Indonesia Kembali Hampa Gelar
A
A
A
DONGGUAN - Harapan Indonesia mengulang prestasi gemilang 26 tahun lalu di Piala Sudirman kandas. Langkah Merah Putih kemarin terhenti di semifinal akibat kalah 1-3 dari tuan rumah China dalam pertandingan di Nissan Sports Centre, Dongguan.
Asa Indonesia sempat terbang tinggi ketika pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang tampil pertama berhasil menggulung Cai Yun/Fu Haifeng dua set langsung, 21-16 dan 21-17. Tak dimungkiri, sukses itu mengatrol mental para pemain. Selama ini Cai/Fu sangat sulit ditaklukkan.
”Meski lama tak dipasangkan, keduanya tetap legenda bulutangkis. Mereka pernah juara Olimpiade, juara dunia berkali-kali. Penampilannya juga bagus dan solid. Hanya, saat di lapangan kami lebih siap,” ungkap Ahsan, dilansir dari Humas dan Social Media Pengurus Pusat PBSI, kemarin. Tanda-tanda Dewi Fortuna belum berpihak pada Indonesia mulai tergambar pada pertandingan kedua yang mempertemukan tunggal putri Bellaetrix Manuputtykontra LiXuerui.
Bella terpaksa menyerah lebih cepat karena mengalami cedera di kaki kirinya. Karenatidakmampulagi melanjutkan pertandingan, Bella yang sebetulnya sedang dalam posisi memimpin 5-3 atas Xuerui, terpaksa mundur. Kepergian Bella akibat cedera itu mau tidak mau langsung mengubah kedudukan menjadi imbang, 1-1, antara Indonesia dan China.
”Tentu saja sangat disayangkan karena Bella mainnya sudah enak, sudah mulai bisa mengatasi bola-bolanya Li Xuerui,” tutur Achmad Budiharto, chief de mission tim Indonesia di Piala Sudirman 2015. ”Terakhir di Asian Games, juga sempat ramai di game keduanya, (Bella) hampir menang juga. Strateginya sudah benar. Tapi, ya musibah tidak bisa ditolak. Kami harus bisa menerima itu,” sambung dia.
Harapan meraih gelar juara makin tipis pada pertandingan selanjutnya. Jonatan Christie yang jadi wakil di kategori tunggal putra tidak mampu melewati gempuran Chen Long. Utusan China yang dipercaya turun menjadi rival Jonatan itu mampu meraih kemenangan dua set langsung, 21-10 dan 21-15. China pun unggul 2-1.
Kepastian tersingkirnya Indonesia di fase semifinal akhirnya terjawab pada partai keempat di kategori ganda putri. Indonesia yang menurunkan duet Greysia Polii/ Nitya krishinda Maheswari dipaksa kalah tiga set, 21-17, 17-21, dan 15-21, dari ganda putri China Tang Yuanting/ Yu Yang.
Negeri Tirai Bambu beberapa kali menghapus harapan Indonesia untuk kembali meraih hasil maksimal di ajang dua tahunan itu. Pada pertemuan di laga final China sudah empat kali menaklukkan Indonesia. Diawali pada final 1995, Lausanne, Swiss. Selanjutnya, final 2001 di Sevilla, Spanyol. Lalu, final 2005 di Beijing, China, dan terakhir final 2007 di Glasgow, Skotlandia.
Decky irawan jasri
Asa Indonesia sempat terbang tinggi ketika pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang tampil pertama berhasil menggulung Cai Yun/Fu Haifeng dua set langsung, 21-16 dan 21-17. Tak dimungkiri, sukses itu mengatrol mental para pemain. Selama ini Cai/Fu sangat sulit ditaklukkan.
”Meski lama tak dipasangkan, keduanya tetap legenda bulutangkis. Mereka pernah juara Olimpiade, juara dunia berkali-kali. Penampilannya juga bagus dan solid. Hanya, saat di lapangan kami lebih siap,” ungkap Ahsan, dilansir dari Humas dan Social Media Pengurus Pusat PBSI, kemarin. Tanda-tanda Dewi Fortuna belum berpihak pada Indonesia mulai tergambar pada pertandingan kedua yang mempertemukan tunggal putri Bellaetrix Manuputtykontra LiXuerui.
Bella terpaksa menyerah lebih cepat karena mengalami cedera di kaki kirinya. Karenatidakmampulagi melanjutkan pertandingan, Bella yang sebetulnya sedang dalam posisi memimpin 5-3 atas Xuerui, terpaksa mundur. Kepergian Bella akibat cedera itu mau tidak mau langsung mengubah kedudukan menjadi imbang, 1-1, antara Indonesia dan China.
”Tentu saja sangat disayangkan karena Bella mainnya sudah enak, sudah mulai bisa mengatasi bola-bolanya Li Xuerui,” tutur Achmad Budiharto, chief de mission tim Indonesia di Piala Sudirman 2015. ”Terakhir di Asian Games, juga sempat ramai di game keduanya, (Bella) hampir menang juga. Strateginya sudah benar. Tapi, ya musibah tidak bisa ditolak. Kami harus bisa menerima itu,” sambung dia.
Harapan meraih gelar juara makin tipis pada pertandingan selanjutnya. Jonatan Christie yang jadi wakil di kategori tunggal putra tidak mampu melewati gempuran Chen Long. Utusan China yang dipercaya turun menjadi rival Jonatan itu mampu meraih kemenangan dua set langsung, 21-10 dan 21-15. China pun unggul 2-1.
Kepastian tersingkirnya Indonesia di fase semifinal akhirnya terjawab pada partai keempat di kategori ganda putri. Indonesia yang menurunkan duet Greysia Polii/ Nitya krishinda Maheswari dipaksa kalah tiga set, 21-17, 17-21, dan 15-21, dari ganda putri China Tang Yuanting/ Yu Yang.
Negeri Tirai Bambu beberapa kali menghapus harapan Indonesia untuk kembali meraih hasil maksimal di ajang dua tahunan itu. Pada pertemuan di laga final China sudah empat kali menaklukkan Indonesia. Diawali pada final 1995, Lausanne, Swiss. Selanjutnya, final 2001 di Sevilla, Spanyol. Lalu, final 2005 di Beijing, China, dan terakhir final 2007 di Glasgow, Skotlandia.
Decky irawan jasri
(bbg)