Kepala BMKG Sebut Mitigasi Gempa dan Tsunami dengan Teknologi

Jum'at, 03 September 2021 - 10:36 WIB
loading...
Kepala BMKG Sebut Mitigasi Gempa dan Tsunami dengan Teknologi
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, anggapan bahwa negara rawan bencana gempa dan tsunami tidak dapat maju dan berkembang hanyalah mitos belaka. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, anggapan bahwa negara rawan bencana gempa dan tsunami tidak dapat maju dan berkembang hanyalah mitos belaka.



"Meskipun Indonesia rawan gempa dan tsunami, tapi InsyaAllah dengan rahmat Allah SWT hal itu dapat kita mitigasi dengan kemajuan teknologi saat ini," ungkap Dwikorita dalam keterangan tertulisnya dikutip, Jumat (3/9/2021).

Dwikorita menyebut Indonesia tidak sendiri. Situasi rawan bencana juga dihadapi banyak negara lain seperti Jepang, New Zealand, dan Amerika Serikat.

Namun, Ia menegaskan bahwa negara-negara tersebut mampu membuktikan kepada dunia bahwa mereka bisa menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang cukup pesat.

"Kodrat Indonesia sebagai negara kepulauan yang rawan bencana gempa dan tsunami harus dijadikan motivasi bersama untuk memperkuat mitigasi bencana," tutur Dwikorita.

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut mencontohkan gempa bumi yang menghantam Kota Kobe, Jepang tahun 1995 lalu. Faktanya, sebagian besar korban yang selamat itu karena pertolongan diri sendiri, yakni mencapai 34,9 persen.

"Sementara mereka yang selamat karena pertolongan keluarga sebanyak 31,9 persen, pertolongan teman atau tetangga 28 persen, pertolongan pejalan kaki 2,6 persen, pertolongan oleh tim penyelamat 1,7 persen, dan pertolongan lainnya hanya 0,9 persen," terangnya

"Artinya, masyarakat Kobe sudah sangat siap menghadapi bencana, dan mereka yang paham mitigasi gempa memiliki peluang lebih besar untuk selamat," imbuhnya.

Kemudian, Dwikorita juga menegaskan komitmen penuh BMKG untuk turut serta mendukung pembangunan infrastruktur di Maluku. Seperti diketahui, saat ini Provinsi Maluku tengah berencana membangun Ambon New Port dan pelabuhan terintegrasi serta Fish Market di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah.

Proyek pembangunan tersebut sebagai bagian dari upaya pemerintah menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional (LIN). Oleh karena itu BMKG mendukung pembangunan di Timur Indonesia itu.

"Kami akan membantu memenuhi kebutuhan data dan informasi, termasuk pendampingan dalam pembangunan infrastruktur dengan memperhitungkan semua kejadian-kejadian yang mungkin terjadi di Provinsi Maluku. Proyek infrastruktur ini masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) yang sudah dicanangkan Bapak Presiden, jadi akan kami kawal betul agar kehadirannya bisa membawa banyak manfaat bagi masyarakat Maluku," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa Provinsi Maluku memiliki potensi kerawanan bencana alam seperti gempa bumi tektonik, tsunami serta gelombang tinggi cukup signifikan. Oleh sebab itu, masyarakat Maluku harus dilatih perihal mitigasi bencana untuk selalu waspada dan siaga apabila sewaktu-waktu terjadi. Dengan begitu risiko dan kerugian dapat diminimalisir sekecil mungkin.

"Tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami atau sirine berbunyi. Begitu gempa kuat dirasakan, segera langsung lari menuju daerah dataran tinggi. Lakukan evakuasi mandiri," tukasnya.

Sebagai informasi, Dwikorita mengatakan bahwa Ia dan tim BMKG akan melakukan kunjungan ke Provinsi Maluku dalam rangka mencocokkan peta wilayah sebaran patahan yang ada di provinsi tersebut.

Selain itu, BMKG juga akan melakukan edukasi mitigasi kepada masyarakat, tokoh masyarakat, pemuka agama, TNI/Polri, siswa sekolah dan berbagai stakeholders lainnya agar dapat lebih memahami pentingnya mitigasi bencana.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1122 seconds (0.1#10.140)