MAK Menaklukkan 36 Negara

Rabu, 20 Mei 2015 - 10:59 WIB
MAK Menaklukkan 36 Negara
MAK Menaklukkan 36 Negara
A A A
Siapa bilang produk peralatan medis Indonesia hanya berkembang di dalam negeri? PT Mega Andalan Kalasan (MAK), produsen perangkat rumah sakit asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), punya jawaban.

Dengan 80% market share domestik, kini perusahaan itu terus merambah pasar global.Tidak banyak yang tahu, MAK kini telah memasuki 36 negara tujuan ekspor. Yang terbaru, MAK tengah menggarap pasar Jepang. Kesuksesan perusahaan yang digawangi Buntoro sebagai chief executive officer ini ternyata tidak didapat secara singkat. Perlu waktu 20 tahun untuk mengembangkan usahanya, tepatnya sejak 1988.

Menurut Buntoro, penting bagi Indonesia, terutama MAK, untuk bersaing dan membuktikan bisa memiliki produk kelas dunia. “Daripada diserbu produk asing, lebih baik dominasi dulu pasar sendiri, lalu invasi ke mereka,” kata Buntoro seperti dikutip dari buku Global Chaser: Merek Indonesia Perkasa di Pentas Dunia . Mengusung semangat nasionalisme, strategi pun disusun.

MAK terus memperkuat produk dan meningkatkan mutu. Kegiatan pemasarannya juga tidak selalu mengandalkan distributor. MAK harus turun langsung melalui berbagai pameran untuk menjaring koneksi pasar seluruh dunia, termasuk pameran peralatan medis terbesar di Dubai, Uni Emirates Arab (UAE), yang diadakan tiap tahun. Hal ini mengingat posisi Dubai yang strategis bagi lalu lintas barang, manusia, dan modal.

Keputusan berpartisipasi dalam pameran, merupakan langkah pemasaran yang tepat untuk produk yang telah memenuhi mutu internasional. Di wilayah UAE, MAK menjalin kerja sama dengan perusahaan Al Dawar General Trading Est sebagai distributor tunggal. Selain itu, MAK memiliki 150 jenis peralatan dan perlengkapan medis seperti tempat tidur pasien untuk rumah sakit terkemuka kawasan UAE, Arab Saudi, dan sekitarnya.

Hal ini menunjukkan kualitas produk MAK, yang berlokasi di Jalan Prambanan-Piyungan ini sangat diakui. Buntoro mengatakan, ekspor ke negara-negara tersebut sudah dilakukan sejak 2008. “Dari Jeddah, produksi disalurkan ke rumah sakit di Arab Saudi,” ujarnya.

Aktivitas pameran seperti di Dubai merupakan kesempatan MAK untuk meluaskan pasar ke Timur Tengah dan Afrika Utara yang memiliki potensi pertumbuhan pasar peralatan kesehatan USD80 miliar per tahun. Menurut data Kementerian Perdagangan 2014, sekitar 4,3% (USD66 miliar) PDB Timur Tengah dan Afrika Utara untuk anggaran kesehatan setara dengan USD315 per orang.

Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat Timur Tengah dan Afrika Utara hingga USD8.187 pada 2010 turut mendorong peningkatan kebutuhan peralatan medis. “Setelah Arab Saudi dibidik, target selanjutnya Amerika Latin. Ada sejumlah pabrik di Indonesia yang membuat peralatan medis, namun kami yakin bisa bersaing,” ujar Buntoro. Di kawasan ASEAN, pasar MAK terbesar di Myanmar. Di sana permintaannya sangat besar sehingga harus melakukan market maintenance. Untuk Eropa, pasar terbesar ada di Bulgaria, Eropa Timur.

Demi memenangkan hati konsumen luar negeri, perlu riset terkait keinginan dan kebutuhan calon pembeli. Kalau bisa mengetahui hal tersebut produsen bisa menjual produk apa pun. “Kuncinya bagaimana melihat peluang pasar dan riset terlebih dulu. Bagaimanapun setiap pasar punya kebutuhan berbeda,” ujarnya.

Masuknya produk Indonesia ke pasar Jepang menjadi indikasi produk nasional punya kualitas baik. MAK telah menunjukkan bahwa mereka berhasil masuk ke pasar peralatan medis di Negeri Sakura dengan cara improvisasi penambahan lini dan mutu produk. “Pada 2013, perusahaan asal Jepang datang ke PT MAK untuk cari rekanan dan mengekspor produk, dengan syarat cukup ketat,” cerita Buntoro.

Saat itu MAK pun berhasil memenuhi pesanan, dengan pengiriman pertama pada September 2013 sebanyak 4.000 unit. MAK yakin bakal memenangkan hati konsumen di negara lain karena telah menaklukkan pasar Jepang. “Kalau masuk ke pasar yang sulit saja bisa, tentu bisa ke pasar lain,” katanya.

Sejauh ini, kontrak dari Jepang mencapai USD1,6 juta atau 10.000 tempat tidur. Tahun ini, perusahaan yang memiliki 600 karyawan itu menargetkan bisa mengekspor 15.000 unit tempat tidur.

Rabia edra
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3564 seconds (0.1#10.140)