Anggaran Ketahanan Pangan Rp92,3 Triliun, Jokowi: Hasilnya Apa Setiap Tahun?

Senin, 20 Juni 2022 - 18:22 WIB
loading...
Anggaran Ketahanan Pangan...
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertanyakan anggaran ketahanan pangan yang cukup besar yang digelontorkan sekitar Rp92,3 triliun tahun ini. Foto/BPMI Setpres
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertanyakan anggaran ketahanan pangan yang cukup besar yang digelontorkan sekitar Rp92,3 triliun tahun ini. Jokowi mempertanyakan anggaran tersebut kepada para menterinya.

Hal tersebut disampaikanya pada saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, pada hari ini Senin (20/6/2022). Baca juga:
Jokowi Bakal Bertemu Putin di Moskow 30 Juni Mendatang, Bahas Apa?

"Karena kalau kita lihat anggaran pemerintah untuk ketahanan pangan ini gede banget. 2018 ini totalnya Rp86 triliun, tahun 2022 ini Rp92,3 triliun," ujar Jokowi, Senin (20/6/2022).

"Gede banget loh ini, hasilnya apa setiap tahun? Konkret apa? Harus jelas. Kalau nggak Rp92 triliun kita pakai aja belikan beras untuk stok aja. Ya kan?" sambungnya.

Awalnya, Jokowi meminta para menterinya untuk fokus pada peningkatan produsksi besar-besaran baik itu dari petani, korporasi, hingga BUMN. Dirinya juga meminta untuk menanam komoditi sesuai dengan karakteristik daerah.

"Kemarin saya lihat, sorgum di NTT misalnya, ditanam jagung hidup. Begitu ditanam sorgum hijau, sangat hijau dan sangat kelihatan subur sekali. Ini kan ternyata di NTT yang banyak adalah sorgum," jelasnya.

Jika sudah bisa produksi besar-besaran, kata Jokowi, selanjutnya tinggal memilih penjamin komoditas atau off taker. "Jadi petani produksi terus dan yang membeli juga ada. Jangan sampai petani produksi banyak, Bulog nggak ambil, RNI nggak ambil. Ini mekanisme harus segera diputuskan. Dan kemarin kita sampaikan dengan Menteri BUMN, segera siapa, produknya apa, biayanya seperti apa," tandasnya.

Usai hasil produksi dari pertanian diambil, Jokowi memerintahkan agar segera dilakukan penjualan dan tidak menumpuknya di tempat penyimpanan. "Kalau sudah ngambil jangan sampai kaya Bulog, ngambil dari petani banyak, stok, nggak bisa jual. Sehingga kualitasnya jadi turun dan ada yang busuk yang dulu, rusak, jangan." Baca juga: Jokowi Resmi Teken UU PPP, Atur Penyusunan Teknik Omnibus

"Artinya semua harus ada pada grand plan, rencana besarnya seperti apa sudah kita sampaikan, pelaksanaanya juga harus ada. Ini memang membutuhkan sebuah orkestrasi yang baik antara Kementerian/Lembaga BUMN, swasta, dengan daerah semuanya," imbuhnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Rekomendasi
Aturan TKDN Dilonggarkan...
Aturan TKDN Dilonggarkan Gara-gara Tarif Trump? Menperin Buka Suara
Bus Persik Kediri Dihujani...
Bus Persik Kediri Dihujani Batu Oknum Suporter Aremania Pasca Laga di Kanjuruhan, Pelatih Terluka
Meghan Markle Digugat...
Meghan Markle Digugat Rp162 Miliar Imbas Resepnya Buat Penggemar Terluka
Berita Terkini
Daftar Lengkap 51 Pati...
Daftar Lengkap 51 Pati TNI AU Dimutasi Jenderal Agus Subiyanto pada Akhir April 2025
Ini Alasan Polisi Tangguhkan...
Ini Alasan Polisi Tangguhkan Penahanan Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi
ERIA Perkuat Peran Media...
ERIA Perkuat Peran Media Dalam Pelaporan Isu Kawasan
Habiburokhman Jadi Penjamin...
Habiburokhman Jadi Penjamin Mahasiswi ITB Dibebaskan, Aktivis 98: Jamin Demokrasi Tetap Terjaga
Kemenko Polkam Dorong...
Kemenko Polkam Dorong Satgas Terpadu se-Kaltim Gelar Operasi Pemberantasan Premanisme Berkedok Ormas
Profil Wahyudi Andrianto,...
Profil Wahyudi Andrianto, Adik Ipar Jokowi yang Serahkan Ijazah Asli ke Bareskrim
Infografis
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved