Tradisi Unik Kampung Sawah Bekasi, Warga Saling Antar Makanan di Hari Raya Agama

Kamis, 01 Desember 2022 - 09:27 WIB
loading...
Tradisi Unik Kampung...
Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi berdiri megah di Kampung Sawah, Kota Bekasi, Minggu (27/11/2022). Jamaah masjid ini hidup rukun tetap bisa khusyuk beribadah meski berdampingan dengan aktivitas ibadah umat lain.  MNC Portal/Abdul Malik M
A A A
KOTA BEKASI - Lantunan ayat suci Al Quran dan lagu misa mewarnai pagi yang cerah di Kampung Sawah, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022) lalu. Suara ritmis nan magis itu saling mengisi ruang pendengaran warga atau pengguna jalan yang melintas di Segitiga Emas tersebut.

Disebut Segitiga Emas karena di Kampung Sawah ini terdapat tiga rumah ibadah yang saling berdekatan. Jaraknya tak lebih dari 100 meter. Masing-masing Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi, Gereja Kristen Pasundan (GKP) milik umat Protestan dan Gereja St Servatius kepunyaan umat Katolik.

Pagi itu, para petugas di masing-masing tempat ibadah sibuk mengatur keluar masuk jamaah atau jemaat. Sebab, di Masjid Al-Jauhar ada pengajian Ahad pagi, sementara di GKP dan Gereja St Servatius digelar misa pagi. Semuanya tenggelam dalam kesibukan ibadah masing-masing.

"Kalau masalah agama kan masing-masing. Lakum dinukum waliyadin. Silakan masing-masing," kata Ketua Yayasan Pendidikan Fisabilillah sekaligus tokoh muslim di Kampung Sawah, KH Rachmadin Afif kepada MNC Portal.

Menurut Abah, sapaan akrab KH Rachmadin Afif, toleransi antarumat beragama di Kampung Sawah sudah terbentuk sejak dulu. Wilayah yang saat ini masuk dalam Kelurahan Jatimelati dan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi ini dihuni oleh warga yang heterogen. Mereka beragama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan lainnya. Mereka juga hidup rukun dan saling menghargai. Sikap itu terus diwariskan ke anak cucu hingga saat ini.

"Orang tua dulu sudah memberikan contoh yang baik, hidup rukun. Kata orang tua, biar kata dia lain agamanya, kita hidup harus rukun. Orang tua dulu itu begitu ngajarinnya," ujar Abah dalam logat Betawi yang kental.

Imam Masjid Agung Al-Jauhar ini masih ingat saat kecil dirinya diajari orang tua tentang akhlak dan etika bertetangga. Saat Lebaran, keluarganya yang muslim mengantar makanan ke tetangga Nasrani. Begitu pun sebaliknya, tetangga Nasrani mengirimkan makanan saat Tahun Baru. Saat ini Abah masih meneruskan ajaran itu dengan bersilatuhmi meski tidak lagi mengantar masakan. Menurutnya makanan tidak lagi menjadi persoalan di masa sekarang.

Pun begitu ketika ada yang berduka. Semua orang datang takziyah meski yang meninggal dunia nonmuslim. Tetangga membantu menyiapkan tenda dan bangku untuk keluarga yang sedang kesusahan. "Secara kemasyarakatan yang sifatnya di luar agama, di luar akidah, ya udah bekerja sama," kata Abah.

Usia tempat ibadah di kampung ini tergolog tua. Gereja Kristen Pasundan GKP adalah yang tertua, berdiri pada 1874. Kemudian disusul Gereja St Servatius pada 1896. Sementara Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi baru berdiri pada 1965.

Sikap toleran masyarakat Kampung Sawah juga ditunjukkan dengan banyaknya tempat ibadah. Di Kecamatan Pondok Melati, saat ini setidaknya berdiri sebanyak 36 gereja dan ratusan masjid serta musala. Ada pula sekolah umat Hindu dan Vihara.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1534 seconds (0.1#10.140)