Masjid Dibom, 30 Orang Tewas

Sabtu, 23 Mei 2015 - 11:34 WIB
Masjid Dibom, 30 Orang...
Masjid Dibom, 30 Orang Tewas
A A A
RIYADH - Bom meledak di Masjid Imam Ali Ibn Abu Thalib menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai 30 warga di Provinsi Qatif, Arab Saudi, kemarin. Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi saat Salat Jumat diduga dilakukan gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Laporan di media sosial seperti Twitter mengabarkan jumlah korban tewas mencapai 30 orang dalam serangan tersebut, sedangkan harian Al-Sharq melaporkan sedikitnya 20 jamaah tewas. Saksi mata lain mengungkapkan kepada Middle East Eye bahwa sedikitnya lima orang tewas dan 20 warga terluka. Sementara Arab News melaporkan bahwa jumlah korban akan terus bertambah karena banyak jamaah yang mengalami luka serius.

Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi Mansour Al- Turki mengungkapkan, serangan bom bunuh diri itu mengakibatkan banyak orang tewas. Dia tidak menyebutkan jumlah korban secara rinci. ”Serangan tersebut dilakukan seseorang yang meledakkan bom di dalam bajunya saat Salat Jumat di Masjid Ali Ibn Abu Thalib di Provinsi Qatif,” kata Turki dikutip AFP .

Otoritas keamanan, kata Turki, akan memburu siapa pun yang terlibat dalam serangan teror tersebut. ”Teroris hanya ingin mengacaukan persatuan nasional,” ujar Turki. Dia juga mengungkapkan penyidikan akan dilakukan secara komprehensif.

Ledakan bom bunuh diri tersebut terjadi saat 150 orang melaksanakan Salat Jumat.”Kita dalam posisi rakaat pertama Salat Jumat ketika kita mendengar ledakan,” kata Kamal Jaafar Hassan, salah satu jamaah Masjid Imam Ali, kepada Reuters .

Belum ada pihak yang bertanggung atas insiden tersebut. Namun, banyak pihak menduga gerilyawan ISIS bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pasalnya, bulan lalu polisi Saudi menangkap 65 ekstremis ISIS yang merencanakan serangan mematikan di wilayah tersebut. Para gerilyawan tersebut ingin memicu perang sektarian di wilayah Saudi.

Mansour Turki mengungkapkan, serangan koalisi pimpinan Saudi ke Yaman akan memicu serangan teror di dalam negeri. ”Arab Saudi menjadi target teroris. Apalagi di situasi konflik, kelompok teroris berusaha mengambil keuntungan melaksanakan serangan,” kata Turki.

Apalagi, pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi pernah menyerukan serangan ke Saudi. Wilayah timur Saudi memang kerap mengalami ketegangan sektarian. Komunitas Syiah hanya 10% hingga 15% dari total penduduk Saudi.

Pada November lalu, penembakan menewaskan tujuh warga Syiah di Kota Al-Dalwa. Minoritas Syiah di timur Saudi itu kerap mengaku menjadi korban penindasan Pemerintah Saudi. Mereka kerap tidak mendapatkan kesempatan pendidikan yang baik dan pekerjaan di pemerintahan.

Sementara itu, gerilyawan ISIS mengonsolidasikan perbatasan Irak-Suriah. Langkah itu membuat Amerika Serikat (AS) harus mengubah strategi pertempuran melawan ISIS. ISIS berusaha membentuk pemerintahan yang menggabungkan Suriah dan Irak dalam satu kekuasaan setelah menguasai perlintasan perbatasan Al-Tanaf hingga Al-Walid pada Kamis malam (21/5) waktu setempat. Perlintasan perbatasan terakhir yang dikuasai pemerintah Irak dan Suriah.

Kesuksesan kontrol perbatasan kedua negara tersebut setelah ISIS berhasil menguasai separuh Suriah. ”ISIS menguasai perlintasan batas yang dikuasai pemerintah Suriah di Al-Tanaf,” demikian keterangan Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) dikutip AFP .

SOHR melaporkan, militer Suriah ditarik dari perlintasan batas dengan Irak karena serbuan besar-besaran gerilyawan ISIS. Dengan menguasai Al-Tanaf, ISIS bisa mempermudah koordinasi antargerilyawan yang berada di Suriah tengah dan timur dengan milisi di Provinsi Anbar, Irak.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0807 seconds (0.1#10.140)