Warganet Ramai-ramai Dukung Pendapat HT soal ASO

Jum'at, 04 November 2022 - 19:38 WIB
loading...
Warganet Ramai-ramai Dukung Pendapat HT soal ASO
Seorang ibu di Susukan, Ciracas, Jakarta Timur keberatan dengan penerapan kebijakan dihentikannya siaran TV analog. Foto/MPI/Muhammad Farhan
A A A
JAKARTA - Keputusan pemerintah menghentikan siaran tv analog atau Analog Switch Off (ASO) di wilayah Jabodetabek menuai protes dari masyarakat. Setidaknya hal itu terlihat dari ungkapan warganet atau netizen di media sosial.

Keluhan ratusan warganet itu disampaikan lewat kolom komentar akun pribadi Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT). Melalui akun tersebut, HT heran kebijakan ASO hanya di wilayah Jabodetabek dengan alasan perintah Undang-Undang Cipta Kerja.

"Saya merasa heran dengan ASO hanya wilayah Jabodetabek dengan alasan perintah UU," tulis HT di akunnya, Jumat (4/11/2022) pagi.



Dalam unggahannya, HT menyebutkan 7 poin yang membuatnya heran dengan kebijakan itu. "Saat ini yang jelas sangat diuntungkan adalah pabrik atau penjual STB, karena pasti laku keras," tulisnya.

Ratusan warganet ramai-ramai mengamini pendapat HT tersebut. Hingga Jumat (4/11/2022) sore, warganet yang menanggapi unggahan itu mendekati 500.

"Betul pak, banyak masyarakat yang masih menggunakan tv analog. Mereka jadi tidak bisa menyaksikan hiburan termurah di dunia yaitu siaran televisi. Sebaiknya memang berjalan bersama saja," tulis akun @t10nugroho.

Baca juga: Pemberlakuan ASO di Jabodetabek, Ini Pendapat Hary Tanoe

"Lho jadi paham dengan postingan Pak HT bahwa analog itu ternyata masih banyak digunakan ya, masa sulit ini memang lebih bijak kalo pemerintah gak memaksakan ganti Analog sama STB," tulis @aline_herawati.

"Memaksakan rakyat untuk ke digital, padahal seharusnya pilihan itu ada di rakyatnya, mau pakai digital atau analog. Mereka yang mau digital, silakan, dan yang masih setia sama analog, juga biarkan," tulis akun @bahrul.ulum94.

"Harusnya memang bersamaan saja. Biar masyarakat masyarakat bisa menyesuaikan dengan kemampuannya. Mau analog silahkan, digital silakan. Kenapa harus dipaksakan switch ke digital," tulis @ahmadjazuliharwono.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1471 seconds (0.1#10.140)