Survei SMRC: Jika PDIP Capreskan Ganjar, Peluang Menang Pilpres 2024 Terbuka
loading...
A
A
A
JAKARTA - PDIP kemungkinan besar akan menang dalam kontestasi Pilpres 2024 apabila mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres). Ganjar paling unggul dan paling kompetitif sebagai capres PDIP apabila dibandingkan dengan Puan Maharani.
Hal itu berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) selama Agustus 2022 bertajuk 'Siapa Calon Presiden PDIP 2024?'. "Data ini menunjukkan bahwa jika yang dicalonkan PDIP adalah Ganjar, harapan bagi PDIP untuk memenangkan pilpres dan kembali memiliki presiden menjadi terbuka," kata pendiri SMRC Saiful Mujani, Kamis (15/9/2022).
Saiful menjelaskan berdasarkan format survei semi terbuka pada Maret 2021 sampai Agustus 2022, pergerakan suara Puan tidak signifikan, dari 0,5% menjadi 1%. Sementara Ganjar Pranowo bergerak dari 8,8% menjadi 25,5%. Prabowo dari 20% menjadi 16,7%, dan Anies Baswedan dari 11,2% menjadi 14,4%.
Menurut Saiful, kalau kondisinya seperti sekarang, berat bagi PDIP untuk mencalonkan Puan. Karena kalau Puan misalnya bersaing dengan Prabowo dan Anies, data survei menunjukkan Puan tertinggal jauh dan tidak kompetitif. “Persaingan itu (Puan melawan Prabowo atau Anies) tidak fair karena gapnya terlalu jauh. Kalau Puan harus maju dan PDIP memiliki target untuk menang, maka tantangannya akan sangat berat,” tegas Saiful.
Dalam simulasi tiga nama tanpa Ganjar, survei SMRC Desember 2021 sampai Agustus 2022 menunjukkan pergerakan suara Puan dari 10,1% menjadi 7,8%. Sementara Prabowo Subianto dari 40% menjadi 40,2%, dan Anies dari 28,1% menjadi 27,5%. “Kalau Ibu Puan dipaksakan (untuk maju) dengan kondisi seperti ini, harapan PDIP untuk memiliki presiden lagi menjadi susah,” jelas Saiful.
Tapi apabila PDIP mencalonkan Ganjar yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Tengah, maka hasilnya kemungkinan besar PDIP akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024.
Menurut Saiful, jika dalam simulasi tiga tokoh itu nama Puan dikeluarkan dan Ganjar yang dimasukkan untuk melawan Prabowo dan Anies, hasilnya suara Ganjar mengalami kenaikan dari 25,5% pada Mei 2021, menjadi 32% pada Agustus 2022. Sementara Prabowo melemah dari 34,1% menjadi 30,8% dan Anies relatif stabil dari 23,5% menjadi 21,9% pada periode yang sama.
Dalam survei Februari sampai Maret 2021, ada 60% warga yang tahu Puan menyatakan suka padanya. Pada survei terakhir Agustus 2022 mengalami penurunan menjadi 44%. ”Ini masalah karena tingkat penerimaan publik pada Puan rendah dan cenderung semakin lemah,” ucapnya.
Sementara tingkat penerimaan pada Ganjar paling tinggi sebesar 83% pada survei Agustus 2022. Ini konsisten dengan tingkat elektabilitasnya yang juga tertinggi. Tingkat penerimaan Anies juga tinggi 74%. Dibanding Prabowo sebesar 71 persen, tingkat penerimaan Anies lebih tinggi. “Gap penerimaan publik pada Puan terlalu jauh dibanding dengan tiga nama lain (Ganjar, Prabowo, dan Anies),” jelas Saiful.
Saiful melihat jika kecenderungan likeability negatif, maka akan sangat susah untuk membuka peluang karena semakin disosialisasikan, publik justru makin resisten. “Ini harus menjadi perhatian yang sangat serius bagi PDIP jika mereka ingin mempertahankan memiliki presiden yang berasal dari kadernya kembali,” katanya.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden. Response rate sebesar 1.053 atau 86%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Hal itu berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) selama Agustus 2022 bertajuk 'Siapa Calon Presiden PDIP 2024?'. "Data ini menunjukkan bahwa jika yang dicalonkan PDIP adalah Ganjar, harapan bagi PDIP untuk memenangkan pilpres dan kembali memiliki presiden menjadi terbuka," kata pendiri SMRC Saiful Mujani, Kamis (15/9/2022).
Saiful menjelaskan berdasarkan format survei semi terbuka pada Maret 2021 sampai Agustus 2022, pergerakan suara Puan tidak signifikan, dari 0,5% menjadi 1%. Sementara Ganjar Pranowo bergerak dari 8,8% menjadi 25,5%. Prabowo dari 20% menjadi 16,7%, dan Anies Baswedan dari 11,2% menjadi 14,4%.
Menurut Saiful, kalau kondisinya seperti sekarang, berat bagi PDIP untuk mencalonkan Puan. Karena kalau Puan misalnya bersaing dengan Prabowo dan Anies, data survei menunjukkan Puan tertinggal jauh dan tidak kompetitif. “Persaingan itu (Puan melawan Prabowo atau Anies) tidak fair karena gapnya terlalu jauh. Kalau Puan harus maju dan PDIP memiliki target untuk menang, maka tantangannya akan sangat berat,” tegas Saiful.
Baca Juga
Dalam simulasi tiga nama tanpa Ganjar, survei SMRC Desember 2021 sampai Agustus 2022 menunjukkan pergerakan suara Puan dari 10,1% menjadi 7,8%. Sementara Prabowo Subianto dari 40% menjadi 40,2%, dan Anies dari 28,1% menjadi 27,5%. “Kalau Ibu Puan dipaksakan (untuk maju) dengan kondisi seperti ini, harapan PDIP untuk memiliki presiden lagi menjadi susah,” jelas Saiful.
Tapi apabila PDIP mencalonkan Ganjar yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Tengah, maka hasilnya kemungkinan besar PDIP akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024.
Menurut Saiful, jika dalam simulasi tiga tokoh itu nama Puan dikeluarkan dan Ganjar yang dimasukkan untuk melawan Prabowo dan Anies, hasilnya suara Ganjar mengalami kenaikan dari 25,5% pada Mei 2021, menjadi 32% pada Agustus 2022. Sementara Prabowo melemah dari 34,1% menjadi 30,8% dan Anies relatif stabil dari 23,5% menjadi 21,9% pada periode yang sama.
Dalam survei Februari sampai Maret 2021, ada 60% warga yang tahu Puan menyatakan suka padanya. Pada survei terakhir Agustus 2022 mengalami penurunan menjadi 44%. ”Ini masalah karena tingkat penerimaan publik pada Puan rendah dan cenderung semakin lemah,” ucapnya.
Sementara tingkat penerimaan pada Ganjar paling tinggi sebesar 83% pada survei Agustus 2022. Ini konsisten dengan tingkat elektabilitasnya yang juga tertinggi. Tingkat penerimaan Anies juga tinggi 74%. Dibanding Prabowo sebesar 71 persen, tingkat penerimaan Anies lebih tinggi. “Gap penerimaan publik pada Puan terlalu jauh dibanding dengan tiga nama lain (Ganjar, Prabowo, dan Anies),” jelas Saiful.
Saiful melihat jika kecenderungan likeability negatif, maka akan sangat susah untuk membuka peluang karena semakin disosialisasikan, publik justru makin resisten. “Ini harus menjadi perhatian yang sangat serius bagi PDIP jika mereka ingin mempertahankan memiliki presiden yang berasal dari kadernya kembali,” katanya.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden. Response rate sebesar 1.053 atau 86%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
(cip)