Ulasan Anies Baswedan tentang Kata Tunggal di Bhinneka Tunggal Ika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut, kata tunggal dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika bermakna persatuan. Karena Bhinneka atau keragaman merupakan ciptaan dan karunia Allah SWT yang harus disyukuri. Tetapi tunggal adalah ikhtiar manusia menjadi satu mensyukuri keragaman tersebut.
Baca Juga: Anies Baswedan
Baca juga: Kasus Penipuan CPNS Anak Nia Daniaty, Pelapor Siap Serahkan Bukti yang Catut Anies
"Sebab keragaman yang dirawat dalam persatuan itulah, pada akhirnya Ijtima Ulama berlangsung tanpa perlu ada penerjemah. Karena semua suku telah sepakat, satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia," ucap Anies demikian dikutip pada laman resmi MUI, Rabu (10/11/2021).
Anies menuturkan, seringkali ketika saat melihat Indonesia, masyarakat lebih menekankan unsur-unsur bukan pada entitas barunya. Sehingga Bhinneka Tunggal Ika yang dilihat hanya keragaman bukan persatuannya.
"Kami sering menganalogikan menjadi Indonesia bukan sebuah percampuran, melainkan sebuah persenyawaan. Berbagai unsur bergabung membentuk unsur baru yang berbeda, sebagaimana hidrogen bertemu dengan oksigen, maka akan membentuk air," jelasnya.
Oleh karena itu dia menegaskan, agar masyarakat Indonesia bertanggung jawab merawat makna Tunggal supaya tidak hilang. Dan justru menurutnya harus dirawat karena perbedaan keragaman merupakan kodrat dan iradat dari Allah SWT.
Anies berharap nantinya hasil fatwa mampu mendorong kemajuan bagi umat dan bangsa. "Di kota inilah simpul kebangsaan dan kenegaraan disusun serta diikat. Karena itu, Insya Allah nantinya Ijtima Ulama yang diselenggarakan ini akan memperkuat ikatan persatuan kesatuan bangsa Indonesia," kata Anies.
Lihat Juga: Menerka Jalan Politik Anies setelah Pilkada 2024: Makin Lengket dengan PDIP atau Tancap Gas Bikin Ormas?
Baca Juga: Anies Baswedan
Baca juga: Kasus Penipuan CPNS Anak Nia Daniaty, Pelapor Siap Serahkan Bukti yang Catut Anies
"Sebab keragaman yang dirawat dalam persatuan itulah, pada akhirnya Ijtima Ulama berlangsung tanpa perlu ada penerjemah. Karena semua suku telah sepakat, satu bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia," ucap Anies demikian dikutip pada laman resmi MUI, Rabu (10/11/2021).
Anies menuturkan, seringkali ketika saat melihat Indonesia, masyarakat lebih menekankan unsur-unsur bukan pada entitas barunya. Sehingga Bhinneka Tunggal Ika yang dilihat hanya keragaman bukan persatuannya.
"Kami sering menganalogikan menjadi Indonesia bukan sebuah percampuran, melainkan sebuah persenyawaan. Berbagai unsur bergabung membentuk unsur baru yang berbeda, sebagaimana hidrogen bertemu dengan oksigen, maka akan membentuk air," jelasnya.
Oleh karena itu dia menegaskan, agar masyarakat Indonesia bertanggung jawab merawat makna Tunggal supaya tidak hilang. Dan justru menurutnya harus dirawat karena perbedaan keragaman merupakan kodrat dan iradat dari Allah SWT.
Anies berharap nantinya hasil fatwa mampu mendorong kemajuan bagi umat dan bangsa. "Di kota inilah simpul kebangsaan dan kenegaraan disusun serta diikat. Karena itu, Insya Allah nantinya Ijtima Ulama yang diselenggarakan ini akan memperkuat ikatan persatuan kesatuan bangsa Indonesia," kata Anies.
Lihat Juga: Menerka Jalan Politik Anies setelah Pilkada 2024: Makin Lengket dengan PDIP atau Tancap Gas Bikin Ormas?
(maf)