12 Polisi Malaysia Ditangkap

Jum'at, 29 Mei 2015 - 07:57 WIB
12 Polisi Malaysia Ditangkap
12 Polisi Malaysia Ditangkap
A A A
WANG KELIAN - Sebanyak 12 polisi Malaysia diduga terlibat dalam kasus perdagangan manusia. Hal ini terkuak setelah ditemukan kuburan massal di bagian utara Malaysia.

Wakil Menteri Dalam Negeri Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengatakan, 4 dari 12 polisi tersebut ditangkap selama penyelidikan sejak awal tahun lalu dan 8 lainnya ditangkap Komisi Antikorupsi karena dituduh terlibat dalam perdagangan manusia. ”Kami harus melihat apakah mereka ada hubungannya atau tidak dengan kamp-kamp (penyelundupan manusia) yang ditemukan. Karena penangkapan dilakukan di utara, kami menduga mungkin ada hubungannya,” ujar Junaidi seperti dilansir AFP kemarin .

Sebelumnya pada Mei lalu, polisi Thailand juga menemukan kuburan massal yang diduga imigran etnik muslim Rohingya dan Bangladesh serta kamp penampungan imigran di sisi perbatasan Thailand. Penemuan tersebut memunculkan kecurigaan adanya pejabat kedua negara di wilayah perbatasan yang terlibat dalam kasus penyelundupan manusia. ”Ini bukan hanya masalah Malaysia, ini masalah internasional karena orang-orang datang dari Bangladesh dan Myanmar. Ini adalah masalah ASEAN ” tegas Junaidi.

Sementara itu, upaya penggalian kuburan massal yang dilakukan pemerintah Malaysia sejak Selasa (26/5) lalu membuahkan hasil. Mereka mengatakan menemukan 139 mayat yang terbungkus kain putih. ”Berdasarkan ukuran kuburan setelah dibersihkan, kami menduga satu kuburan diisi satu jenazah,” ujar Junaidi. Malaysia dianggap menjadi tempat favorit bagi imigran Rohingya karena dianggap banyak peluang kerja. Selain itu, mayoritas warganya muslim.

Para imigran sering melakukan perjalanan ke Thailand dengan perahu, kemudian mendarat di sebelah utara Malaysia. Berbagai cara dilakukan untuk menyelesaikan krisis imigran di wilayah Asia Tenggara. Bangladesh yang menjadi salah satu negara penyumbang imigran karena dipicu masalah ekonomi berencana menempatkan ribuan migran asal Rohingya yang selama bertahun-tahun hidup di kamp pengungsian dekat perbatasan Myanmar ke sebuah pulau di wilayah selatan.

Kepala Urusan Pengungsi Bangladesh Amit Kumar Baul mengatakan, rencana ini dimulai dengan merelokasi imigran ke Pulau Hatiya di Teluk Benggala. Langkah tersebut mendapatkan dukungan Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina. ”Relokasi kamp pengungsi Rohingya pasti akan berlangsung. Sejauh ini langkah informal telah diambil sesuai dengan arahan PM,” tutur Amit Kumar seperti dikutip AFP.

Bangladesh menjadi tempat bagi 32.000 pengungsi Rohingya yang berlindung di dua kamp di distrik tenggara Cox Bazar, berbatasan dengan Myanmar. Mohammad Islam, seorang pemimpin Rohingya, mengatakan, langkah pemindahan pengungsi tersebut hanya akan membuat hidup mereka lebih buruk. Apalagi mereka telah bertahun-tahun mendekam di kamp penampungan.

”Kami ingin Pemerintah Bangladesh dan organisasi internasional untuk menyelesaikan masalah kami dari tempat penampungan ini,” ujar Islam yang tinggal di kamp pengungsian. Untuk memberantas kasus penyelundupan manusia, Pemerintah Bangladesh membentuk tujuh pengadilan khusus untuk mengadili para tersangka kasus perdagangan manusia. ”Kami memutuskan untuk membentuk pengadilan khusus bernama Pengadilan Pencegahan Perdagangan Manusia,” ujar Menteri Hukum Anisul Huq seperti dikutip Zeenews .

Polisi Bangladesh bahkan telah menembak mati sedikitnya 5 pelaku perdagangan manusia dari sekitar 100 orang yang dianggap terlibat. Sementara itu, tokoh spiritual Tibet, Dalai Lama, mendesak tokohoposisiMyanmaryangjuga peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi untuk membantu mengatasi krisis imigran Rohingya. Sejauh ini Aung San Suu Kyi belum banyak berbicara mengenai masalah ini.

Padahal Myanmar disebut sebagai salah satu sumber krisis imigran di Asia Tenggara. ”Ini sangat menyedihkan. Saya berharap Aung San Suu Kyi sebagai pemenang Nobel bisa melakukan sesuatu,” ujarnya kepada koran Australia.

Ananda nararya
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0579 seconds (0.1#10.140)