Taliban Terus Serang Warga Asing
A
A
A
KABUL - Tiga orang tewas, termasuk warga asing yang bertugas bersama polisi Uni Eropa, dalam serangan bom bunuh diri yang dilakukan kelompok Taliban di dekat Bandara Kabul kemarin.
Selain itu, 18 orang lainnya mengalami luka-luka. Insiden ini terjadi tiga hari setelah 14 orang tewas, sebagian besar orang asing, dalam serangan yang dilakukan Taliban di sebuah penginapan di Kabul ketika hendak menghadiri konser. Pelaku bom bunuh diri diyakini menargetkan rombongan warga asing yang berkunjung atau bekerja di Afghanistan, termasuk menyasar dua kendaraan EUPOL, kepolisian Uni Eropa yang bertugas di Afghanistan.
Juru Bicara Kepolisian Kabul Ebadullah Karimi mengatakan, ledakan bom bunuh diri terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat saat jam sibuk kerja. Pelaku penyerangan menabrakkan mobil bermuatan bahan peledak ke arah konvoi mobil pasukan asing. ”Target penyerang adalah pasukan konvoi asing. Sejauh ini kita mendapat informasi, dua wanita tewas, 18 lainnya lukaluka, tiga di antaranya anakanak dan semuanya warga sipil,” ujar Karimi seperti dikutip AFP.
Dia menambahkan, seorang pekerja asing yang turut bersama petugas EUPOL juga tewas. Dia diketahui merupakan warga negara Inggris. ”Yang bisa kami katakan saat ini ada dua kendaraan EUPOL yang berada di sana ketika serangan terjadi. Yang tewas di dalam sebuah kendaraan adalah orang asing yang bekerja untuk EUPOL,” kata Aziz Basam, petugas pers senior, ikut memberikan keterangan.
Juru Bicara EUPOL Sari Haukka-Konu menjelaskan, ada tiga anggotanya yang berada dalam mobil dinas mengalami cedera ringan. Saat ini mereka berada di tempat aman. Seluruh korban tewas dan 18 korban luka dibawa ke Rumah Sakit (RS) Wazir Akbar Khan. ”Semua warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Mereka berada di bawah perawatan dan luka mereka tidak mengancam jiwa,” ujar Khalilullah Hodkhil, Wakil Kepala RS Wazir Akbar Khan.
Gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas pengeboman mobil ini. ”Serangan bunuh diri dilakukan terhadap pasukan asing di dekat pintu gerbang di Kabul,” ujar juru bicara gerilyawan Taliban Zabihullah Mujahid via Twitter .
Pasukan Afghanistan menghadapi pertempuran melawan Taliban tanpa dukungan penuh dari pasukan tempur asing yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Diduga serangan terjadi setelah pada Rabu (13/5), NATO resmi mengumumkan rencana untuk mempertahankan kehadiran militer kecil di Afghanistan setelah 2016 untuk membantu memperkuat pasukan keamanan lokal.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, misi ke depan di Afghanistan akan dipimpin warga sipil dan tokoh dengan latar belakang militer. Saat ini pasukan Afghanistan bertanggung jawab sendiri atas keamanan di negaranya setelah misi tempur NATO resmi berakhir pada Desember lalu. Namun masih ada beberapa pasukan tempur NATO yang tetap tinggal di Afghanistan guna melatih dan mendukung personel lokal.
Taliban mengklaim semua serangan yang dilakukan pada awal tahun ini untuk membangun kembali rezim Islam garis keras yang telah lebih dari 13 tahun digulingkan Pemerintah Afghanistan dengan dukungan AS. Taliban berusaha untuk mendapatkan wilayah baru sejak penarikan pasukan asing tahun lalu.
Menurut Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA), serangan yang dilakukan Taliban menimbulkan banyak korban warga sipil. Dalam empat bulan pertama 2015, jumlah korban sipil melonjak 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ananda nararya
Selain itu, 18 orang lainnya mengalami luka-luka. Insiden ini terjadi tiga hari setelah 14 orang tewas, sebagian besar orang asing, dalam serangan yang dilakukan Taliban di sebuah penginapan di Kabul ketika hendak menghadiri konser. Pelaku bom bunuh diri diyakini menargetkan rombongan warga asing yang berkunjung atau bekerja di Afghanistan, termasuk menyasar dua kendaraan EUPOL, kepolisian Uni Eropa yang bertugas di Afghanistan.
Juru Bicara Kepolisian Kabul Ebadullah Karimi mengatakan, ledakan bom bunuh diri terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat saat jam sibuk kerja. Pelaku penyerangan menabrakkan mobil bermuatan bahan peledak ke arah konvoi mobil pasukan asing. ”Target penyerang adalah pasukan konvoi asing. Sejauh ini kita mendapat informasi, dua wanita tewas, 18 lainnya lukaluka, tiga di antaranya anakanak dan semuanya warga sipil,” ujar Karimi seperti dikutip AFP.
Dia menambahkan, seorang pekerja asing yang turut bersama petugas EUPOL juga tewas. Dia diketahui merupakan warga negara Inggris. ”Yang bisa kami katakan saat ini ada dua kendaraan EUPOL yang berada di sana ketika serangan terjadi. Yang tewas di dalam sebuah kendaraan adalah orang asing yang bekerja untuk EUPOL,” kata Aziz Basam, petugas pers senior, ikut memberikan keterangan.
Juru Bicara EUPOL Sari Haukka-Konu menjelaskan, ada tiga anggotanya yang berada dalam mobil dinas mengalami cedera ringan. Saat ini mereka berada di tempat aman. Seluruh korban tewas dan 18 korban luka dibawa ke Rumah Sakit (RS) Wazir Akbar Khan. ”Semua warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Mereka berada di bawah perawatan dan luka mereka tidak mengancam jiwa,” ujar Khalilullah Hodkhil, Wakil Kepala RS Wazir Akbar Khan.
Gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas pengeboman mobil ini. ”Serangan bunuh diri dilakukan terhadap pasukan asing di dekat pintu gerbang di Kabul,” ujar juru bicara gerilyawan Taliban Zabihullah Mujahid via Twitter .
Pasukan Afghanistan menghadapi pertempuran melawan Taliban tanpa dukungan penuh dari pasukan tempur asing yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Diduga serangan terjadi setelah pada Rabu (13/5), NATO resmi mengumumkan rencana untuk mempertahankan kehadiran militer kecil di Afghanistan setelah 2016 untuk membantu memperkuat pasukan keamanan lokal.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, misi ke depan di Afghanistan akan dipimpin warga sipil dan tokoh dengan latar belakang militer. Saat ini pasukan Afghanistan bertanggung jawab sendiri atas keamanan di negaranya setelah misi tempur NATO resmi berakhir pada Desember lalu. Namun masih ada beberapa pasukan tempur NATO yang tetap tinggal di Afghanistan guna melatih dan mendukung personel lokal.
Taliban mengklaim semua serangan yang dilakukan pada awal tahun ini untuk membangun kembali rezim Islam garis keras yang telah lebih dari 13 tahun digulingkan Pemerintah Afghanistan dengan dukungan AS. Taliban berusaha untuk mendapatkan wilayah baru sejak penarikan pasukan asing tahun lalu.
Menurut Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA), serangan yang dilakukan Taliban menimbulkan banyak korban warga sipil. Dalam empat bulan pertama 2015, jumlah korban sipil melonjak 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ananda nararya
(bhr)