Indonesia- Malaysia Tampung Imigran

Kamis, 21 Mei 2015 - 10:32 WIB
Indonesia- Malaysia...
Indonesia- Malaysia Tampung Imigran
A A A
PUTRAJAYA - Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat menampung ribuan imigran asal Bangladesh dan etnis muslim Rohingya, Myanmar yang masih terdampar di tengah laut yang terletak di antara Indonesia dan Malaysia kemarin.

Pemerintah dua negara tidak akan melarang mereka masuk ke daratan. Selain itu, mereka juga siap memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan. ”Kami sepakat menawarkan penampungan sementara asalkan proses penempatan di negara lain dan pemulangan dilakukan dalam waktu satu tahun oleh komunitas internasional,” demikian pernyataan bersama yang disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Malaysia Anifah Aman seusai menggelar perundingan tripartit dengan Menlu Thailand Jenderal Tanasak Patimapragorn mengenai pengungsi di Putrajaya, Malaysia, kemarin.

”Malaysia dan Indonesia mengajak negara-negara lain di kawasan untuk bergabung dalam usaha ini (penyelamatan imigran),” tutur Anifah, dikutip Bernama. Dia memastikan bahwa menarik dan mengusir kembali perahu para imigran kini tidak akan terjadi lagi. ”Kami juga sepakat menawarkan mereka tempat perlindungan sementara,” sambungnya.

Menurut Anifah, semua imigran itu akan tinggal selama kurang lebih setahun. Proses transmigrasi dan pemulangan yang diurus komunitas internasional diperkirakan selesai pada tahun mendatang. Meski Menlu Thailand ikut serta dalam pertemuan tersebut, Tanasak tidak menandatangani tawaran tersebut.

Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan, Thailand masih mempertimbangkan tawaran itu. Thailand tidak memiliki anggaran yang cukup untuk menanggung beban imigran. ”Jika semua imigran datang ke sini dengan bebas, dari mana dana untuk mengurus mereka?” katanya, dikutip Ibtimes.

Krisis imigran ini menjadi masalah yang rumit. Di satu sisi tanggung jawab yang dipegang berat, namun di sisi lain mereka memerlukan pertolongan darurat. Apalagi, kelompok imigran itu tidak hanya terdiri atas orang dewasa, melainkan anakanak dan ibu hamil. Dengan pasokan makanan nihil, mereka juga kelaparan. Myanmar mengatakan siap memberikan bantuan kemanusiaan.

Sebelumnya Myanmar dituduh jadi pemicu krisis imigran di Asia Tenggara. Itu bukan tanpa alasan. Di Myanmar, Rohingya tidak diakui dan sering mendapatkan perlakuan diskriminatif dari pemerintah sehingga membuat mereka nekat menyeberangi lautan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Rohingya sebagai etnis yang paling tertindas di dunia.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, AS akan menekan Myanmar untuk memperbaiki kondisi yang menimpa Rohingya saat berkunjung ke Myanmar hari ini sampai Jumat besok.

”Satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah Rohingya adalah mengubah kondisi yang menekan mereka. Apa yang membuat mereka hingga nekat membahayakan jiwa mereka sendiri. Itu salah satu isu yang akan kami bahas dengan Pemerintah Myanmar saat kami berkunjung ke sana,” kata Blinken di Jakarta kemarin.

Dalam sepuluh hari terakhir, hampir 3.000 imigran sudah mendarat di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Mereka diselamatkan para nelayan lokal. Menurut Anifah, yang didasarkan pada hasil pengamatan badan intelijen Malaysia, saat ini ada sekitar 7.000 imigran asal Bangladesh dan Rohingya Myanmar yang masih terdampar di laut.

Joe Lowry, juru bicara (jubir) Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) yang berbasis di Bangkok, Thailand, menilai langkah yang diambil Pemerintah Indonesia dan Malaysia berani dan tepat waktu. Sebelumnya UNHCR juga sempat mendesak Indonesia, Malaysia, dan Thailand mengutamakan kemanusiaan ketimbang legalitas.

Nelayan lokal Indonesia, Muchtar Ali, juga mengatakan kondisi imigran yang berada di tengah laut memprihatinkan. ”Saya hanya bisa membisu. Kami menangis karena mereka terlihat sangat lapar dan kurus,” katanya. Kemarin nelayan Aceh kembali berhasil menyelamatkan 433 imigran, 140 di antaranya anak-anak dan perempuan.

Muh shamil
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6942 seconds (0.1#10.140)