Sepak Bola Indonesia Dipermalukan

Senin, 25 Mei 2015 - 10:40 WIB
Sepak Bola Indonesia Dipermalukan
Sepak Bola Indonesia Dipermalukan
A A A
JAKARTA - Konflik antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) versus PSSI semakin liar. Setelah Qatar National Bank (QNB) League 2015 dihentikan, giliran Persipura Jayapura yang terancam menjadi korban. Kerja keras tim asal Papua lolos ke 16 besar dengan menjadi juara Grup E AFC Cup 2015 bisa menjadi sia-sia.

Pahang FA, yang akan menjadi lawan Persipura di Stadion Mandala Jayapura, besok, menolak melanjutkan perjalanan ke Papua meski sudah mendarat di Jakarta karena empat pemain asing mereka tidak mendapatkan visa masuk Indonesia. Empat pemain tersebut adalah Dickson Nwakaema (Nigeria), Damian Stewart (Jamaika), Zesh Rahman (Pakistan) dan Matias Conti (Argentina). Mereka tertahan di imigrasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.

Insiden ini membuat Persipura bisa didiskualifikasi karena dianggap tidak bisa menggelar pertandingan. Apalagi, pihak Pahang FA menegaskan akan membawa insiden memalukan tersebut ke federasi sepak bola Malaysia, FAM, dan AFC. Sekretaris Kehormatan Pahang FA Fuzeimi Ibrahim menuding asosiasi sepakbola Indonesia gagal menyelesaikan masalah visa empat pemain asing mereka.

Padahal, lanjut Fuzeimi, pihaknya sudah menyerahkan semua dokumen aplikasi yang berhubungan dengan visa untuk pemain asing pada 18 Mei keKedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur.

“Mereka berjanji semua akan beres dan pemain mendapatkan visa on arrival. Sayangnya, para pemain dibiarkan terdampar di bandara (Bandara Soekarno-Hatta). Pahang FA memutuskan untuk kembali ke rumah (Minggu pagi) dan akan melaporkan masalah ini ke FAM dan AFC Senin,” tambah Fuzeimi seperti dikutip New Straits Times Online.

Insiden “telantarnya” pemain Pahang FA ini langsung mendapat tanggapan dari AFC. Melalui surat yang ditandatangani Brian Johnson kepada Sekjen PSSI Azwan Karim, AFC mengaku prihatin dengan apa yang dialami Pahang FA. AFC menilai PSSI dan Persipura Jayapura lalai dalam masalah ini. Mereka mengingatkan klub yang akan menjadi tuan rumah, Persipura, terancam sanksi.

Hal ini karena ketidakmampuan tuan rumah menyediakan visa bagi tim tamu, Pahang FA. Meski mengancam dengan sanksi, AFC memberikan sedikit keringanan bagi PSSI dan Persipura. Dengan syarat mereka harus segera menyelesaikan masalah ini.

“Wajar memang mereka (Pahang FA) menyalahkan PSSI, karena memang organisasi sepak bola satu-satunya yang diakui AFC/FIFA adalah PSSI.” ”Namun, pengurusan visa kali ini agak berbeda. Biasanya mudah sekali untuk melakukan pengurusan visa melalui Dirjen Keimigrasian,” kata Azwan kepada wartawan.

Menurut Azwan, pangkal persoalan visa para pemain Pahang FA karena sanksi administratif Menpora kepada PSSI. Bahkan, perizinan timnas U-23 saat uji coba melawan Malaysia yang awalnya sudah diizinkan disaksikan penonton menjadi tanpa penonton di last minute. “Kalau memang tujuannya Kemenpora mempermalukan bangsanya sendiri di dunia internasional, ya tercapailah tujuan itu,” sindir Azwan.

Sekretaris Persipura Rocky Bebena mengakui ada perbedaan sistem kepengurusan visa setelah PSSI dibekukan Menpora. Menurut Rocky, selama babak penyisihan grup, Persipura tidak mengalami masalah visa pemain asing. Tapi, menjelang babak 16 besar ternyata ada regulasi tambahan untuk visa pemain asing yang ke Indonesia.

“Saat kami melakukan korespondensi dengan pihak Imigrasi, mereka menyatakan sesuai surat dari Kemenpora, bahwa pemain asing yang masuk ke Indonesia harus mendapatkan izin atau rekomendasi dari BOPI atau Menpora,” ungkap Rocky.

Setelah mendapat informasi tersebut, Persipura langsung mengirim surat ke BOPI untuk mendapatkan rekomendasi. Permintaan rekomendasi juga dilakukan manajemen Persib Bandung yang akan menjamu Kitchee FC di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (27/5). Namun, surat yang diterima Persipura ternyata tidak memiliki nomor, tanggal, dan tanda tangan. Persipura pun langsung mengonfirmasi masalah tersebut ke BOPI.

Setelah direvisi, masih menurut Rocky, Persipura langsung mengirim rekomendasi tersebut ke Imigrasi. “Tapi pihak Imigrasi menyatakan jika saat itu bukan jam kerja karena libur sehingga tidak bisa melayani pengurusan visa,” kata Rocky. Anehnya, tambah Rocky, pengurusan visa untuk Kitchee FC, tamu Persib, berjalan normal. “Ada apa ini? Kalau memang maunya begini, kenapa tidak dari awal saja? Kami kan samasama bagian dari bangsa Indonesia,” keluh Rocky.

Persipura berencana mengadukan persoalan ini ke Presiden Joko Widodo “Rencana saya, manajemen Persipura, klub Persipura, Persipuramania, dan elemen lain akan menghadap Jokowi,” kata Ketua Umum Persipura Jayapura Benhur Tommy Mano saat menggelar jumpa pers di Kota Jayapura, Papua, kemarin seperti dikutip Antara.

Benhur yang juga Wali Kota Jayapura menegaskan bahwa Persipura bukan saja sebagai klub profesional, tetapi juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang Papua untuk mendapatkan hiburan di tengah sejumlah persoalan yang ada. Menurutnya, bicara Persipura berarti bicara orang Papua, bicara orang Papua pasti bicara Persipura. “Saya sedih, saya menangis, apalagi rakyat Papua. Komitmen saya, kami bagian integral dari NKRI, kami diperlakukan demikian,” katanya.

BOPI menjelaskan Persipura mengirim surat via email pada Jumat (22/5) pukul 16.00. Saat itu, Rocky juga sudah komunikasi dengan pihak BOPI (Rubby Saputra) melalui telepon dan pesan singkat di ponsel, SMS. Pada Sabtu (23/5) siang, surat rekomendasi untuk Persib dan Persipura sudah ditandatangani Ketum BOPI dan langsung didistribusikan melalui email.

Ternyata ada kesalahan dalam melampirkan file, di mana rekomendasi yang dikirim untuk Persipura ternyata yang versi belum ada tanda tangannya. BOPI segera mengirim email ulang pada pukul 15.01 WIB lengkap dengan lampiran surat rekomendasi visa bagi Pahang FA yang sudah ditandatangani Ketum BOPI. “Dengan sudah dikirimkannya rekomendasi BOPI, prosedur selanjutnya sudah menjadi tugas dan tanggung jawab manajemen Persipura,” jawab BOPI.

Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S Dewa Broto justru menyayangkan sikap Pahang FA yang buru-buru meninggalkan Indonesia. Dia sangat menyayangkan jika garagara visa pemain asing Pahang FA itu saja pertandingan dibatalkan.

“Kami baru tahu masalah itu karena Kemenpora tidak ada kaitannya dengan pengeluaran visa. Harusnya tidak boleh terjadi. Sangat disayangkan jika gara-gara itu Persipura dapat sanksi,” kata Gatot.

Mengenai kemungkinan munculnya masalah visa sebagai upaya untuk memanfaatkan situasi sepak bola Indonesia yang tengah dalam kondisi kurang baik, Gatot menjawab tidak tahu. Manajer Persib Umuh Muchtar mengaku tidak mengerti dengan kondisi sepak bola sekarang ini.

Meski tim Kota Kembang dipastikan tetap bisa menggelar laga melawan Kitchee, kasus Pahang bisa makin mencoreng sepak bola Indonesia. “Jika benar Pahang, saya berpikir kita hampir pasti akan diberi sanksi. Sudah hampir 100% akan diberi sanksi,” kata Umuh kemarin.

M maruf
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5322 seconds (0.1#10.140)