PDIP Minta Baguna Intensifkan Program Penanggulangan Bencana
loading...
A
A
A
JAKARTA - DPP PDI Perjuangan meminta Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) mengintensifkan program Penanggulangan Bencana di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) yang diikuti perwakilan Baguna dari 34 provinsi di Kantor Pusat DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2020).Rakor dilaksanakan dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan di mana seluruh peserta dipastikan non-reaktif dengan rapid test, mamakai masker dan hand sanitizer. (Baca juga: Bertambah 1.671 Kasus, Total 74.018 Orang di Indonesia Positif Covid-19)
Kegiatan Rakor dibuka langsung Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto didampingi Wasekjen Bidang Kerakyatan Sadarestuwati, Ketua DPP PDIP bidang Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning, dan Ketua DPP PDIP bidang Pariwisata Wiryanti Sukamdani. Hadir juga sebagai narasumber ialah Deputi Bidang Bina Tenaga dan Potensi Basarnas, Abdul Haris Achadi. (Baca juga: PDIP: New Normal Bakal Jadi Bencana tanpa Goyong Royong)
Hasto menyampaikan pesan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri bahwa dunia saat ini dalam kondisi yang mengharuskan hidup dalam situasi kenormalan baru (new normal) yakni, sebuah kehidupan yang menekankan pada aspek budaya baru, budaya protokol kesehatan.
Di sisi lain, kondisi pandemi terus mendorong seluruh jajaran partai untuk menyalakan api ideologi Pancasila yang memiliki semangat perikemanusiaan dan kerakyatan agar tidak pernah padam, dan semakin kuat hadir dalam gerak gotong royong untuk rakyat. Dalam hal ini, kata Hasto, PDIP memiliki komitmen yang kuat untuk membumikan perikemanusiaan dan kerakyatan.
"Kita harap kader Baguna selalu siap bergerak di tengah rakyat, membantu dan berpihak kepada rakyat tanpa membedakan pilihan politiknya. Meskipun di sosmed kita sering dikepung, percayalah seperti disampaikan Bung Karno, senjata yang paling kuat adalah persatuan dengan rakyat itu sendiri," ujar Hasto.
Hasto juga menyampaikan pandemi Covid adalah momentum untuk bangsa Indonesia mengembangkan kemampuan berdikari. Sebab Indonesia penuh dengan sumber obat-obatan yang genuine, herbal, dan ramah tubuh. Dikatakannya, pandemi Covid-19 semakin menyadarkan perlunya mengembangkan semangat berdikari, ketika di awal pandemi terjadi kelangkaan masker dan alat pelindung diri. Sehingga kantor partai pun harus dirubah menjadi sentra produksinya.
"Dibalik Covid-19, ini membuka jalan bagi kita agar berdikari bisa kita lakukan, karena kita punya semua sumber dayanya. Yang harus dilakukan adalah mengutamakan rasionalitas publik serta mendorong riset dan pengembangan," ulas Hasto.
Hasto menambahkan, rapat koordinasi ini adalah demi mendorong terbangunnya optimisme dan menebar kebaikan. Karena sejatinya Baguna memang selalu menebarkan semangat kerakyatan. ”PDIP tetap setia pada jalan kerakyatan dan percaya Baguna bisa melaksanakannya. Justru ketika digembleng dengan serangan serta fitnah partai bisa selalu solid, dalam satu kesatuan rampak barisan, bahwa mereka yang selalu menyerang dan fitnah kita, justru kita tunjukkan rakyat selalu memberikan kepercayaan makin besar kepada PDI Perjuangan," ucap Hasto.
Sementara Ketua DPP PDIP bidang Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning menjelaskan tema rakor tersebut adalah 'Semua Buat Semua, Satu Buat Semua, Semua Buat Satu'. Menurut Ribka, keprihatinan yang muncul saat ini adalah aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih terjadi dan berdampak juga ke Jawa Tengah, Jakarta, dan daerah lain.
Berbagai bencana alam juga terjadi di Banten, Jawa Barat. Teramsuk di Riau, Sulawesi Selatan yang saat ini ditimpa banjir bandang. "Makanya kita harus cepat berkoordinasi agar bisa membantu rakyat," kata Ribka.
Masalahnya, semua kejadian itu terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan yakni, menjaga jarak. Maka itulah, pihaknya melibatkan Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk memberikan materi karena berpengalaman dalam hal teknis kebencanaan. "Ini berkaitan dengan teknis. Kalau misalnya terjadi bencana, gimana caranya kalau di tengah pandemi Covid, kita tetap harus menyelamatkan. Jadi bagaimana kita misalnya harus menjaga jarak, namun di saat sama harus juga mengungsikan," imbuh Ribka.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) yang diikuti perwakilan Baguna dari 34 provinsi di Kantor Pusat DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (11/7/2020).Rakor dilaksanakan dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan di mana seluruh peserta dipastikan non-reaktif dengan rapid test, mamakai masker dan hand sanitizer. (Baca juga: Bertambah 1.671 Kasus, Total 74.018 Orang di Indonesia Positif Covid-19)
Kegiatan Rakor dibuka langsung Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto didampingi Wasekjen Bidang Kerakyatan Sadarestuwati, Ketua DPP PDIP bidang Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning, dan Ketua DPP PDIP bidang Pariwisata Wiryanti Sukamdani. Hadir juga sebagai narasumber ialah Deputi Bidang Bina Tenaga dan Potensi Basarnas, Abdul Haris Achadi. (Baca juga: PDIP: New Normal Bakal Jadi Bencana tanpa Goyong Royong)
Hasto menyampaikan pesan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri bahwa dunia saat ini dalam kondisi yang mengharuskan hidup dalam situasi kenormalan baru (new normal) yakni, sebuah kehidupan yang menekankan pada aspek budaya baru, budaya protokol kesehatan.
Di sisi lain, kondisi pandemi terus mendorong seluruh jajaran partai untuk menyalakan api ideologi Pancasila yang memiliki semangat perikemanusiaan dan kerakyatan agar tidak pernah padam, dan semakin kuat hadir dalam gerak gotong royong untuk rakyat. Dalam hal ini, kata Hasto, PDIP memiliki komitmen yang kuat untuk membumikan perikemanusiaan dan kerakyatan.
"Kita harap kader Baguna selalu siap bergerak di tengah rakyat, membantu dan berpihak kepada rakyat tanpa membedakan pilihan politiknya. Meskipun di sosmed kita sering dikepung, percayalah seperti disampaikan Bung Karno, senjata yang paling kuat adalah persatuan dengan rakyat itu sendiri," ujar Hasto.
Hasto juga menyampaikan pandemi Covid adalah momentum untuk bangsa Indonesia mengembangkan kemampuan berdikari. Sebab Indonesia penuh dengan sumber obat-obatan yang genuine, herbal, dan ramah tubuh. Dikatakannya, pandemi Covid-19 semakin menyadarkan perlunya mengembangkan semangat berdikari, ketika di awal pandemi terjadi kelangkaan masker dan alat pelindung diri. Sehingga kantor partai pun harus dirubah menjadi sentra produksinya.
"Dibalik Covid-19, ini membuka jalan bagi kita agar berdikari bisa kita lakukan, karena kita punya semua sumber dayanya. Yang harus dilakukan adalah mengutamakan rasionalitas publik serta mendorong riset dan pengembangan," ulas Hasto.
Hasto menambahkan, rapat koordinasi ini adalah demi mendorong terbangunnya optimisme dan menebar kebaikan. Karena sejatinya Baguna memang selalu menebarkan semangat kerakyatan. ”PDIP tetap setia pada jalan kerakyatan dan percaya Baguna bisa melaksanakannya. Justru ketika digembleng dengan serangan serta fitnah partai bisa selalu solid, dalam satu kesatuan rampak barisan, bahwa mereka yang selalu menyerang dan fitnah kita, justru kita tunjukkan rakyat selalu memberikan kepercayaan makin besar kepada PDI Perjuangan," ucap Hasto.
Sementara Ketua DPP PDIP bidang Penanggulangan Bencana Ribka Tjiptaning menjelaskan tema rakor tersebut adalah 'Semua Buat Semua, Satu Buat Semua, Semua Buat Satu'. Menurut Ribka, keprihatinan yang muncul saat ini adalah aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih terjadi dan berdampak juga ke Jawa Tengah, Jakarta, dan daerah lain.
Berbagai bencana alam juga terjadi di Banten, Jawa Barat. Teramsuk di Riau, Sulawesi Selatan yang saat ini ditimpa banjir bandang. "Makanya kita harus cepat berkoordinasi agar bisa membantu rakyat," kata Ribka.
Masalahnya, semua kejadian itu terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan yakni, menjaga jarak. Maka itulah, pihaknya melibatkan Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk memberikan materi karena berpengalaman dalam hal teknis kebencanaan. "Ini berkaitan dengan teknis. Kalau misalnya terjadi bencana, gimana caranya kalau di tengah pandemi Covid, kita tetap harus menyelamatkan. Jadi bagaimana kita misalnya harus menjaga jarak, namun di saat sama harus juga mengungsikan," imbuh Ribka.
(cip)