Wartawan yang Lugas saat Bertugas

Rabu, 27 Mei 2015 - 09:18 WIB
Wartawan yang Lugas saat Bertugas
Wartawan yang Lugas saat Bertugas
A A A
Selasa(26/5) pagi kemarin, kru KORAN SINDO Biro Makassar berdukacita atas kepergian Muhammad Syahrullah yang selama ini menjabat redaktur di halaman daerah dan ekonomi.

Syahrullah yang sering disapa Ulla, meninggal di rumahnya di BTN Papan Lestari, Kumala Permai, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), setelah melawan penyakit kanker hati yang dideritanya kurang lebih satu tahun. Dia meninggalkan istri, Afrina, dan dua anaknya, Eki, 6, dan Aliyah Mustika, 19 bulan. Sebelum meninggal, Ulla telah dirawat di berbagai rumah sakit di Kota Makassar, serta berobat tradisional (alternatif), dan terakhir dirawat di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unhas.

Kepergian Ulla meninggalkan luka mendalam bagi rekanrekannya, baik wartawan cetak, elektronik (televisi), maupun radio. Hal itu terlihat di kediamannya kemarin, sebelum jenazah diberangkatkan ke Kabupaten Jeneponto untuk dikebumikan. Dari catatan manajemen Media Nusantara Indonesia (MNI), Ulla terdaftar sebagai karyawan sejak 2007, di mana saat itu baru dibentuk KORAN SINDO Biro Makassar.

Selanjutnya, dia saat itu ditugaskan di daerah selatan Sulsel dan meng-cover beberapa kabupaten, di antaranya Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba. Ulla yang merupakan alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada 2001, dikenal sebagai wartawan yang lugas di setiap daerah penugasannya. Ulla yang lahir pada 14 Februari 1983 ini bertugas di daerah sekitar dua tahun.

Dia kemudian ditarik ke Kota Makassar guna mengawal informasi seputar tim sepak bola PSM, ekonomi, dan komunitas. Dia lalu langsung ditarik ke Jakarta sebagai tim redaktur. Pada 2012, dia kembali ke Makassar untuk diperbantukan sebagai redaktur ekonomi. Di mata teman-temannya, Ulla dikenal gampang bergaul dan beradaptasi kepada siapa pun. ”Kami sering nongkrong bersama Ulla di warung kopi (warkop). Dia itu enak ditemani ngobrol dan sharing. Kalau tidak ada Ulla, tidak seru dan ramai,” cetus rekannya, Rasyid Alfarisi, kemarin.

Pada beberapa kesempatan, Ulla yang meluangkan waktu nongkrong di warkop sering juga berdiskusi dalam segala hal baik ekonomi, politik, olahraga, hinggakomunitas. Bahkan, ideidenya kerap menjadi bahan diskusi di meja rapat redaksi. Istri Ulla, Afrina, menuturkan, setelah divonis dokter mengidap penyakit kanker hati, keteguhan hatinya untuk sembuh sangat luar biasa dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.

”Kak Ulla punya semangat untuk sembuh luar biasa. Dia bercita-cita ingin membesarkan dua anaknya, namun Allah SWT lebih mencintainya,” ujar Afrina.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4088 seconds (0.1#10.140)