Dua Kubu Siap Dimediasi Mbah Moen
A
A
A
JAKARTA - Dua kubu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yakni PPP hasil Muktamar Jakarta pimpinan Djan Faridz dan PPP hasil Muktamar Surabaya pimpinan Romahurmuziy (Romi), mulai memformulasikan konsep islah.
Kedua kubu mulai memikirkan jalan damai karena itu dinilai pilihan bijak agar PPP dapat mengikuti pilkada serentak 2015. ”Islah kan bagus, ya. Mungkin akan islah karena PPP partai Islam dan cinta damai. Proses menuju ke sana akan kita bahas pada rapimnas 1–2 Juni di DPP. Itu alternatif yang utama,” ujar Sekretaris Jenderal DPP PPP kubu Djan Faridz, Achmad Dimyati Natakusumah, di Jakarta kemarin.
Dimyati berpandangan, setidaknya akan tercapai islah terbatas oleh dua kubu agar PPP bisa mengikuti pilkada serentak 2015. Namun tidak menutup kemungkinan jika PPP bisa melakukan islah secara keseluruhan dan bersatu dalam satu kepengurusan. ”Minimalnya sih islah terbatas, maksimalnya tentu islah paripurna. Semua jangan ada yang pecah, jangan ada yang membentuk partai baru,” ujar anggota Komisi I DPR itu.
Mengenai proses hukum, menurut Dimyati, pihaknya sedang menunggu hasil putusan banding Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) di PT TUN. Adapun untuk tokoh yang akan memediasi islah, Dimyati menilai di PPP banyak ulama dan kiai, termasuk Kiai Maimoen Zubair (Mbah Moen). Oleh karena itu, Dimyati sangat yakin PPP bisa berdamai seperti halnya yangsedangdijajaki duakubuyang bertikaidiPartaiGolkar.
”Pak Djan Faridz kan NU (Nahdlatul Ulama), Romi NU, tinggal disatukan. Tapi kan ada orang-orang yang memecah belah, yang membuat konflik, mencari kesempatan dalam kesempitan, termasuklah di antaranya Yasonna Laoly,” ujarnya. Dihubungi terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP kubu Romi, Arsul Sani, mengatakan sejak Rapimnas PPP bulan Maret lalu pihaknya sudah membicarakan perihal islah ini.
”Kita dari sekarang siap bicara soal islah, itu pintu yang tidak pernah kita tutup,” kata juru bicara DPP PPP kubu Romi itu kemarin. Namun, menurut Arsul, persoalannya ketika islah tidak boleh ada kesepakatan yang keluar dari koridor AD/ART partai. Masalahnya, kata dia, Djan Faridz meminta untuk menjadi ketua umum dan itu menabrak AD/ART partai karena dia tidak pernah menjadi pengurus di DPP PPP periode sebelumnya.
Adapun mengenai Mbah Moen yang akan dipilih sebagai mediator islah, dia menilai hal itu bukan masalah. Bahkan, kalau Mbah Moen mengundang berdialog, pihaknya bersedia hadir. ”Secara formal belum dibicarakan soal islah (dengan PPP Djan), tapi kalau informal sering kan ketemu di DPR. Targetnya memang kita islah sebelum pendaftaran pilkada,” ujarnya.
Sementara itu, Djan Faridz menilai usulan islah terbatas hanya untuk tujuan ikut pilkada serentak bukan solusi terbaik. ”Kalau islah hanya dalam rangka pilkada, itu namanya pura-pura. Kita terbuka buat mereka kembali gabung untuk membesarkan partai ini,” ujarnya kemarin. Djan mengatakan, pihaknya akan menunggu hasil putusan banding di PT TUN.
Kiswondari/ mula akmal
Kedua kubu mulai memikirkan jalan damai karena itu dinilai pilihan bijak agar PPP dapat mengikuti pilkada serentak 2015. ”Islah kan bagus, ya. Mungkin akan islah karena PPP partai Islam dan cinta damai. Proses menuju ke sana akan kita bahas pada rapimnas 1–2 Juni di DPP. Itu alternatif yang utama,” ujar Sekretaris Jenderal DPP PPP kubu Djan Faridz, Achmad Dimyati Natakusumah, di Jakarta kemarin.
Dimyati berpandangan, setidaknya akan tercapai islah terbatas oleh dua kubu agar PPP bisa mengikuti pilkada serentak 2015. Namun tidak menutup kemungkinan jika PPP bisa melakukan islah secara keseluruhan dan bersatu dalam satu kepengurusan. ”Minimalnya sih islah terbatas, maksimalnya tentu islah paripurna. Semua jangan ada yang pecah, jangan ada yang membentuk partai baru,” ujar anggota Komisi I DPR itu.
Mengenai proses hukum, menurut Dimyati, pihaknya sedang menunggu hasil putusan banding Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) di PT TUN. Adapun untuk tokoh yang akan memediasi islah, Dimyati menilai di PPP banyak ulama dan kiai, termasuk Kiai Maimoen Zubair (Mbah Moen). Oleh karena itu, Dimyati sangat yakin PPP bisa berdamai seperti halnya yangsedangdijajaki duakubuyang bertikaidiPartaiGolkar.
”Pak Djan Faridz kan NU (Nahdlatul Ulama), Romi NU, tinggal disatukan. Tapi kan ada orang-orang yang memecah belah, yang membuat konflik, mencari kesempatan dalam kesempitan, termasuklah di antaranya Yasonna Laoly,” ujarnya. Dihubungi terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP kubu Romi, Arsul Sani, mengatakan sejak Rapimnas PPP bulan Maret lalu pihaknya sudah membicarakan perihal islah ini.
”Kita dari sekarang siap bicara soal islah, itu pintu yang tidak pernah kita tutup,” kata juru bicara DPP PPP kubu Romi itu kemarin. Namun, menurut Arsul, persoalannya ketika islah tidak boleh ada kesepakatan yang keluar dari koridor AD/ART partai. Masalahnya, kata dia, Djan Faridz meminta untuk menjadi ketua umum dan itu menabrak AD/ART partai karena dia tidak pernah menjadi pengurus di DPP PPP periode sebelumnya.
Adapun mengenai Mbah Moen yang akan dipilih sebagai mediator islah, dia menilai hal itu bukan masalah. Bahkan, kalau Mbah Moen mengundang berdialog, pihaknya bersedia hadir. ”Secara formal belum dibicarakan soal islah (dengan PPP Djan), tapi kalau informal sering kan ketemu di DPR. Targetnya memang kita islah sebelum pendaftaran pilkada,” ujarnya.
Sementara itu, Djan Faridz menilai usulan islah terbatas hanya untuk tujuan ikut pilkada serentak bukan solusi terbaik. ”Kalau islah hanya dalam rangka pilkada, itu namanya pura-pura. Kita terbuka buat mereka kembali gabung untuk membesarkan partai ini,” ujarnya kemarin. Djan mengatakan, pihaknya akan menunggu hasil putusan banding di PT TUN.
Kiswondari/ mula akmal
(bbg)