Demokrat Rawan Konflik jika Akomodasi Tokoh Luar
A
A
A
JAKARTA - Kondisi internal DPP Partai Demokrat berpotensi terganggu jika wacana bergabungnya para mantan menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) ke dalam kepengurusan yang baru benar-benar terwujud.
Kehadiran para mantan pembantu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kabinet tersebut bisa menjadi bumerang dan rawan memicu konflik. ”Menurut saya, mestinya yang masuk pengurus adalah mereka yang paham betul tentang Demokrat, bukan yang paham soal SBY. Kalau menarik mantan menteri yang bukan kader Demokrat, itu akan menimbulkan kecemburuan pada kader lain,” sebut Direktur Eksekutif Political Communication (Polcomm) Institute, Heri Budianto, di Jakarta kemarin.
Sebelumnya Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, sejumlah nama mantan menteri dan wakil menteri KIB seperti Hatta Rajasa, Dino Patti Djalal, Sudi Silalahi, dan Dipo Alam berpeluang bergabung dan masuk ke dalam formatur DPP Demokrat. Hanya, kata Ruhut, para mantan menteri tersebut tidak akan menempati jabatan strategis seperti sekretaris jenderal atau wakil ketua umum.
”Demokrat perlu hati-hati menyikapi itu. Jangan menempatkan formatur kepada orang yang bukan kader dari awal. Formatur harus diduduki mereka yang paham Demokrat,” kata Heri. Khusus Hatta Rajasa, Heri juga tidak yakin dengan kabar dia akan bergabung menjadi tim formatur yang akan menyusun kepengurusan Demokrat.
Selain resisten di internal Demokrat, mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga akan dicemooh karena dinilai tidak konsisten di PAN. ”Ini nanti akan jadi polemik panjang. Hatta akan dikritik oleh PAN. Sedangkan kader Demokrat yang telah lama menunggu karier politik juga akan kecewa,” sebutnya.
Mantan Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan menyatakan, partainya akan merampungkan urusan kepengurusan DPP yang dipimpin Ketua Umum SBY paling lambat dalam dua minggu mendatang. ”Demokrat tengah menyiapkan tim formatur untuk menentukan siapa saja yang akan mengisi pos-pos jabatan partai,” katanya kemarin.
Sementara itu, mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal membantah kabar dia akan bergabung ke Partai Demokrat. ”Saya tidak akan masuk dalam politik, belum ada wacana ke sana,” ucapnya kemarin.
Mula akmal
Kehadiran para mantan pembantu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kabinet tersebut bisa menjadi bumerang dan rawan memicu konflik. ”Menurut saya, mestinya yang masuk pengurus adalah mereka yang paham betul tentang Demokrat, bukan yang paham soal SBY. Kalau menarik mantan menteri yang bukan kader Demokrat, itu akan menimbulkan kecemburuan pada kader lain,” sebut Direktur Eksekutif Political Communication (Polcomm) Institute, Heri Budianto, di Jakarta kemarin.
Sebelumnya Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, sejumlah nama mantan menteri dan wakil menteri KIB seperti Hatta Rajasa, Dino Patti Djalal, Sudi Silalahi, dan Dipo Alam berpeluang bergabung dan masuk ke dalam formatur DPP Demokrat. Hanya, kata Ruhut, para mantan menteri tersebut tidak akan menempati jabatan strategis seperti sekretaris jenderal atau wakil ketua umum.
”Demokrat perlu hati-hati menyikapi itu. Jangan menempatkan formatur kepada orang yang bukan kader dari awal. Formatur harus diduduki mereka yang paham Demokrat,” kata Heri. Khusus Hatta Rajasa, Heri juga tidak yakin dengan kabar dia akan bergabung menjadi tim formatur yang akan menyusun kepengurusan Demokrat.
Selain resisten di internal Demokrat, mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga akan dicemooh karena dinilai tidak konsisten di PAN. ”Ini nanti akan jadi polemik panjang. Hatta akan dikritik oleh PAN. Sedangkan kader Demokrat yang telah lama menunggu karier politik juga akan kecewa,” sebutnya.
Mantan Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan menyatakan, partainya akan merampungkan urusan kepengurusan DPP yang dipimpin Ketua Umum SBY paling lambat dalam dua minggu mendatang. ”Demokrat tengah menyiapkan tim formatur untuk menentukan siapa saja yang akan mengisi pos-pos jabatan partai,” katanya kemarin.
Sementara itu, mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal membantah kabar dia akan bergabung ke Partai Demokrat. ”Saya tidak akan masuk dalam politik, belum ada wacana ke sana,” ucapnya kemarin.
Mula akmal
(ftr)