Mengerikan, Ini Kekuatan Militer di Bawah Kendali KSAD Jenderal Dudung Abdurachman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal TNI Dudung Abdurachman telah dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat ( KSAD ). Rencananya serah terima jabatan KSAD dari Jenderal TNI Andika Perkasa ke Dudung akan dilaksanakan, Jumat (19/11/2021) sore.
"(Sertijab) 19 November jam empat sore," kata Dudung selepas dilantik Presiden Jokowi menjadi KSAD di Istana Negara, Rabu (17/11/2021).
KSAD bukanlah jabatan ecek-ecek. Sang jenderal membawahi lebih dari 200.000 personel yang terbagi dalam tiga kekuatan. Masing-masing kekuatan Terpusat, Kekuatan Kewilayahan, dan Kekuatan Badan Pelaksana Pusat.
Baca juga: Sertijab KSAD Digelar Tertutup Sore Nanti
Kekuatan Terpusat TNI AD ada dua, yakni Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Kostrad memiliki tiga divisi satuan tempur, 20 batalion infanteri, dan 17 batalian lainnya. Sedangkan Kopassus mempunyai 4 grup tempur dan 1 grup pendidikan.
Kekuatan kedua di bawah KSAD adalah Kekuatan Kewilayahan. Terdiri dari 15 Komando Daerah Militer (Kodam), 45 Komando Resort Militer (Korem), 274 Komando Distrik Militer (Kodim), dan 97 batalion.
Adapun Kekuatan Badan Pelaksana Pusat terdiri dari 1 Resimen Zeni Konstruksi, 5 Skadron Penerbang TNI AD, dan 5 batalion lainnya.
Itu baru kekuatan personelnya. Belum alat utama sistem persenjatan (alutsista)-nya. Mengutip dari data terbaru Global Fire Power, TNI AD memiliki 332 tank, 1.430 kendaraan lapis baja, 153 artileri swa-gerak (kendaraan artileri yang memiliki mobilitas tinggi), 366 artileri tarik, 63 peluncur roket.
Baca juga: Kekuatan Militer Indonesia di Mata Dunia: Jumlah Personel hingga Alutsista yang Dimiliki
Sebagai kekuatan utama dan garda paling depan dalam hal persenjataan darat, tank yang dimiliki Indonesia berada di peringkat 46, merujuk pada peringkat GFP. Posisi tersebut tepat di bawah Argentina dan di atas Spanyol.
Sebagai KSAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman dinilai akan sanggup mengelola kekuatan yang begitu besar. Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati menilai, Dudung merupakan perwira tinggi (pati) yang memiliki kemampuan baik dalam menghadapi peperangan hibrida. Di mana yang bersangkutan mampu membaca ancaman radikalisme maupun separatisme.
"Secara ideal KSAD diharapkan memiliki kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang andal. juga pengetahuan intelijen serta cukup memahami perkembangan teknologi pertahanan baru termasuk siber," katanya kepada SINDOnews, Rabu (17/11/2021).
Namun, mantan anggota Komisi I DPR ini juga mengingatkan bahwa KSAD harus mampu membangun TNI yang bisa melaksanakan interoperabilitas dan mampu meningkatkan kualitas prajurit TNI dalam menghadapi perang siber. Termasuk mengawaki teknologi militer terkini seperti pemanfaatan unmanned system baik berupa robot maupun Artificial Intelligent (AI), dan cyber defence juga memahami perkembangan lingkungan strategis pada tataran global dan regional.
"Sebagai KSAD (Dudung Abdurachman) harus piawai menyesuaikan rencana strategisnya dengan visi misi Panglima TNI. Siap menerapkan TNI Adalah Kita sehingga TNI AD menjadi institusi yang bisa turut menyelesaikan masalah radikalisme dan separatisme dengan cara yang tidak memberlakukan metode militeristik penuh, piawai dalam komunikasi antarbudaya serta memiliki kemampuan kognitif yang bagus," katanya.
"(Sertijab) 19 November jam empat sore," kata Dudung selepas dilantik Presiden Jokowi menjadi KSAD di Istana Negara, Rabu (17/11/2021).
KSAD bukanlah jabatan ecek-ecek. Sang jenderal membawahi lebih dari 200.000 personel yang terbagi dalam tiga kekuatan. Masing-masing kekuatan Terpusat, Kekuatan Kewilayahan, dan Kekuatan Badan Pelaksana Pusat.
Baca juga: Sertijab KSAD Digelar Tertutup Sore Nanti
Kekuatan Terpusat TNI AD ada dua, yakni Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Kostrad memiliki tiga divisi satuan tempur, 20 batalion infanteri, dan 17 batalian lainnya. Sedangkan Kopassus mempunyai 4 grup tempur dan 1 grup pendidikan.
Kekuatan kedua di bawah KSAD adalah Kekuatan Kewilayahan. Terdiri dari 15 Komando Daerah Militer (Kodam), 45 Komando Resort Militer (Korem), 274 Komando Distrik Militer (Kodim), dan 97 batalion.
Adapun Kekuatan Badan Pelaksana Pusat terdiri dari 1 Resimen Zeni Konstruksi, 5 Skadron Penerbang TNI AD, dan 5 batalion lainnya.
Itu baru kekuatan personelnya. Belum alat utama sistem persenjatan (alutsista)-nya. Mengutip dari data terbaru Global Fire Power, TNI AD memiliki 332 tank, 1.430 kendaraan lapis baja, 153 artileri swa-gerak (kendaraan artileri yang memiliki mobilitas tinggi), 366 artileri tarik, 63 peluncur roket.
Baca juga: Kekuatan Militer Indonesia di Mata Dunia: Jumlah Personel hingga Alutsista yang Dimiliki
Sebagai kekuatan utama dan garda paling depan dalam hal persenjataan darat, tank yang dimiliki Indonesia berada di peringkat 46, merujuk pada peringkat GFP. Posisi tersebut tepat di bawah Argentina dan di atas Spanyol.
Sebagai KSAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman dinilai akan sanggup mengelola kekuatan yang begitu besar. Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati menilai, Dudung merupakan perwira tinggi (pati) yang memiliki kemampuan baik dalam menghadapi peperangan hibrida. Di mana yang bersangkutan mampu membaca ancaman radikalisme maupun separatisme.
"Secara ideal KSAD diharapkan memiliki kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang andal. juga pengetahuan intelijen serta cukup memahami perkembangan teknologi pertahanan baru termasuk siber," katanya kepada SINDOnews, Rabu (17/11/2021).
Namun, mantan anggota Komisi I DPR ini juga mengingatkan bahwa KSAD harus mampu membangun TNI yang bisa melaksanakan interoperabilitas dan mampu meningkatkan kualitas prajurit TNI dalam menghadapi perang siber. Termasuk mengawaki teknologi militer terkini seperti pemanfaatan unmanned system baik berupa robot maupun Artificial Intelligent (AI), dan cyber defence juga memahami perkembangan lingkungan strategis pada tataran global dan regional.
"Sebagai KSAD (Dudung Abdurachman) harus piawai menyesuaikan rencana strategisnya dengan visi misi Panglima TNI. Siap menerapkan TNI Adalah Kita sehingga TNI AD menjadi institusi yang bisa turut menyelesaikan masalah radikalisme dan separatisme dengan cara yang tidak memberlakukan metode militeristik penuh, piawai dalam komunikasi antarbudaya serta memiliki kemampuan kognitif yang bagus," katanya.
(abd)