Lima Peserta Pakai Joki, Lolos Tes Bayar Rp160 Juta

Selasa, 12 Mei 2015 - 09:42 WIB
Lima Peserta Pakai Joki, Lolos Tes Bayar Rp160 Juta
Lima Peserta Pakai Joki, Lolos Tes Bayar Rp160 Juta
A A A
MALANG - Kasus perjokian kembali terjadi dalam proses seleksi masuk Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Setidaknya ada lima peserta tertangkap basah menggunakan joki untuk masuk salah satu perguruan tinggi terbesar di Kota Malang itu.

Kelima peserta itu berinisial RPL, KN, BPW, R, dan EAS. Mereka mengikuti seleksi tulis untuk masuk Fakultas Kedokteran. Dari hasil pemeriksaan sementara, kelima peserta seleksi itu menggunakan joki dari Yogyakarta yang memandu mengerjakan soal-soal ujian. ”Setelah tertangkap tangan atas kecurangan yang dilakukan. Mereka kami interogasi di ruang Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3A) UMM.

Mereka berasal dari Kota Kediri, Batu, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur,” ujar Pembantu Rektor (Purek) II UMM Fauzan, kemarin. Modus perjokian itu dengan memanfaatkan alat komunikasi ponsel dan radio handy talky. Salah satu peserta ujian, misalnya, memanfaatkan kotak menyimpan pensil untuk menaruh kamera HP. Pada salah satu sisi kotak diberi lubang sebagai tempat mengambil gambar.

”Tepaknya yang berisi kamera ditaruh di bawah soal. Setelah dilakukan pemotretan soalnya. Hasilnya dikirim ke jokinya yang tinggal di luar kota,” kata Fauzan. Kemudian kunci jawabannya disampaikan lewat alat komunikasi pula yang diselipkan dibalik baju dihubungkan ke headseet.

”Kunci jawabannya disampaikan lewat kata isyarat ayam untuk jawaban A, bebek untuk jawaban B, dan seterusnya. Untuk yang pria sebagian peralatan komunikasinya diselipkan di dekat alat kelamin,” ungkap dia. Sementara alat komunikasi yang perempuan diselipkan di kepala, yaitu disisipkan pada konde atau rambut palsunya kemudian ditutup jilbab. Ada pula alat komunikasi menggunakan lilitan kabel diselipkan di sela payudaranya.

”Tahun 2012 kami tangkap 32 joki. Saat ini ada lima peserta ujian menggunakan bantuan joki. Untuk tindak lanjut kami masih koordinasi dengan Polres Malang,” katanya. Ditambahkannya, untuk tahap awal kelima peserta ujian diwajibkan membayar Rp1,5 juta kepada jokinya. Kemudian setelah lulus ujian diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UMM diwajibkan membayar Rp160 juta.

”Dilihat dari modusnya, masih sama dengan joki yang kami tangkap tahun 2012 lalu. Menggunakan alat komunikasi HP. Bedanya sekarang lebih rapi operasinya,” ujarnya. Diterangkannya, jumlah pendaftar gelombang I mencapai 9.921 calon mahasiswa. Dari jalur undangan ada 5.619 calon mahasiswa. Setelah diseleksi sisa 1.808 siswa yang diterima menjadi calon mahasiswa UMM.

”Kemudian yang meng-ikuti tes tulis 4.202 siswa. Yang lima orang melakukan kecu-rangan. Pasti tidak lulus ujian. Seumur hidupnya pasti tidak diterima sebagai mahasiswa UMM,” kata Fauzan. Kabagops Polres Malang, Kompol Suryo Hapsoro menuturkan, akan berkoordinasi dengan Polda DIY untuk membantu mengusut kasus tersebut.

”Kelima tersangka ini dari daerah berbeda-beda, yakni Jawa Timur, Kalimantan, dan NTT (Nusa Tenggara Timur). Kami akan berkoordinasi juga dengan kepolisian di daerah tersebut,” katanya. Menurut Suryo, kepolisian akan terus bekerja sama dengan UMM untuk mengembangkan kasus ini hingga kasus perjokian selesai dengan tuntas.

”Masih ada kemungkinan pelaku akan terus bertambah. Untuk pengamanan dites gelombang kedua dan ketiga nanti akan semakin diperketat supaya seleksi penerimaan calon mahasiswa UMM bersih dari aksi perjokian,” ucapnya.

Maman adi saputro
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0187 seconds (0.1#10.140)
pixels