LP Kerobokan Ricuh, Satu Napi Tewas
A
A
A
DENPASAR - Kericuhan terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kerobokan Denpasar, Bali, Rabu (13/5) sore. Satu narapidana (napi) tewas, dan satu lainnya mengalami luka serius. pencurian, tewas dengan luka tusukan di bagian perutnya. Sedangkan Andre, 35, napi kasus serupa, juga terluka akibat tusukan dan kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar.
Adapun, pelaku berinisial S, sudah diamankan Polres Badung. ”Pelaku kami serahkan kepada polisi untuk menjalani proses hukum,” kata Kepala Lapas Kerobokan Sudjonggo kemarin. Menurut dia, kasus itu dipicu oleh tindakan saling ejek antara S dan napi berinisial G saat keduanya hendak kembali menuju sel masing-masing setelah melakukan kerja bakti di sekitar Lapas.
Tidak terima dengan ejekan itu, S masuk ke dalam selnya dan keluar lagi dengan membawa potongan besi tajam untuk mencari G. Herman dan Andre yang merupakan teman satu blok dengan S berusaha meredam amarahnya dan menghalangi rencana nekat S. Nahas, S yang terlanjur kalap malah menusukkan potongan besi tajam itu ke arah Herman dan Andre.
Tak pelak, Herman mengalami luka tusukan di dada kiri dan lengan bawah kiri. Dia pun meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara, Andre terluka di bagian perut dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Menurut Sudjonggo, peristiwa itu terjadi di luar kemampuan petugas sipir dalam mengawasi pergerakan setiap napi. ”Dari 14 blok yang ada, hanya 15 petugas yang berjaga. Padahal, setiap blok dihuni 45 sampai 90 orang.
Di Blok I yang merupakan tempat kejadian perkara, dihuni 90 napi dan tahanan,” ungkapnya. Kapolres Badung AKBP Tony Binsar mengatakan, pihaknya masih memeriksa pelaku dan sejumlah saksi untuk mengetahui motif di balik peristiwa itu. Polisi juga mengamankan besi yang dibentuk sedemikian rupa menjadi lancip. ”Menurut pelaku, benda tajam itu ditemukan saat bersih- bersih di salah satu sel,” ungkap Tony.
Di sisi lain, tim Forensik RSUP Sanglah belum mengautopsi jenazah Herman. Alasannya, pihak rumah sakit belum menerima permintaan tindakan autopsi ”Korban diterima di Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) RSUP Sanglah pada Rabu (13/5) sore. Dari hasil pemeriksaan luar, ditemukan tiga luka tusukan di dada kiri dan dua pada lengan kiri bawah korban.
Ketiga luka di bagian dada kiri itulah yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ujar Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Ida Bagus Putu Alit di Denpasar kemarin.Menurut Alit, luka di bagian lengan menandakan korban sempat melakukan perlawanan atau menangkis saat akan ditusuk. Sebelum dinyatakan meninggal, korban juga sempat mendapatkan penanganan medis di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Sanglah.
”Saat ini jenazah korban masih dititipkan di IKJ RSUP Sanglah karena menunggu pihak keluarga,” ujarnya. Sementara korban penusukan yang selamat, Andre, menuturkan bahwa pelaku penusukan itu dalam kondisi stres berat.Kejadian tersebut terjadi di ruangan Blok I, di mana secara tiba-tiba pelaku mengamuk. Namun, saat korban berusaha menenangkan, malah ditusuk pelaku.
Miftahul chusna/ Ant
Adapun, pelaku berinisial S, sudah diamankan Polres Badung. ”Pelaku kami serahkan kepada polisi untuk menjalani proses hukum,” kata Kepala Lapas Kerobokan Sudjonggo kemarin. Menurut dia, kasus itu dipicu oleh tindakan saling ejek antara S dan napi berinisial G saat keduanya hendak kembali menuju sel masing-masing setelah melakukan kerja bakti di sekitar Lapas.
Tidak terima dengan ejekan itu, S masuk ke dalam selnya dan keluar lagi dengan membawa potongan besi tajam untuk mencari G. Herman dan Andre yang merupakan teman satu blok dengan S berusaha meredam amarahnya dan menghalangi rencana nekat S. Nahas, S yang terlanjur kalap malah menusukkan potongan besi tajam itu ke arah Herman dan Andre.
Tak pelak, Herman mengalami luka tusukan di dada kiri dan lengan bawah kiri. Dia pun meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara, Andre terluka di bagian perut dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Menurut Sudjonggo, peristiwa itu terjadi di luar kemampuan petugas sipir dalam mengawasi pergerakan setiap napi. ”Dari 14 blok yang ada, hanya 15 petugas yang berjaga. Padahal, setiap blok dihuni 45 sampai 90 orang.
Di Blok I yang merupakan tempat kejadian perkara, dihuni 90 napi dan tahanan,” ungkapnya. Kapolres Badung AKBP Tony Binsar mengatakan, pihaknya masih memeriksa pelaku dan sejumlah saksi untuk mengetahui motif di balik peristiwa itu. Polisi juga mengamankan besi yang dibentuk sedemikian rupa menjadi lancip. ”Menurut pelaku, benda tajam itu ditemukan saat bersih- bersih di salah satu sel,” ungkap Tony.
Di sisi lain, tim Forensik RSUP Sanglah belum mengautopsi jenazah Herman. Alasannya, pihak rumah sakit belum menerima permintaan tindakan autopsi ”Korban diterima di Instalasi Kamar Jenazah (IKJ) RSUP Sanglah pada Rabu (13/5) sore. Dari hasil pemeriksaan luar, ditemukan tiga luka tusukan di dada kiri dan dua pada lengan kiri bawah korban.
Ketiga luka di bagian dada kiri itulah yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ujar Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Ida Bagus Putu Alit di Denpasar kemarin.Menurut Alit, luka di bagian lengan menandakan korban sempat melakukan perlawanan atau menangkis saat akan ditusuk. Sebelum dinyatakan meninggal, korban juga sempat mendapatkan penanganan medis di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Sanglah.
”Saat ini jenazah korban masih dititipkan di IKJ RSUP Sanglah karena menunggu pihak keluarga,” ujarnya. Sementara korban penusukan yang selamat, Andre, menuturkan bahwa pelaku penusukan itu dalam kondisi stres berat.Kejadian tersebut terjadi di ruangan Blok I, di mana secara tiba-tiba pelaku mengamuk. Namun, saat korban berusaha menenangkan, malah ditusuk pelaku.
Miftahul chusna/ Ant
(bbg)