Islam Merah Putih, Terobosan Menarik Antara Nasionalis dan Agama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Jaringan Moderasi Beragama Indonesia Islah Bahrawi menyebut, gagasan Islam Merah Putih yang dicetuskan Ketua DPR RI Puan Maharani merupakan terobosan menarik. Karena menghadirkan keseimbangan antara nasionalisme di satu sisi dan agama di sisi yang lain.
Hadirnya gagasan ini juga menjadi penangkal hadirnya politik identitas berdasarkan agama yang saat ini masih menjadi ‘jualan politik’ pada setiap kali Pemilu.
“Ini konsep yang sangat keren. Saya suka. Karena Ibu Puan Maharani menghadirkan keseimbangan antara nasionalisme dan agama. Untungnya dengan konsep ini, ruang atau celah bagi mereka yang memakai politik identitas berdasarkan agama jadi tertutup. Gagasan Islam Merah Putih itu adalah politik tengah, tidak terlalu ke kiri, tidak terlalu ke kanan juga dan itu menjadi keuntungan tersendiri,” ungkap Islah saat diskusi Politik Indonesia Point seri 6 bertajuk ‘Islam Merah Putih Puan Maharani’ yang digelar di Jakarta, Selasa 26 April 2022.
Islah menjelaskan, Islam Merah Putih yang disampaikan Puan tidak perlu diperdebatkan seakan-akan menjadi aliran baru dalam islam sama halnya ketika orang mempersoalkan Islam Nusantara yang digagas Nahdlatul Ulama.
“Ini sama sekali tidak ada yang aneh, justru muncul sebagai terobosan baru yang sangat keren; ketika nasionalisme dan spiritualisme digandeng dalam satu kesatuan yang seimbang. Bahwa ada yang menfasirkan aneh, ya sama dengan Islam Nusantara yang dianggap seakan aliran baru dalam Islam, saya katakan, memang yang model begini, hanya orang cerdas saja yang paham, hanya orang-orang yang mau berpikir,” jelasnya.
Hakikat Islam Merah Putih yang disampaikan Puan Maharani kata dia menjadi jembatan yang baik untuk tidak membenturkan nasionalisme dengan agama.
Di banyak tempat yang dilanda konflik jelas dia terjadi karena nasionalisme dan identitas dibenturkan. “Kita lihat Sudah, Rwanda dan negara-negara di Timur Tengah dilanda konflik karena tidak mampu menempatkan identitas baik agama maupun suku dalam konteks kebangsaan. Maka saya apresiasi gagasan Islam Merah Putih ini dalam rangka itu, membuat nasionalisme dan agama itu dipangku bersamaan,” kata Penulis Buku ‘Intoleransi dan Radikalisme: Kuda Troya Politik dan Agama‘ tersebut.
Kata dia, Puan Maharani sedang mengajarkan masyarkat Indonesia bahwa beragama tidak pernah berdiri di ruang hampa dan orang yeng membela negara sama dengan orang yang membela agama.
“Makanya saya bilang ini keren dan kita pantas apresiasi sebagai sebuah terobosan,” pungkas Islah. Baca juga:Dukung Prabowo dan Puan Maharani di Pilpres 2024, Relawan Deklarasikan Poros Prabowo-Puan
Hadirnya gagasan ini juga menjadi penangkal hadirnya politik identitas berdasarkan agama yang saat ini masih menjadi ‘jualan politik’ pada setiap kali Pemilu.
“Ini konsep yang sangat keren. Saya suka. Karena Ibu Puan Maharani menghadirkan keseimbangan antara nasionalisme dan agama. Untungnya dengan konsep ini, ruang atau celah bagi mereka yang memakai politik identitas berdasarkan agama jadi tertutup. Gagasan Islam Merah Putih itu adalah politik tengah, tidak terlalu ke kiri, tidak terlalu ke kanan juga dan itu menjadi keuntungan tersendiri,” ungkap Islah saat diskusi Politik Indonesia Point seri 6 bertajuk ‘Islam Merah Putih Puan Maharani’ yang digelar di Jakarta, Selasa 26 April 2022.
Islah menjelaskan, Islam Merah Putih yang disampaikan Puan tidak perlu diperdebatkan seakan-akan menjadi aliran baru dalam islam sama halnya ketika orang mempersoalkan Islam Nusantara yang digagas Nahdlatul Ulama.
“Ini sama sekali tidak ada yang aneh, justru muncul sebagai terobosan baru yang sangat keren; ketika nasionalisme dan spiritualisme digandeng dalam satu kesatuan yang seimbang. Bahwa ada yang menfasirkan aneh, ya sama dengan Islam Nusantara yang dianggap seakan aliran baru dalam Islam, saya katakan, memang yang model begini, hanya orang cerdas saja yang paham, hanya orang-orang yang mau berpikir,” jelasnya.
Hakikat Islam Merah Putih yang disampaikan Puan Maharani kata dia menjadi jembatan yang baik untuk tidak membenturkan nasionalisme dengan agama.
Di banyak tempat yang dilanda konflik jelas dia terjadi karena nasionalisme dan identitas dibenturkan. “Kita lihat Sudah, Rwanda dan negara-negara di Timur Tengah dilanda konflik karena tidak mampu menempatkan identitas baik agama maupun suku dalam konteks kebangsaan. Maka saya apresiasi gagasan Islam Merah Putih ini dalam rangka itu, membuat nasionalisme dan agama itu dipangku bersamaan,” kata Penulis Buku ‘Intoleransi dan Radikalisme: Kuda Troya Politik dan Agama‘ tersebut.
Kata dia, Puan Maharani sedang mengajarkan masyarkat Indonesia bahwa beragama tidak pernah berdiri di ruang hampa dan orang yeng membela negara sama dengan orang yang membela agama.
“Makanya saya bilang ini keren dan kita pantas apresiasi sebagai sebuah terobosan,” pungkas Islah. Baca juga:Dukung Prabowo dan Puan Maharani di Pilpres 2024, Relawan Deklarasikan Poros Prabowo-Puan
(mhd)