Deyeko Indonesia Kuasai Pasar Ritel Dan Tradisional

Rabu, 20 Mei 2015 - 10:54 WIB
Deyeko Indonesia Kuasai Pasar Ritel Dan Tradisional
Deyeko Indonesia Kuasai Pasar Ritel Dan Tradisional
A A A
Penggunaan bulu mata palsu di kalangan kaum hawa semakin populer seiring banyaknya selebriti yang memakainya. Salah satu selebriti nasional yang rajin tampil di hadapan publik dengan bulu mata palsu adalah Syahrini dengan beragam istilahnya, seperti bulu mata antibadai, bulu mata khatulistiwa, dan lain-lainnya.

Salah satu brand besar bulu mata palsu yang telah memiliki pasar tersendiri di lingkup global adalah D’eyeko Indonesia. Produsen yang memiliki pabrik di Purbalingga, Jawa Tengah, ini bahkan lebih dulu bermain di pasar internasional, seperti Timur Tengah dan Eropa Timur. Keberhasilan D’eyeko terbilang cepat. Sejak berdiri pada 2008, dalam tempo dua tahun produksi, mereka telah mampu menjadi salah satu pemain bulu mata palsu kelas besar di dunia.

Menariknya, perusahaan yang menggunakan merek internasional Eyelashes World ini baru menggarap pasar domestik ketika telah mapan di pasar internasional. Untuk pasar lokal, DEyeko lebih mengedepankan ikon selebriti Syahrini, Olga Lydia, dan Cherrybelle. Vice President (VP) Strategic and Business Develepment D’eyeko Indonesia Yohannes Ferry menuturkan, pada tahap awal D’eyeko Indonesia ini hanyalah sebuah produsen eyelashes biasa yang memenuhi pesanan pasar untuk brand luar negeri.

Suatu ketika mitra kerjanya mendapatkan kontrak penyaluran bulu mata palsu di salah satu negara dengan jumlah sangat besar. Namun, mitra tersebut tidak mampu memenuhi dengan menggunakan merek dagang mereka. Mitra tadi kemudian meminta bantuan D’eyeko Indonesia untuk menambah volume produksi agar kebutuhan terpenuhi. Ferry mewajibkan mitranya menggunakan brand D’eyeko. Gayung bersambut. Permintaan itu dikabulkan.

Perlahan-lahan Ferry mulai menyisipkan barang dengan brand D’eyeko untuk pengiriman keluar negeri, terutama ke Eropa Timur. ”Biasanya kami hanya mengirim bulu mata palsu. Sementara untuk pemasaran menggunakan merek rekan bisnis di sana (luar negeri). Sebetulnya secara hitungan bisnis tidak menjadi persoalan sebab yang terpenting saling menguntungkan,” kata Ferry.

Keberhasilan D’eyeko tercapai dengan cepat karena kualitasnya bagus, memenuhi standar internasional, harganya pun relatif lebih murah dibandingkan merek internasional lainnya. Sementara kualitasnya lebih bagus. ”Bulu mata kami terbuat dari bahan rambut asli, bukan berbahan imitasi atau plastik. Karena itu barang kami nyaman dipakai setiap wanita,” sebut Ferry.

Deyeko kini telah beredar di Arab Saudi, Moldova, Slovenia, Polandia, Qatar, Kuwait, Yaman, dan sejumlah negara pecahan Uni Soviet lainnya. Menurut Ferry, bulu mata palsu produksinya lebih banyak dipasarkan di pasar-pasar tradisional dan pasar ritel. Pasar seperti ini langsung berinteraksi dengan konsumen. D’eyeko tidak terlalu banyak masuk ke pasar modern kelas premium.

”Segmen pasar kami berbeda dengan merek internasional yang sudah berpengalaman puluhan tahun,” sebutnya. Sementara itu, Dalam mengembangkan pasar lokal ini, Yohannes Ferry membuat tim khusus. Dia menggandeng PT Bintang Surya Semesta. Brand Manager PT Bintang Surya Semesta Chandra Hermawan menuturkan, selama ini wanita Indonesia tidak sering menggunakan bulu mata palsu dalam make up mereka.

Itu karena penggunanya cenderung trauma karena ada saja gangguan. Namun, dengan kehadiran Deyeko, kini sudah banyak perempuan Indonesia yang menggunakan bulu mata palsu untuk sehari-hari.

Ilham safutra
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8646 seconds (0.1#10.140)