Sibolga Pos Maritim Perikanan, Perdagangan dan Wisata Bahari
A
A
A
Wali Kota Sibolga Drs. H.M. Syarfi Hutauruk menyadari bahwa sektor kemaritiman menjadi kunci utama perkembangan dan pertumbuhan Kota Sibolga, khususnya bagi kesejahteraan masyarakat.
Hal ini pun menjadi pendorong bagi dirinya untuk membangun kemaritiman di daerah itu. Kota Sibolga salah satu kota di wilayah pesisir Pantai Barat Sumatera Utara. Letaknya strategis, berpenduduk sekitar 84.481 jiwa dengan luas daerah 10,77 km.
Kota ini terus berbenah menggali potensi kemaritiman yang ada, untuk mampu menjadi poros maritim nusantara dalam sektor perikanan, perdagangan barang, jasa serta wisata bahari. Kurun waktu empat tahun, pembangunan kemaritiman di kota Sibolga sangat bertumbuh pesat.
Sejumlah bangunan baru kemaritiman berdiri megah menghiasi kota kecil itu, beberapa diantaranya seperti tempat pelelangan ikan (TPI), pabrik es, pabrik cold storage (pengesan ikan), gedung penyuluh perikanan, sarana pengisian bahan bakar nelayan berupa APMS, sarana pusat penjualan ikan (pusat pasar ikan), pelabuhan penyeberangan kapal feri, jalan transportasi ke lokasi usaha perikanan, steiger tempat bersandar kapal dan lain sebagainya termasuk dukungan keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pondok Batu Sibolga.
Bahkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal juga dipersiapkan dengan membangun Perguruan Tinggi (PT) Akademi Komunitas Negeri (AKN) Sibolga. Khusus AKN Sibolga ini sudah berdiri dan beroperasi sejak 2014 lalu. Seluruh biaya pendidikan mahasiswa sepenuhnya ditanggung lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sibolga. Ada tiga jurusan yang dibuka di AKN tersebut yang semuanya disesuaikan dengan karakteristik daerah yakni Budidaya Perikanan, Budidaya Perikanan Air Tawar danTehnologi PanganBerbasisPerikanan.
Serta dukungan keberadaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Sibolga. Termasuk pemberian dukung dan dorongan kepada putra - putri daerah masuk Perguruan Tinggi - Perguruan Tinggi Perikanan yang ada di Indonesia serta Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama.
Demikian SDM aparatur pemerintah kota Sibolga, juga terus dibenahi dan tingkatkan serta SDM dan budaya masyarakat, sehingga kedepan masyarakat kota Sibolga bisa berusaha, menerima dan membuka diri terhadap setiap perubahan masa dan kemajuan tehnologi dibidang Perikanan dan Kelautan.
Wali Kota Syarfi Hutauruk mengatakan, seluruh kegiatan pembangunan kemaritiman ini, sepenuhnya digalakkan atas dasar sejarah kemaritiman kota Sibolga, disertai didukungan letak geografis kota Sibolga, Sumber Daya Alam (SDA) kota Sibolga serta Sumber Daya Manusia (SDM) kota Sibolga serta potensi Pariwisata kota Sibolga. Termasuk peluang usaha (peluang bisnis) yang luas dari sektor ini.
”Juga oleh fenomena kehidupan masyarakat pesisir khususnya nelayan yang selama ini saya lihat sangat tertinggal jauh dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi serta dari latar belakang saya sendiri yang berasal dari anak seorang nelayan,” ucap Syarfi kepada KORAN SINDO MEDAN dikediamannya di rumah Dinas Wali Kota Sibolga, Jalan FL Tobing Sibolga.
Dari sejarah sebut mantan staf Setditjen Penerangan Umum Deppen RI (1988 - 2001) ini, kota Sibolga dulunya adalah jalur transportasi dan perdagangan maritim atau pintu gerbang perdagangan di pantai Barat Sumatera. Pada masa itu, perairan laut Teluk Tapian Nauli bersama jalur Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Makassar, laut sekitar pulau - pulau di sekitar Maluku dimanfaatkan sebagai jalur perdagangan Nasional maupun Internasional.
Jalur - jalur ini tercatat sebagai jalur strategis, sehingga banyak kapal ? kapal dari berbagai negara di Eropa dan Timur Tengah menggunakannya untuk perdagangan, baik rempah - rempah atau hasil bumi lainnya. Jalur perdagangan kota Sibolga sendiri, awalnya terletak di pulau Poncan Ketek, yang merupakan bandar kecil di Teluk Tapian Nauli. Tapi pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, atau tepatnya pada abad 19 (sembilan belas) didirikan Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang.
”Inilah potensi dari sejarah dan kita bisa lihat bagaimana jalur kemaritiman kota Sibolga sudah sangat dikenal dulunya,” tuturnya. Sedangkan dari sisi letak geografis sambung Syarfi, kota Sibolga memiliki peran strategis bagi peningkatan serta pengembangan perekonomian daerah - daerah Hinterland atau daerah - daerah yang berada di sekitar kawasan kota Sibolga.
Pasalnya, kota Sibolga yang berada diantara (ditengah) daerah - daerah Hinterland merupakan satu - satunya pintu gerbang masuknya barang - barang dan kebutuhan pokok ke daerah - daerah Hinterland baik dari wilayah Indonesia ataupun Internasional lewat jalur laut dan sebaliknya dari daerah Hinterland ke seluruh wilayah Indonesia ataupun Internasional untuk wilayah pantai barat Sumatera Utara (Sumut).
Daerah - daerah Hinterland ini mencakup, Kabupaten (Kab) Tapanuli Selatan (Tapsel), Kota Padangsidempuan, Kab Padang Lawas Utara (Paluta), Kab Padang Lawas Selatan (Palas), Kab Mandailing Natal (Madina), Kab Tapanuli Tengah (Tapteng), Kab Tapanuli Utara (Taput), Kab Humbang Hasundutan (Humbahas), Kab Dairi, Kab Toba Samosir (Tobasa) dan lima Kabupten/Kota di Kepulauan Nias. Termasuk Kab Singkli dan Sumbussalam di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.
”Ini dari letak geografis. Kota Sibolga menjadi satu - satunya pintu gerbang atau pintu masuk jalur transportasi dan distribusi barang dan kebutuhan pokok lewat jalur laut di wilayah pantai barat Sumut,” ujarnya. Kemudian dari sisi Sumber Daya Alam (SDA) sebut mantan wartawan Majalah Kartini (1986 - 1996) ini, perairan laut kota Sibolga memiliki SDA Perikanan yang besar.
Sesuai data, potensi ikan di perairan kota Sibolga include perairan Pantai Barat Sumut tercatat sekitar 1.470.000 ton per tahun, sementara kota Sibolga baru mampu memanfaatkan potensi ini sekitar 57.000 ton per tahun. ”Selanjutnya dari potensi pariwisata, dengan dukungan kesejarahan kota Sibolga sebagai daerah perjuangan dimasa Kolonial Belanda dan Jepang, bahkan pernah dijadikan sebagai pusat Keresidenan Tapanuli di Sumut, sehingga, banyak peninggalan sejarah yang bisa dijadikan sebagai potensi pariwisata di kota ini.
Apalagi didukung oleh potensi wisata bahari dan laut kota Sibolga, serta bila dipadukan dengan potensi wisata daerah Hinterland,” beber Syarfi. Sementara dari sisi peluang bisnis (usaha) imbuh Syarfi, dapat dipastikan bahwa sektor kemaritiman akan mampu membuka banyak peluang bisnis bagi peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Peluang bisnis bisa tercipta dari berbagai sisi, baik sisi laut, darat maupun udara. ”Dari dari sisi laut misalnya, mampu menciptakan peluang usaha di sektor perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi, pertambangan dan energi, pariwisata bahari dan transportasi laut,” ujar putra kelahiran Sorkam, Tapteng ini. Sedangkan dari sisi darat, bisa berdiri berbagai pelaku - pelaku usaha dibidang pergudangan dan logistik serta lainnya.
”Contoh, pengiriman kebutuhan sembilan bahan pokok dan juga bahan bangunan, sepeda motor (Septor), mobil dan lainnya ke kepulauan Nias, diketahui harus melalui kota Sibolga. Sebaliknya pengiriman barang dan kebutuhan pokok serta potensi SDA dari dan ke daerah Hinterland,” paparnya.
Juga dari sisi udara berkenaan dengan sektor kemaritiman ini sambung Syarfi, tak kalah memberikan peluang bisnis yang besar bagi masyarakat ataupun pelaku bisnis. Hal tersebut sekaitan dengan masuknya penerbangan dan tingginya tingkat okupasi penumpang Garuda lewat Bandara FL Tobing, Tapteng. Ini tentunya telah memicu Garuda untuk menambah armada danrute penerbangan dan dipastikan akan mengundang pesawat lainnya seperti jenis kargo.
Dan ini tentunya peluang usaha besar, karena dengan tingginya tingkat okupasi penumpang, maka akan membuka peluang usaha di sektor transportasi, pariwisata bahari, perhotelan, rumah makan dan lain sebagainya. Terlebih peluang usaha pengiriman barang dan hasil perikanan asal Sibolga dan daerah Hinterland lewat udara.
”Maka saya pikir, untuk pertumbuhan kawasan ekonomi baru dan pertumbuhan perdagangan, sebuah daerah yang berbasis perdagangan dan tempat singgah barang dan jasa, Sibolga sangat menjanjikan. Apalagi didukung oleh keamanan daerah ini.
Sehingga kalau ditanya, siapkah kota Sibolga sebagai salah satu kawasan Poros Maritim Dunia atau Poros Maritim Nusantara, tentu siap,” kata Syarfi, yang telah berulang kali meraih sejumlah penghargaan tingkat Nasional atas nama Pemko Sibolga ini.
Jonny simatupang
Hal ini pun menjadi pendorong bagi dirinya untuk membangun kemaritiman di daerah itu. Kota Sibolga salah satu kota di wilayah pesisir Pantai Barat Sumatera Utara. Letaknya strategis, berpenduduk sekitar 84.481 jiwa dengan luas daerah 10,77 km.
Kota ini terus berbenah menggali potensi kemaritiman yang ada, untuk mampu menjadi poros maritim nusantara dalam sektor perikanan, perdagangan barang, jasa serta wisata bahari. Kurun waktu empat tahun, pembangunan kemaritiman di kota Sibolga sangat bertumbuh pesat.
Sejumlah bangunan baru kemaritiman berdiri megah menghiasi kota kecil itu, beberapa diantaranya seperti tempat pelelangan ikan (TPI), pabrik es, pabrik cold storage (pengesan ikan), gedung penyuluh perikanan, sarana pengisian bahan bakar nelayan berupa APMS, sarana pusat penjualan ikan (pusat pasar ikan), pelabuhan penyeberangan kapal feri, jalan transportasi ke lokasi usaha perikanan, steiger tempat bersandar kapal dan lain sebagainya termasuk dukungan keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pondok Batu Sibolga.
Bahkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal juga dipersiapkan dengan membangun Perguruan Tinggi (PT) Akademi Komunitas Negeri (AKN) Sibolga. Khusus AKN Sibolga ini sudah berdiri dan beroperasi sejak 2014 lalu. Seluruh biaya pendidikan mahasiswa sepenuhnya ditanggung lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sibolga. Ada tiga jurusan yang dibuka di AKN tersebut yang semuanya disesuaikan dengan karakteristik daerah yakni Budidaya Perikanan, Budidaya Perikanan Air Tawar danTehnologi PanganBerbasisPerikanan.
Serta dukungan keberadaan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Sibolga. Termasuk pemberian dukung dan dorongan kepada putra - putri daerah masuk Perguruan Tinggi - Perguruan Tinggi Perikanan yang ada di Indonesia serta Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama.
Demikian SDM aparatur pemerintah kota Sibolga, juga terus dibenahi dan tingkatkan serta SDM dan budaya masyarakat, sehingga kedepan masyarakat kota Sibolga bisa berusaha, menerima dan membuka diri terhadap setiap perubahan masa dan kemajuan tehnologi dibidang Perikanan dan Kelautan.
Wali Kota Syarfi Hutauruk mengatakan, seluruh kegiatan pembangunan kemaritiman ini, sepenuhnya digalakkan atas dasar sejarah kemaritiman kota Sibolga, disertai didukungan letak geografis kota Sibolga, Sumber Daya Alam (SDA) kota Sibolga serta Sumber Daya Manusia (SDM) kota Sibolga serta potensi Pariwisata kota Sibolga. Termasuk peluang usaha (peluang bisnis) yang luas dari sektor ini.
”Juga oleh fenomena kehidupan masyarakat pesisir khususnya nelayan yang selama ini saya lihat sangat tertinggal jauh dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi serta dari latar belakang saya sendiri yang berasal dari anak seorang nelayan,” ucap Syarfi kepada KORAN SINDO MEDAN dikediamannya di rumah Dinas Wali Kota Sibolga, Jalan FL Tobing Sibolga.
Dari sejarah sebut mantan staf Setditjen Penerangan Umum Deppen RI (1988 - 2001) ini, kota Sibolga dulunya adalah jalur transportasi dan perdagangan maritim atau pintu gerbang perdagangan di pantai Barat Sumatera. Pada masa itu, perairan laut Teluk Tapian Nauli bersama jalur Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Makassar, laut sekitar pulau - pulau di sekitar Maluku dimanfaatkan sebagai jalur perdagangan Nasional maupun Internasional.
Jalur - jalur ini tercatat sebagai jalur strategis, sehingga banyak kapal ? kapal dari berbagai negara di Eropa dan Timur Tengah menggunakannya untuk perdagangan, baik rempah - rempah atau hasil bumi lainnya. Jalur perdagangan kota Sibolga sendiri, awalnya terletak di pulau Poncan Ketek, yang merupakan bandar kecil di Teluk Tapian Nauli. Tapi pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, atau tepatnya pada abad 19 (sembilan belas) didirikan Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang.
”Inilah potensi dari sejarah dan kita bisa lihat bagaimana jalur kemaritiman kota Sibolga sudah sangat dikenal dulunya,” tuturnya. Sedangkan dari sisi letak geografis sambung Syarfi, kota Sibolga memiliki peran strategis bagi peningkatan serta pengembangan perekonomian daerah - daerah Hinterland atau daerah - daerah yang berada di sekitar kawasan kota Sibolga.
Pasalnya, kota Sibolga yang berada diantara (ditengah) daerah - daerah Hinterland merupakan satu - satunya pintu gerbang masuknya barang - barang dan kebutuhan pokok ke daerah - daerah Hinterland baik dari wilayah Indonesia ataupun Internasional lewat jalur laut dan sebaliknya dari daerah Hinterland ke seluruh wilayah Indonesia ataupun Internasional untuk wilayah pantai barat Sumatera Utara (Sumut).
Daerah - daerah Hinterland ini mencakup, Kabupaten (Kab) Tapanuli Selatan (Tapsel), Kota Padangsidempuan, Kab Padang Lawas Utara (Paluta), Kab Padang Lawas Selatan (Palas), Kab Mandailing Natal (Madina), Kab Tapanuli Tengah (Tapteng), Kab Tapanuli Utara (Taput), Kab Humbang Hasundutan (Humbahas), Kab Dairi, Kab Toba Samosir (Tobasa) dan lima Kabupten/Kota di Kepulauan Nias. Termasuk Kab Singkli dan Sumbussalam di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam.
”Ini dari letak geografis. Kota Sibolga menjadi satu - satunya pintu gerbang atau pintu masuk jalur transportasi dan distribusi barang dan kebutuhan pokok lewat jalur laut di wilayah pantai barat Sumut,” ujarnya. Kemudian dari sisi Sumber Daya Alam (SDA) sebut mantan wartawan Majalah Kartini (1986 - 1996) ini, perairan laut kota Sibolga memiliki SDA Perikanan yang besar.
Sesuai data, potensi ikan di perairan kota Sibolga include perairan Pantai Barat Sumut tercatat sekitar 1.470.000 ton per tahun, sementara kota Sibolga baru mampu memanfaatkan potensi ini sekitar 57.000 ton per tahun. ”Selanjutnya dari potensi pariwisata, dengan dukungan kesejarahan kota Sibolga sebagai daerah perjuangan dimasa Kolonial Belanda dan Jepang, bahkan pernah dijadikan sebagai pusat Keresidenan Tapanuli di Sumut, sehingga, banyak peninggalan sejarah yang bisa dijadikan sebagai potensi pariwisata di kota ini.
Apalagi didukung oleh potensi wisata bahari dan laut kota Sibolga, serta bila dipadukan dengan potensi wisata daerah Hinterland,” beber Syarfi. Sementara dari sisi peluang bisnis (usaha) imbuh Syarfi, dapat dipastikan bahwa sektor kemaritiman akan mampu membuka banyak peluang bisnis bagi peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Peluang bisnis bisa tercipta dari berbagai sisi, baik sisi laut, darat maupun udara. ”Dari dari sisi laut misalnya, mampu menciptakan peluang usaha di sektor perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi, pertambangan dan energi, pariwisata bahari dan transportasi laut,” ujar putra kelahiran Sorkam, Tapteng ini. Sedangkan dari sisi darat, bisa berdiri berbagai pelaku - pelaku usaha dibidang pergudangan dan logistik serta lainnya.
”Contoh, pengiriman kebutuhan sembilan bahan pokok dan juga bahan bangunan, sepeda motor (Septor), mobil dan lainnya ke kepulauan Nias, diketahui harus melalui kota Sibolga. Sebaliknya pengiriman barang dan kebutuhan pokok serta potensi SDA dari dan ke daerah Hinterland,” paparnya.
Juga dari sisi udara berkenaan dengan sektor kemaritiman ini sambung Syarfi, tak kalah memberikan peluang bisnis yang besar bagi masyarakat ataupun pelaku bisnis. Hal tersebut sekaitan dengan masuknya penerbangan dan tingginya tingkat okupasi penumpang Garuda lewat Bandara FL Tobing, Tapteng. Ini tentunya telah memicu Garuda untuk menambah armada danrute penerbangan dan dipastikan akan mengundang pesawat lainnya seperti jenis kargo.
Dan ini tentunya peluang usaha besar, karena dengan tingginya tingkat okupasi penumpang, maka akan membuka peluang usaha di sektor transportasi, pariwisata bahari, perhotelan, rumah makan dan lain sebagainya. Terlebih peluang usaha pengiriman barang dan hasil perikanan asal Sibolga dan daerah Hinterland lewat udara.
”Maka saya pikir, untuk pertumbuhan kawasan ekonomi baru dan pertumbuhan perdagangan, sebuah daerah yang berbasis perdagangan dan tempat singgah barang dan jasa, Sibolga sangat menjanjikan. Apalagi didukung oleh keamanan daerah ini.
Sehingga kalau ditanya, siapkah kota Sibolga sebagai salah satu kawasan Poros Maritim Dunia atau Poros Maritim Nusantara, tentu siap,” kata Syarfi, yang telah berulang kali meraih sejumlah penghargaan tingkat Nasional atas nama Pemko Sibolga ini.
Jonny simatupang
(ars)