Street Food Legendaris di Medan

Minggu, 24 Mei 2015 - 11:51 WIB
Street Food Legendaris di Medan
Street Food Legendaris di Medan
A A A
Siapa tak kenal sate padang? Dari berbagai jenis sate yang ada di Indonesia, sate padang termasuk menu yang digemari banyak orang. Dengan siraman kuah kental serta rasa dan aroma rempahnya yang khas, panganan satu ini kerap membuat penikmatnya ketagihan.

Termasuk, warga Medan yang dengan mudah bisa mendapati kedai penjual sate padang di hampir tiap sudut jalan. Ya , di ibu kota Sumatera Utara ini, sate padang termasuk jenis makanan yang populer dan diminati. Salah satu yang direkomendasikan adalah sate padang ”Bata” besutan Amiruddin.

Warung sate padang ini terletak tepat di sebelah toko sepatu Bata di Jalan Ahmad Yani. Makanya, kerap disebut ”Sate Bata”. Warung ini berdiri sejak era 1970-an, yang artinya sudah berusia 40 tahun lebih. Tempat Amiruddin berjualan sate memang terbilang sederhana. Berada di pinggir jalan dan hanya beratapkan tenda nonpermanen.

Hanya ada lima meja yang memanjang di sana. Meski begitu, dari sisi menu, jangan ditanya keunggulannya. Sebab, sate padang Bata dikenal sangat nikmat. Kuahnya kental dengan aroma rempah yang khas. Ditambah taburan bawang goreng di atasnya, menu asal Sumatera Barat ini semakin sempurna gurih. Belum lagi potongan dagingnya yang besar, menciptakan kepuasan tersendiri di lidah para penikmatnya.

Demi memanjakan lidah para pelanggannya, Amiruddin menyediakan tujuh menu pilihan: daging, lidah, ayam, jantung, hati, usus, dan pangkal lidah. Harga sate per porsi pun sesuai dengan rasa dan potongan dagingnya, hanya Rp25.000. Sehari-hari warung ini tak pernah sepi pengunjung. Ada yang singgah dan makan bersama teman, ada juga yang datang dengan keluarga ataupun rekan kerja.

Mereka bahkan bukan hanya berasal dari Kota Medan. Wisatawan dari luar kota atau luar negeri pun selalu singgah dan makan di warung sate ini. Jadi, wajar jika setiap hari Amiruddin mampu menjual 1.500 sampai 2.000 tusuk sate. Amiruddin mengatakan, selama 40 tahun berjualan sate, yang ia pertahankan adalah rasa pada kuah sate. Semua dibuat pas. Pas rasa pedasnya, pas rasa asin, dan pas pula rasa manisnya.

Sama seperti penjual sate lain, Amiruddin juga menggunakan rempah-rempah yang biasa dipakai untuk membuat kuah sate. Begitu pun dengan proses membuat kuahnya. Letak perbedaannya hanya pada potongan daging yang besar dan tidak pernah mengurangi cita rasanya. ”Biasanya, penjual sate ini kalau ada harga bumbu yang mahal atau harga daging naik kadar bumbu suka dikurangi.

Begitu pun dengan potongan dagingnya. Kalau saya tidak. Meskipun harga bumbu rempah dan daging naik, takarannya tidak pernah dikurangi. Karena kalau dikurangi, pasti (kenikmatan) rasanya berkurang. Nah, itulah yang kami pertahankan sampai sekarang,” tutur Amiruddin. Amiruddin merupakan perantau asal Sumatera Barat. Awalnya, pada 1970, ia sempat bekerja di sebuah warung sate padang.

Namun, setelah menikah, pria ini memutuskan untuk berjualan sate sendiri. Sejak itulah Amiruddin terus belajar bagaimana membuat dan mengolah sendiri kuah sate padang besutannya. Pada mulanya Amiruddin berjualan dengan cara mendorong gerobak sate berkeliling Kota Medan.

Baru pada tahun 1980-an ia mulai berjualan di sebelah toko Bata di Jalan Ahmad Yani. Jika Anda penasaran ingin menikmati sate padang buatan Amiruddin, datanglah antara pukul 10.00 hingga 18.00 WIB. Sebab jika kelewatan, Anda bakal kehabisan bagian.

Eko agustyo fb
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3711 seconds (0.1#10.140)