Giliran 12.700 Karyawan Infinitus Berlibur Gratis
A
A
A
BANGKOK - Perusahaan besar China berlomba-lomba membahagiakan karyawannya dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berlibur ke luar negeri.
Setelah Tiens Group, giliran Infinitus China yang menerbangkan sekitar 12.700 orang untuk melancong gratis ke Thailand. Perusahaan anggota dari LKK Health Products Group tersebut memberangkatkan karyawan sejak 10 Mei lalu. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan gelombang.
Satu kelompok berjumlah 2000 - 3000 orang. Di Negeri Gajah Putih tersebut, mereka akan mengunjungi Bangkok dan kota indah di tepi Pantai Pattaya selama enam hari. Selain karyawan, turut serta dalam rombongan pelancong tersebut juga sales freelance dan pelanggan setia. Bagi lembaga pariwisata Thailand, kedatangan rombongan besar tersebut rezeki nomplok.
Kehadiran rombongan tersebut proyek wisatawan terbesar yang pernah mereka tangani. Dari kunjungan tersebut, Thailand memperkirakan dapat meraup hampir USD18 juta. ”Ini tentu akan menjadi sebuah tantangan bagi kami, namun ini juga akan menjadi salah satu proyek wisata yang kami sukai,” ujar Chattan Kunjara Na Ayudhya, direktur eksekutif otoritas pariwisata Thailand, dikutip AFP.
Itthiphol Kunplome, wali Kota Pattaya, mengaku hotel di wilayahnya juga mulai kebanjiran sekitar 3.000 turis dari kelompok Infinitus. Mereka secara bertahap tiba di Pattaya. ”Kami siap menyambut dan memfasilitasi aktivitas mereka ketika mereka ada di sini (Pattaya),” kata Kunplome.
Pemandu wisata yang bertanggung jawab dalam mengorganisasi kelompok itu mengaku akan menurunkan 300 orang sampai mereka pulang pada 23 Mei mendatang. ”Perusahaan China itu memilih Thailand karena mereka tertarikdenganpantai, kuil, pertunjukkankebudayaan, dan buah-buahan yang ada di sini (Thailand),” tandas pemandu wisata yang tidak ingin disebutkan namanya.
Rencananya, semua turis akan menghadiri salah satu seri giant banquets di Royal Cliff Hotel, Pattaya. Berdasarkan susunan rencana agenda yang ditunjukkan pihak hotel, pertunjukkan giant banquets akan dilakukan sebanyak empat kali dalam empat malam. Itu menjadi pertunjukkan terbesar yang pernah mereka gelar.
Kelompok turis superbesar itu berselang kurang dari seminggu dengan kelompok turis China yang lain. Sebelumnya lebih dari 6.000 orang juga diterbangkan ke Prancis oleh satu perusahaan besar China, Tiens Group. Tiens Group tidak tanggung- tanggung memfasilitasi karyawannya. Mereka menyewa 74 hotel berbintang lima dengan jumlah kamar mencapai 4.760.
Para ahli mengatakan, langkah yang diambil perusahaan China tersebut tidak lebih dari sebuah penunjukan perkembangan bisnis. ”Tiens merupakan perusahaan paling internasional di dalam daftar yang kami miliki. Sekitar 70% penjualan mereka di internasional. Mereka terus menggelar agenda internasional untuk karyawan mereka selama satu dekade,” kata Rupert Hoogewerf, CEO Hurun Report yang melacak perusahaan terkaya China.
Menurut Hoogewerf, skala dan profil Tiens Group telah berkembang pesat. Mereka kini memiliki 12 juta staf sales di lebih 100 negara, mayoritas ada di Eropa Timur (Rusia menjadi pasar utama) dan Amerika Latin, begitu pun dengan Indonesia. Forbes pernah melaporkan Tiens Group bisa menghasilkan profit hingga USD438 juta pada 2009. Beberapa yang terbang ke Prancis juga tidak semuanya datang dari China meski sekitar 5000 orang merupakan warga China.
Berdasarkan laporan media lokal, sisanya merupakan orang Rusia dan Kenya. Mereka berkunjung ke Museum Louvre dan Galeries Lafayette di Nice. Hoogewerf mengatakan, Tiens Group sangat royal. Sekitar sepuluh tahun yang lalu mereka menjanjikan dan menyediakan 50 mobil BMW dan lima Kapal Yachts kepada sales yang sanggup menjual produk terbanyak.
”Mereka merupakan ahlinya jika kita berbicara mengenai sistem insentif terhadap karyawan,” tutur Hoogewerf. Direktur Tiens Group Li Jinyuan tidak seflamboyan pendiri Alibaba, Jack Ma. Meski demikian, Li memiliki komitmen yang kuat terhadap karyawannya. Pada awal-awal dia sampai menjual mobilnya sendiri untuk menggaji karyawannya. Seperti Jack Ma, dia mampu menjadi inspirasi bagi para karyawannya.
”Seperti Jack Ma, Li lebih dari sekadar CEO. Dia membantu orang lain mendapatkan banyak uang,” kata Hoogewerf. Selain itu, Li juga membentuk sebuah yayasan. Dia menyumbangkan dana sekitar USD100 juta. Dia memperkokoh finansial perguruan tinggi swasta Tianshi College di Tianjin yang memiliki 3.400 mahasiswa.
Tahun ini ekspansi perusahaan- perusahaan multinasional China diperkirakan akan mengalami perkembangan yang sangat signifikan. ”Pengusaha China sangat dinamis. Perusahaan mereka mampu bertahan bertahun-tahun. Sekarang mereka memiliki cita-cita yang lebih besar. Saya pikir kita akan melihat akuisisi yang lebih besar tahun ini,” sebut Hoogewerf.
Muh shamil
Setelah Tiens Group, giliran Infinitus China yang menerbangkan sekitar 12.700 orang untuk melancong gratis ke Thailand. Perusahaan anggota dari LKK Health Products Group tersebut memberangkatkan karyawan sejak 10 Mei lalu. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dan gelombang.
Satu kelompok berjumlah 2000 - 3000 orang. Di Negeri Gajah Putih tersebut, mereka akan mengunjungi Bangkok dan kota indah di tepi Pantai Pattaya selama enam hari. Selain karyawan, turut serta dalam rombongan pelancong tersebut juga sales freelance dan pelanggan setia. Bagi lembaga pariwisata Thailand, kedatangan rombongan besar tersebut rezeki nomplok.
Kehadiran rombongan tersebut proyek wisatawan terbesar yang pernah mereka tangani. Dari kunjungan tersebut, Thailand memperkirakan dapat meraup hampir USD18 juta. ”Ini tentu akan menjadi sebuah tantangan bagi kami, namun ini juga akan menjadi salah satu proyek wisata yang kami sukai,” ujar Chattan Kunjara Na Ayudhya, direktur eksekutif otoritas pariwisata Thailand, dikutip AFP.
Itthiphol Kunplome, wali Kota Pattaya, mengaku hotel di wilayahnya juga mulai kebanjiran sekitar 3.000 turis dari kelompok Infinitus. Mereka secara bertahap tiba di Pattaya. ”Kami siap menyambut dan memfasilitasi aktivitas mereka ketika mereka ada di sini (Pattaya),” kata Kunplome.
Pemandu wisata yang bertanggung jawab dalam mengorganisasi kelompok itu mengaku akan menurunkan 300 orang sampai mereka pulang pada 23 Mei mendatang. ”Perusahaan China itu memilih Thailand karena mereka tertarikdenganpantai, kuil, pertunjukkankebudayaan, dan buah-buahan yang ada di sini (Thailand),” tandas pemandu wisata yang tidak ingin disebutkan namanya.
Rencananya, semua turis akan menghadiri salah satu seri giant banquets di Royal Cliff Hotel, Pattaya. Berdasarkan susunan rencana agenda yang ditunjukkan pihak hotel, pertunjukkan giant banquets akan dilakukan sebanyak empat kali dalam empat malam. Itu menjadi pertunjukkan terbesar yang pernah mereka gelar.
Kelompok turis superbesar itu berselang kurang dari seminggu dengan kelompok turis China yang lain. Sebelumnya lebih dari 6.000 orang juga diterbangkan ke Prancis oleh satu perusahaan besar China, Tiens Group. Tiens Group tidak tanggung- tanggung memfasilitasi karyawannya. Mereka menyewa 74 hotel berbintang lima dengan jumlah kamar mencapai 4.760.
Para ahli mengatakan, langkah yang diambil perusahaan China tersebut tidak lebih dari sebuah penunjukan perkembangan bisnis. ”Tiens merupakan perusahaan paling internasional di dalam daftar yang kami miliki. Sekitar 70% penjualan mereka di internasional. Mereka terus menggelar agenda internasional untuk karyawan mereka selama satu dekade,” kata Rupert Hoogewerf, CEO Hurun Report yang melacak perusahaan terkaya China.
Menurut Hoogewerf, skala dan profil Tiens Group telah berkembang pesat. Mereka kini memiliki 12 juta staf sales di lebih 100 negara, mayoritas ada di Eropa Timur (Rusia menjadi pasar utama) dan Amerika Latin, begitu pun dengan Indonesia. Forbes pernah melaporkan Tiens Group bisa menghasilkan profit hingga USD438 juta pada 2009. Beberapa yang terbang ke Prancis juga tidak semuanya datang dari China meski sekitar 5000 orang merupakan warga China.
Berdasarkan laporan media lokal, sisanya merupakan orang Rusia dan Kenya. Mereka berkunjung ke Museum Louvre dan Galeries Lafayette di Nice. Hoogewerf mengatakan, Tiens Group sangat royal. Sekitar sepuluh tahun yang lalu mereka menjanjikan dan menyediakan 50 mobil BMW dan lima Kapal Yachts kepada sales yang sanggup menjual produk terbanyak.
”Mereka merupakan ahlinya jika kita berbicara mengenai sistem insentif terhadap karyawan,” tutur Hoogewerf. Direktur Tiens Group Li Jinyuan tidak seflamboyan pendiri Alibaba, Jack Ma. Meski demikian, Li memiliki komitmen yang kuat terhadap karyawannya. Pada awal-awal dia sampai menjual mobilnya sendiri untuk menggaji karyawannya. Seperti Jack Ma, dia mampu menjadi inspirasi bagi para karyawannya.
”Seperti Jack Ma, Li lebih dari sekadar CEO. Dia membantu orang lain mendapatkan banyak uang,” kata Hoogewerf. Selain itu, Li juga membentuk sebuah yayasan. Dia menyumbangkan dana sekitar USD100 juta. Dia memperkokoh finansial perguruan tinggi swasta Tianshi College di Tianjin yang memiliki 3.400 mahasiswa.
Tahun ini ekspansi perusahaan- perusahaan multinasional China diperkirakan akan mengalami perkembangan yang sangat signifikan. ”Pengusaha China sangat dinamis. Perusahaan mereka mampu bertahan bertahun-tahun. Sekarang mereka memiliki cita-cita yang lebih besar. Saya pikir kita akan melihat akuisisi yang lebih besar tahun ini,” sebut Hoogewerf.
Muh shamil
(bbg)