Perindo Harus Mengakar hingga TPS
A
A
A
SURABAYA - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo (HT) optimistis Perindo dapat bersaing pada Pemilu 2019. Salah satu syaratnya, perjuangan kader harus mengakar di masyarakat hingga ke tingkat paling bawah.
HT mengatakan, perjuangan membesarkan partai dan membangun Indonesia harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan tersebut akan membuat perjuangan kuat dan mengakar. ”Sentuh masyarakat hingga tingkat paling bawah, sampai ke RT, bahkan TPS (tempat pemungutan suara),” ujarnya dalam pidato politik pada deklarasi dan pelantikan pengurus DPW dan DPD Partai Perindo se-Jawa Timur di Gedung Olahraga (GOR) Pancasila, Surabaya, kemarin.
Karena itu, HT meminta kepada pengurus di tingkat wilayah (DPW) untuk memilih orang-orang potensial masuk dalam kepengurusan. Mereka yang direkrut harus yang mumpuni, memiliki integritas, kapabilitas dan militansi yang tinggi. ”Tiga sifat penting itu harus dimiliki semua pengurus Partai Perindo sehingga partai ini benar- benar berkualitas dan bisa membawa perubahan; karena tujuan partai ini adalah berjuang, bukan untuk meramaikan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, HT juga meminta kepada pengurus DPW, DPD, dan DPC untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan partai punya dampak bagi masyarakat. Perjuangan yang dilakukan partai perlu dipastikan benar-benar telah memberi manfaat bagi kesejahteraan bersama. ”Perindo datang bukan untuk meramaikan, tetapi untuk berjuang membangun bangsa menjadi sejahtera,” tegasnya, disambut tepuk tangan ribuan kader dan simpatisan.
Cita-cita membawa Indonesia lebih sejahtera, lanjut HT, bukan tanpa alasan. Pasalnya, saat ini Indonesia masih jauh dari sejahtera. Indikasinya, kesenjangan sosial masih cukup tinggi. Itu antara lain ditandai angka kemiskinan yang masih cukup besar. Kondisi ini, lanjut HT, belum juga mampu diselesaikan pemerintah, termasuk partai politik yang ada saat ini. Sebagai contoh, Indonesia sampai saat ini masih mengimpor kebutuhan bahan pokok.
Padahal, Indonesia sejak dulu dikenal makmur dan punya segalanya. Apa yang tidak ada di negara lain ada di negeri ini. Namun faktanya, masyarakat Indonesia masih kekurangan. Dijelaskan, laut Indonesia luas, tapi garam masih impor. Begitu juga beras dan kebutuhan pokok lainnya. Bahkan di Kalimantan sebagai daerah penghasil batu bara, 30% listriknya juga masih impor.
”Nah, karena alasan inilah Perindo hadir. Masalah yang dihadapi bangsa ini cukup banyak. Perindo hadir untuk melengkapi dan membangun kesejahteraan itu,” ujarnya. Ketua DPW Partai Perindo Jatim Muhammad Mirdasy mengatakan, setelah deklarasi kemarin, seluruh pengurus mulai DPW hingga DPC akan langsung bekerja. Mereka akan mengenalkan misi dan perjuangan partai itu kepada masyarakat.
”Sebagaimana misi Ketua Umum, kami ingin Perindo bukan sekadar menjadi peserta pada Pemilu 2019 nanti, tetapi juga menjadi pemenang,” katanya. Dengan pelantikan kemarin, kepengurusan Perindo di Jatim telah final. ”Saat ini sudah 522 kecamatan terbentuk. Karena itu, kami siap manakala KPU melakukan verifikasi faktual,” ujarnya.
Memotivasi Mahasiswa
Selain melantik pengurus Partai Perindo, dalam kunjungan ke Surabaya kemarin HT juga memberikan kuliah umum kewirausahaan dan kebangsaan bertema ”Membangun Ekonomi Indonesia Menghadapi PersainganEkonomiGlobal” diUniversitas Dr Soetomo (Unitomo). HT yang juga CEO MNC Group ini, berbagi pengalaman tentang dunia bisnis serta memotivasi mahasiswa agar berminat terjunmenjadipengusaha. Pada kesempatan itu HT mengaku ke depan bakal menanggalkan banyak posisi penting di perusahaan induk maupun anak perusahaan yang dipimpinnya.
Tujuannya ingin memiliki banyak waktu untuk bekerja bagi bangsa dan negara. HT mengaku hanya akan mempertahankan dua posisi direktur utama (dirut). ”Saya aktif sebagai CEO. Akhir tahun ini mau mundur (dari banyak perusahaan). Saya hanya akan pegang dua dirut saja supaya punya waktu untuk berkiprah pada bangsa dan negara,” katanya.
Di hadapan pengurus Yayasan Pendidikan Cendekia Utama (YPCU), rektor, pembantu rektor, dekan, dosen, dan mahasiswa Unitomo, HT juga mengungkapkan kesedihannya melihat kondisi Indonesia sekarang. Selain prihatin karena Indonesia harus mengimpor kebutuhan pokoknya, dia juga menyoroti tidak seimbangnya antara lapangan kerja dengan jumlah pencari kerja. Pertumbuhan ekonomi 5% disebutnya tidak optimal.
”Pertumbuhan (Indonesia) sekarang terkonsentrasi pada masyarakat atas. Kesenjangan ekonomi tinggi,” bebernya. Selain itu, banyak elemen masyarakat kesulitan mendapatkan permodalan. Banyak masyarakat ketinggalan dari sisi ekonomi, terutama nelayan dan petani. ”Indonesia tidak akan maju jika kesenjangan ekonomi tinggi. Indonesia, masyarakatnya yang jadi pengusaha di bawah 2%. Untuk bisa maju harus lebih, paling tidak harus 4, 5, atau 6% jadi pengusaha,” katanya.
Pada kesempatan itu, HT juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi. Rektor Unitomo Bachrul Amiq mengatakan, dirinya bangga HT dua kali mendatangi kampus yang dipimpinnya.
”Pak Hary Tanoe datang untuk sharing pengalaman. Tidak cukup jika mahasiswa belajar teori saja, berada diruangkuliah, mendapat materi dari dosen. Mahasiswa harus bersinggungan dengan dunia nyata, tokoh sukses, praktisi yang malang melintang di dunia bisnis seperti Pak Hary Tanoe,” papar Amiq.
Ihya ulumuddin/ Soeprayitno
HT mengatakan, perjuangan membesarkan partai dan membangun Indonesia harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan tersebut akan membuat perjuangan kuat dan mengakar. ”Sentuh masyarakat hingga tingkat paling bawah, sampai ke RT, bahkan TPS (tempat pemungutan suara),” ujarnya dalam pidato politik pada deklarasi dan pelantikan pengurus DPW dan DPD Partai Perindo se-Jawa Timur di Gedung Olahraga (GOR) Pancasila, Surabaya, kemarin.
Karena itu, HT meminta kepada pengurus di tingkat wilayah (DPW) untuk memilih orang-orang potensial masuk dalam kepengurusan. Mereka yang direkrut harus yang mumpuni, memiliki integritas, kapabilitas dan militansi yang tinggi. ”Tiga sifat penting itu harus dimiliki semua pengurus Partai Perindo sehingga partai ini benar- benar berkualitas dan bisa membawa perubahan; karena tujuan partai ini adalah berjuang, bukan untuk meramaikan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, HT juga meminta kepada pengurus DPW, DPD, dan DPC untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan partai punya dampak bagi masyarakat. Perjuangan yang dilakukan partai perlu dipastikan benar-benar telah memberi manfaat bagi kesejahteraan bersama. ”Perindo datang bukan untuk meramaikan, tetapi untuk berjuang membangun bangsa menjadi sejahtera,” tegasnya, disambut tepuk tangan ribuan kader dan simpatisan.
Cita-cita membawa Indonesia lebih sejahtera, lanjut HT, bukan tanpa alasan. Pasalnya, saat ini Indonesia masih jauh dari sejahtera. Indikasinya, kesenjangan sosial masih cukup tinggi. Itu antara lain ditandai angka kemiskinan yang masih cukup besar. Kondisi ini, lanjut HT, belum juga mampu diselesaikan pemerintah, termasuk partai politik yang ada saat ini. Sebagai contoh, Indonesia sampai saat ini masih mengimpor kebutuhan bahan pokok.
Padahal, Indonesia sejak dulu dikenal makmur dan punya segalanya. Apa yang tidak ada di negara lain ada di negeri ini. Namun faktanya, masyarakat Indonesia masih kekurangan. Dijelaskan, laut Indonesia luas, tapi garam masih impor. Begitu juga beras dan kebutuhan pokok lainnya. Bahkan di Kalimantan sebagai daerah penghasil batu bara, 30% listriknya juga masih impor.
”Nah, karena alasan inilah Perindo hadir. Masalah yang dihadapi bangsa ini cukup banyak. Perindo hadir untuk melengkapi dan membangun kesejahteraan itu,” ujarnya. Ketua DPW Partai Perindo Jatim Muhammad Mirdasy mengatakan, setelah deklarasi kemarin, seluruh pengurus mulai DPW hingga DPC akan langsung bekerja. Mereka akan mengenalkan misi dan perjuangan partai itu kepada masyarakat.
”Sebagaimana misi Ketua Umum, kami ingin Perindo bukan sekadar menjadi peserta pada Pemilu 2019 nanti, tetapi juga menjadi pemenang,” katanya. Dengan pelantikan kemarin, kepengurusan Perindo di Jatim telah final. ”Saat ini sudah 522 kecamatan terbentuk. Karena itu, kami siap manakala KPU melakukan verifikasi faktual,” ujarnya.
Memotivasi Mahasiswa
Selain melantik pengurus Partai Perindo, dalam kunjungan ke Surabaya kemarin HT juga memberikan kuliah umum kewirausahaan dan kebangsaan bertema ”Membangun Ekonomi Indonesia Menghadapi PersainganEkonomiGlobal” diUniversitas Dr Soetomo (Unitomo). HT yang juga CEO MNC Group ini, berbagi pengalaman tentang dunia bisnis serta memotivasi mahasiswa agar berminat terjunmenjadipengusaha. Pada kesempatan itu HT mengaku ke depan bakal menanggalkan banyak posisi penting di perusahaan induk maupun anak perusahaan yang dipimpinnya.
Tujuannya ingin memiliki banyak waktu untuk bekerja bagi bangsa dan negara. HT mengaku hanya akan mempertahankan dua posisi direktur utama (dirut). ”Saya aktif sebagai CEO. Akhir tahun ini mau mundur (dari banyak perusahaan). Saya hanya akan pegang dua dirut saja supaya punya waktu untuk berkiprah pada bangsa dan negara,” katanya.
Di hadapan pengurus Yayasan Pendidikan Cendekia Utama (YPCU), rektor, pembantu rektor, dekan, dosen, dan mahasiswa Unitomo, HT juga mengungkapkan kesedihannya melihat kondisi Indonesia sekarang. Selain prihatin karena Indonesia harus mengimpor kebutuhan pokoknya, dia juga menyoroti tidak seimbangnya antara lapangan kerja dengan jumlah pencari kerja. Pertumbuhan ekonomi 5% disebutnya tidak optimal.
”Pertumbuhan (Indonesia) sekarang terkonsentrasi pada masyarakat atas. Kesenjangan ekonomi tinggi,” bebernya. Selain itu, banyak elemen masyarakat kesulitan mendapatkan permodalan. Banyak masyarakat ketinggalan dari sisi ekonomi, terutama nelayan dan petani. ”Indonesia tidak akan maju jika kesenjangan ekonomi tinggi. Indonesia, masyarakatnya yang jadi pengusaha di bawah 2%. Untuk bisa maju harus lebih, paling tidak harus 4, 5, atau 6% jadi pengusaha,” katanya.
Pada kesempatan itu, HT juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi. Rektor Unitomo Bachrul Amiq mengatakan, dirinya bangga HT dua kali mendatangi kampus yang dipimpinnya.
”Pak Hary Tanoe datang untuk sharing pengalaman. Tidak cukup jika mahasiswa belajar teori saja, berada diruangkuliah, mendapat materi dari dosen. Mahasiswa harus bersinggungan dengan dunia nyata, tokoh sukses, praktisi yang malang melintang di dunia bisnis seperti Pak Hary Tanoe,” papar Amiq.
Ihya ulumuddin/ Soeprayitno
(ars)