Penyalahgunaan Narkoba Timbulkan Kekerasan Terhadap Anak
A
A
A
JAKARTA - Beberapa waktu yang lalu publik dikejutkan dengan penelantaran yang disertai dengan kekerasan terhadap beberapa orang anak di Cibubur. Kemudian diketahui bahwa orangtua tersebut positif menggunakan narkoba.
Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Antar MT Sianturi mengatakan, dari kasus itu membuka mata bahwa betapa narkoba sangat berbahaya, menyengsarakan bahkan menyesatkan.
"Orangtua yang seharusnya menjadi teladan bagi anaknya berubah menjadi pemangsa yang sangat menakutkan bagi anak-ankanya. Tentu saja itu semua karena narkoba," kata Antar dalam Dialog Interaktif dengan tema penyalahgunaan narkoba dan pengaruhnya terhadap perkembangan psikologi anak, di Gedung BNN, Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Dia menegaskan, bahwa penyalahgunaan narkoba tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan orang lain. Seperti kasus di Cibubur yang menelantarkan anaknya adalah contoh kekejaman penyalahgunaan narkoba dalam lingkungan keluarga.
"Kasus penelantaran dan kekerasan terhadap anak adalah pelanggaran HAM berat," sambung Antar.
Sementara salah satu Komisioner Pelindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda mengatakan, kekerasaan terhadap anak secara fisik umumnya didominasi oleh ayah. Sementara kekerasan secara psikis didominasi oleh ibu.
Salah satu faktor kekerasan dalam rumah tangga lanjut Erlinda adalah permasalahan ekonomi. "Kami juga mengimbau kepada pemerintah untuk lebih serius memperhatikan permasalah ekonomi. Karena kalau ekonomi sebuah rumah tangga baik maka kekerasan terhadap anak juga terpengaruh," papar Erlinda.
Menanggapi hal itu Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar, menerangkan orangtua yang terlanjur menjadi penyalahguna narkoba harus dipaksa untuk menjalani rehabilitasi.
Menurutnya, kalau penyalahguna narkoba tidak dipaksa menjalani rehabilitasi, maka tidak menutup kemungkinan keluarga yang lain mengalami nasib seperti keluarga di Cibubur.
"Saat ini ada 4 juta penyalahguna narkoba. Itu artinya ada 4 juta keluarga Indonesia yang saat ini sedang berjuang melawan penyalahgunaan narkoba," kata Anang.
Menurutnya, yang paling menyedihkan penyalahgunaan narkoba erat kaitannya dengan seks bebas. "Oleh karena itu mari kita bersama-sama selamatkan penyalahguna dan korban penyalahguna narkoba melalui rehabilitasi," tegasnya.
Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Antar MT Sianturi mengatakan, dari kasus itu membuka mata bahwa betapa narkoba sangat berbahaya, menyengsarakan bahkan menyesatkan.
"Orangtua yang seharusnya menjadi teladan bagi anaknya berubah menjadi pemangsa yang sangat menakutkan bagi anak-ankanya. Tentu saja itu semua karena narkoba," kata Antar dalam Dialog Interaktif dengan tema penyalahgunaan narkoba dan pengaruhnya terhadap perkembangan psikologi anak, di Gedung BNN, Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Dia menegaskan, bahwa penyalahgunaan narkoba tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan orang lain. Seperti kasus di Cibubur yang menelantarkan anaknya adalah contoh kekejaman penyalahgunaan narkoba dalam lingkungan keluarga.
"Kasus penelantaran dan kekerasan terhadap anak adalah pelanggaran HAM berat," sambung Antar.
Sementara salah satu Komisioner Pelindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda mengatakan, kekerasaan terhadap anak secara fisik umumnya didominasi oleh ayah. Sementara kekerasan secara psikis didominasi oleh ibu.
Salah satu faktor kekerasan dalam rumah tangga lanjut Erlinda adalah permasalahan ekonomi. "Kami juga mengimbau kepada pemerintah untuk lebih serius memperhatikan permasalah ekonomi. Karena kalau ekonomi sebuah rumah tangga baik maka kekerasan terhadap anak juga terpengaruh," papar Erlinda.
Menanggapi hal itu Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar, menerangkan orangtua yang terlanjur menjadi penyalahguna narkoba harus dipaksa untuk menjalani rehabilitasi.
Menurutnya, kalau penyalahguna narkoba tidak dipaksa menjalani rehabilitasi, maka tidak menutup kemungkinan keluarga yang lain mengalami nasib seperti keluarga di Cibubur.
"Saat ini ada 4 juta penyalahguna narkoba. Itu artinya ada 4 juta keluarga Indonesia yang saat ini sedang berjuang melawan penyalahgunaan narkoba," kata Anang.
Menurutnya, yang paling menyedihkan penyalahgunaan narkoba erat kaitannya dengan seks bebas. "Oleh karena itu mari kita bersama-sama selamatkan penyalahguna dan korban penyalahguna narkoba melalui rehabilitasi," tegasnya.
(maf)