Gara-gara Luhut, Konglomerat Indonesia yang Lari ke Singapura Kumpul Jadi Satu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengabdian panjang Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan di militer ternyata berakhir lebih cepat. Ketika masa pensiun belum tiba, lulusan terbaik Akademi Militer 1970 ini mesti meninggalkan karier ketentaraan karena Presiden BJ Habibie. Kelak atas perintah ini pula Luhut bertemu para konglomerat Indonesia yang tinggal di Negara Singa. Bagaimana ceritanya?
Kisah ini dibagikan Luhut belum lama ini. Suatu ketika saat masih menjabat Dankodiklat TNI AD, jenderal Kopassus ini kedatangan tamu yang merupakan utusan dari Presiden BJ Habibie. Sang utusan memberitahukan Luhut diminta untuk menjadi Duta Besar RI untuk Singapura.
Baca juga: Luhut Sebut Investasi dari Negara-Negara Islam Meningkat
“Saya terkejut dan menjawab, bahwa saya harus mendengar sendiri penunjukan itu dari Presiden pribadi. Saya akhirnya dipanggil ke Jakarta untuk menghadap Presiden,” tutur Luhut dalam akun resmi Facebook miliknya, dikutip Sabtu (30/4/2022).
Pendiri Detasemen 81 Korps Baret Merah ini menceritakan, disaksikan Panglima TNI Jenderal TNI Wiranto, Presiden Habibie mengutarakan niatnya tersebut. Luhut berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Kendati demikian, dia tidak serta-merta menerima. Dia bertanya, apakah menjadi dubes merupakan penugasan atau penawaran?
Sesaat BJ Habibie terdiam. Sepertinya presiden belum begitu paham. Untuk itu, Luhut menjelaskan maksudnya. “Bila ini penugasan, saya sebagai prajurit TNI akan menjalankan perintah tersebut dengan sebaik-baiknya; tetapi bila ditawarkan dengan segala hormat saya menolaknya. Bila diizinkan, saya lebih berbahagia tetap di TNI hingga pensiun….”.
Habibie lantas menoleh ke Wiranto. Mantan Menristek itu pun memastikan bahwa penunjukan Luhut sebagai Dubes Singapura merupakan penugasan. Wiranto mengiyakan perintah tersebut. Dari pertemuan itu, pengabdian panjang Luhut di TNI pun paripurna.
Bukan tanpa alasan Habibie menunjuk pria berdarat Batak ini. Seusai dilantik menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Singapura, Luhut dipanggil Habibie dan diberi arahan agar dirinya bisa memperbaiki hubungan antara Indonesia dan Singapura.
Untuk diketahui, hubungan kedua negara sempat dingin lantaran terjadi “peristiwa” Presiden Habibie menyebut Singapura sebagai a little red dot alias noktah merah kecil. Penyebutan ini lah yang menuai reaksi keras Singapura.
Dalam arahannya, Habibie juga meminta Luhut untuk menarik kembali investasi dari luar untuk kembali ke Indonesia. Saat mulai resmi bertugas, Luhut membangun kepercayaan dari para pejabat Singapura dari tingkat Perdana Menteri (waktu itu) Goh Chok Tong hingga pejabat Kemlu Singapura. Kepada mereka, dia menjanjikan melakukan semua hal yang bisa dilakukannya menyangkut kepentingan Singapura di Indonesia.
Kumpulkan Konglomerat Indonesia
Kisah ini dibagikan Luhut belum lama ini. Suatu ketika saat masih menjabat Dankodiklat TNI AD, jenderal Kopassus ini kedatangan tamu yang merupakan utusan dari Presiden BJ Habibie. Sang utusan memberitahukan Luhut diminta untuk menjadi Duta Besar RI untuk Singapura.
Baca juga: Luhut Sebut Investasi dari Negara-Negara Islam Meningkat
“Saya terkejut dan menjawab, bahwa saya harus mendengar sendiri penunjukan itu dari Presiden pribadi. Saya akhirnya dipanggil ke Jakarta untuk menghadap Presiden,” tutur Luhut dalam akun resmi Facebook miliknya, dikutip Sabtu (30/4/2022).
Pendiri Detasemen 81 Korps Baret Merah ini menceritakan, disaksikan Panglima TNI Jenderal TNI Wiranto, Presiden Habibie mengutarakan niatnya tersebut. Luhut berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Kendati demikian, dia tidak serta-merta menerima. Dia bertanya, apakah menjadi dubes merupakan penugasan atau penawaran?
Sesaat BJ Habibie terdiam. Sepertinya presiden belum begitu paham. Untuk itu, Luhut menjelaskan maksudnya. “Bila ini penugasan, saya sebagai prajurit TNI akan menjalankan perintah tersebut dengan sebaik-baiknya; tetapi bila ditawarkan dengan segala hormat saya menolaknya. Bila diizinkan, saya lebih berbahagia tetap di TNI hingga pensiun….”.
Habibie lantas menoleh ke Wiranto. Mantan Menristek itu pun memastikan bahwa penunjukan Luhut sebagai Dubes Singapura merupakan penugasan. Wiranto mengiyakan perintah tersebut. Dari pertemuan itu, pengabdian panjang Luhut di TNI pun paripurna.
Bukan tanpa alasan Habibie menunjuk pria berdarat Batak ini. Seusai dilantik menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Singapura, Luhut dipanggil Habibie dan diberi arahan agar dirinya bisa memperbaiki hubungan antara Indonesia dan Singapura.
Untuk diketahui, hubungan kedua negara sempat dingin lantaran terjadi “peristiwa” Presiden Habibie menyebut Singapura sebagai a little red dot alias noktah merah kecil. Penyebutan ini lah yang menuai reaksi keras Singapura.
Dalam arahannya, Habibie juga meminta Luhut untuk menarik kembali investasi dari luar untuk kembali ke Indonesia. Saat mulai resmi bertugas, Luhut membangun kepercayaan dari para pejabat Singapura dari tingkat Perdana Menteri (waktu itu) Goh Chok Tong hingga pejabat Kemlu Singapura. Kepada mereka, dia menjanjikan melakukan semua hal yang bisa dilakukannya menyangkut kepentingan Singapura di Indonesia.
Kumpulkan Konglomerat Indonesia