Ganjar Bentuk Satgas Jogo Tonggo Gerakkan Solidaritas Masyarakat Desa

Rabu, 22 April 2020 - 22:49 WIB
loading...
Ganjar Bentuk Satgas Jogo Tonggo Gerakkan Solidaritas Masyarakat Desa
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kiri) membentuk tim khusus Satgas Jogo Tonggo di setiap RW. Foto Dok Humas Pemprov Jateng
A A A
SEMARANG - Guna memacu semangat solidaritas masyarakat pedesaan yang saling menjaga dan membantu dalam segala hal, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membentuk tim khusus atau satuan tugas (Satgas) Jogo Tonggo di setiap RW.

“Orang desa terbiasa berbagi makanan, gotong royong membangun rumah dan menjaga lingkungan dengan siskamling. Spirit ini kita ambil karena basis kekuatan utama Jawa Tengah adalah desa,” kata Ganjar, Rabu (22/4/2020).

Setiap Satgas Jogo Tonggo akan dipimpin ketua RW dibantu para ketua RT. Satgas ini beranggotakan tim kesehatan, tim ekonomi, dan tim keamanan. Ketua satgas melaporkan kegiatan setiap hari kepada desa atau kelurahan.

"Maka keberagaman itu, lokalitas itu kita berikan ruang dan camat jadi supervisor. Kabupaten dan provinsi siap mensupport dan mengarahkan. Kita siapkan data dan pelibatan dari gugus tugas provinsi, bupati walikota, camat, hingga kades dan RW yang lebih terkoordinir. Semoga dalam dua hari ini bisa selesai rancangannya, sehingga nanti saya keluarkan Pergub," terangnya.

Gerakan ini mancakup dua hal, yakni jaring pengaman sosial dan keamanan yang meliputi sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga serta jaring pengaman ekonomi, yang terdiri dua hal. Pertama memastikan tidak ada satupun warga yang kelaparan selama wabah Covid-19. Kedua, mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pascawabah Covid-19.

Sebelumnya, narasi gotong royong sudah digerakkan ke seluruh desa di Jawa Tengah. Kali ini, Ia canangkan kembali dengan nama Jogo Tonggo disertai instruksi dan koordinasi yang lebih tegas. Penyiapan aturan ini diperkuat dengan masukan dari BNPB dan para pakar.

Menurutnya, gerakan tersebut penting karena Ia melihat kemungkinan besarnya angka pengangguran dan langkanya bahan makanan pascaCovid-19. Maka, pemerintah harus bergerak sampai ke level paling bawah.

Pihaknya, meminta setiap desa harus memastikan kebutuhan pangan tercukupi dengan memulai menanam dan beternak sejak sekarang. Lumbung pangan juga harus mulai diadakan di setiap desa bahkan RW.

“Sekarang mulai menanam dari sayur-mayur hingga apotek hidup di tiap pekarangan. Desa atau RW yang belum punya ikan mulai menebar benih, yang belum punya telur dan daging mulai beternak ayam atau kambing. Dipetakan potensinya, kalau setiap desa punya produk, mereka juga bisa barter antar desa terdekat. Beras barter ikan, sayur barter telur misalnya. Jadi mau kondisi seperti apa, setidaknya kebutuhan dasar tercukupi,” jelas orang nomor satu di Jateng ini.

Dia menegaskan, tidak ingin kejadian orang mati kelaparan terjadi di Jawa Tengah. Maka setiap warga harus menengok tetangga kiri kanan. Jika ada yang kesusahan agar melapor ke Ketua RW untuk dicarikan solusi bersama.

Ganjar juga memikirkan keberlanjutan ekonomi pasca Covid-19. Ia meminta setiap desa menggunakan dana desa untuk membuat kegiatan usaha pemberdayaan masyarakat.

“Makanya kegiatan padat karya jangan semua fisik, tapi yang sifatnya berlanjut. Perikanan, peternakan, konveksi, kerajinan, atau kuliner. Agar tidak sekali kegiatan lalu selesai. Siapa tahu yang sekarang mudik tidak perlu kembali ke kota jika ekonominya sudah bagus dari pemberdayaan itu,” pungkasnya.
(alf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0717 seconds (0.1#10.140)