragma lebar (f/2.8) juga sangatlah membantu bagi kita untuk mendapatkan pencahayaan normal dan kecepatan rana tinggi. Pencahayaan panggung yang cenderung minim dengan dominasi latar belakang yang gelap membuat pengukuran pencahayaan pada kamera harus diperhatikan.

Lihatlah foto teater karya fotografer KORAN SINDO Ramadhan Adiputra di atas, perhatikan dominasi warna gelap pada komposisi. Pengukuran otomatis pada kamera, baik DSLR, kamera saku, ataupun kamera smartphone cenderung mengukur rata pencahayaan pada seluruh bidang komposisi. Hasilnya, karena kamera cenderung mengukur pencahayaan untuk menjadikan foto terlihat normal maka pada bidang yang diterangi lampu panggung akan terlihat over exposure (terlalu terang).

Untuk mengantisipasinya, manfaatkan fitur exposure compensation pada kamera, turunkan pencahayaan hingga -1 stop. Menurunkan kompensasi hingga satu stop akan membuat hasil foto terlihat normal. Ada hal lain yang haruslah kita hindari saat memotret dalam pertunjukan, yaitu penggunaan flash .

Jangan gunakan flash , karena akan merusak tata lampu panggung yang merupakan satu kesatuan dengan koreografi dalam pertunjukan. Kemudian mengingat jarak yang relatif jauh antara posisi memotret dan panggung, lensa tele sangatlah diperlukan dalam memotret teater.

Arie yudhistira
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3870 seconds (0.1#10.140)