Analis Intelijen Nilai Unjuk Rasa Masih Jadi Ancaman Bagi Sektor Bisnis

Rabu, 24 Juni 2020 - 16:44 WIB
loading...
Analis Intelijen Nilai...
Webinar membahas Pencegahan dan Penanganan Unjuk Rasa di Sektor Industrial dengan Pendekatan Intelijen serta Mediasi Berbasis Connectability. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kondisi sosial politik yang cukup dinamis sering kali berdampak pada sektor lain, salah satunya sektor bisnis. Aspek yang harus dicermati terkait hal tersebut adalah maraknya unjuk rasa yang menjadikan sektor bisnis sebagai target.

Hal itu terungkap dalam webinar yang mengusung tema "Pencegahan dan Penanganan Unjuk Rasa di Sektor Industrial dengan Pendekatan Intelijen serta Mediasi Berbasis Connectability”. Webinar tersebut difasilitasi oleh Badan Usaha Jasa Pengamanan SIGAP, Rabu (24/6/2020).

Dalam webinar yang diikuti oleh sekitar 200 praktisi keamanan dari berbagai perusahaan swasta dan BUMN tersebut dipandu oleh Suwito selaku Presiden Direktur SIGAP dengan menghadirkan dua pembicara yaitu Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan M. Aditya Warman dan Analis Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta. (Baca juga: Ratusan Pekerja Geruduk Perusahaan di Pekanbaru Tuntut Pembayaran Gaji)

Analis Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta menjelaskan bahwa unjuk rasa memang menjadi hak warga negara yang dilindungi Undang-Undang, namun jika sektor bisnis mampu melakukan deteksi dini dan cegah dini, unjuk rasa tersebut tidak perlu terjadi.

"Tidak ada organisasi bisnis yang bisa menjamin bebas dari unjuk rasa, misalnya mengelola voice agar tidak menjadi noice yang berujung pada aksi. Namun, sektor bisnis bisa mencegah unjuk rasa dengan beberapa pendekatan. Jangan sampai ada celah-celah yang menjadi isu untuk bahan unjuk rasa. Sektor bisnis harus taat pada regulasi, menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar, dan membangun networking yang kuat," tutur Stanislaus Riyanta yang sedang menyelesaikan studi doktoral di Univesitas Indonesia (UI).

Senada, pakar Industrial Relation M. Aditya Warman menjelaskan bagaimana cara melakukan deteksi dini gejala terjadinya unjuk rasa di internal maupun eksternal. Selain itu dia juga memaparkan bagaimana unjuk rasa terutama di perusahaan yang dapat terjadi.

“Ketegangan dapat diredam jika perusahaan mampu mendeteksi gejala atau celah kerawanan baik di situasi harmonize time maupun pada saat turbulence time. Selain itu, hindari kebijakan-kebijakan yang dapat memicu unjuk rasa karena hal tersebut dapat mengganggu keberlangsungan bisnis,” ucapnya.

Peran security stakeholders dalam perusahaan tidak hanya melakukan pengamanan tetapi membangun connectability, demikian juga fungsi lain seperti industrial relation, dan corporate social responsibility. ”Jika hal connectability dapat dilakukan, maka keselarasan dan keharmonisan antara perusahaan dengan pihak lain dapat terwujud dan unjuk rasa dapat dicegah,” ungkap Aditya yang saat ini menjadi Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan.

Webinar yang berlangsung cukup dinamis tersebut juga mendapat kejutan dengan hadirnya korlap demo yang sengaja didatangkan oleh Stanislaus Riyanta untuk memberikan testimoni bagaimana mereka melakukan unjuk rasa. Motif dari unjuk rasa yang mereka lakukan adalah ekonomi, memberi peluang kerja dan sebagainya. Sasaran mereka adalah perusahaan yang biasanya kurang peduli dengan isu sosial di lingkungan khususnya mengenai corporate social responsibility (CSR).
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Buruh Gelar Demo Besar...
Buruh Gelar Demo Besar di Istana 5 Maret 2024, Sebut Pemerintah Gagal Cegah PHK Massal Sritex
Pengunjuk Rasa Indonesia...
Pengunjuk Rasa Indonesia Gelap Bubarkan Diri, Jalan Medan Merdeka Barat Mulai Dibuka
Unjuk Rasa Indonesia...
Unjuk Rasa Indonesia Gelap Memanas, Massa Aksi Bakar Barrier Plastik dan Lempari Petugas
Demo Indonesia Gelap...
Demo Indonesia Gelap Ricuh, Pengunjuk Rasa Lempar Molotov hingga Nyalakan Petasan
Gelar Aksi Indonesia...
Gelar Aksi Indonesia Gelap saat Pelantikan Kepala Daerah, BEM SI: Agar Pro Rakyat
Aliansi BEM SI Bakal...
Aliansi BEM SI Bakal Gelar Puncak Aksi Indonesia Gelap Kamis Pekan Ini
Soal Unjuk Rasa Indonesia...
Soal Unjuk Rasa Indonesia Gelap, Mensesneg Sarankan Mahasiswa Pahami Isu Efisiensi sebelum Aksi
BEM UI Sebut 600.000...
BEM UI Sebut 600.000 Mahasiswa Terancam Tak Bisa Lanjutkan Kuliah Gara-gara Efisiensi Anggaran
Belum Dibayarkan sejak...
Belum Dibayarkan sejak 2020, Utang Tukin Dosen Pemerintah Rp20 Triliun
Rekomendasi
Putri Nabila Meminta...
Putri Nabila Meminta Maaf pada Mantan Kekasih di Lagu Maaf
Kiper Bahrain Ketar-ketir:...
Kiper Bahrain Ketar-ketir: Timnas Indonesia Sama Sulitnya dengan Lawan Raksasa Asia
Berapa Kg Zakat Fitrah...
Berapa Kg Zakat Fitrah untuk 1 Orang? Simak Ketentuannya
Berita Terkini
Eksepsi Ditolak, Tom...
Eksepsi Ditolak, Tom Lembong: Kami Hormati Putusan Majelis Hakim
3 menit yang lalu
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Infografis
Sektor Keuangan Akan...
Sektor Keuangan Akan jadi Sasaran Ancaman Siber di 2024
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved