Dewan Pers Dalami Kepercayaan Publik terhadap Media di Masa Pandemi

Jum'at, 20 Agustus 2021 - 16:33 WIB
loading...
Dewan Pers Dalami Kepercayaan Publik terhadap Media di Masa Pandemi
Dewan Pers bersama Universitas Dr Moestopo Beragama melakukan penelitian yakni Kepercayaan Publik terhadap Media Arus Utama di Masa pandemi Covid-19. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Dewan Pers bersama Universitas Dr Moestopo Beragama melakukan penelitian 'Kepercayaan Publik terhadap Media Arus Utama di Masa pandemi Covid-19'.

Baca Juga: media
Baca juga: Cegah Covid-19, Kakak Adik Ini Ikut Vaksinasi Dosis Kedua MNC Peduli dan Dewan Pers

"Penelitian yang dilakukan selama Mei-Juli 2021 ini bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari penelitian yang sama pada tahun 2019, sebelum berlangsungnya pandemi Covid 19. Dalam penelitian 2021, dikaji apakah pandemi Covid 19 mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap media arus utama," kata Ahmad Djauhar, Jumat (20/8/2021).

Berikut ini beberapa butir simpulan hasil penelitian.

1. Dalam survei ini sebagian besar respendon berusia 13-25 tahun (47%), usia ini masuk dalam kategori generasi Z. Rentang usia 25-40 tahun atau generasi millennial (30.3%). Generasi X dengan rentang usia 40-56 tahun (20,3%). Generasi Baby Boomers yang berusia di atas 56 tahun sejumlah 2,5%.

2. Media baru (Youtube, Whatsapp, Instagram, media siber) menjadi pilihan teratas bagi sebagian besar responden dalam mengkonsumsi media sehari-hari.

3. Media yang diakses pertama kali oleh responden untuk mendapatkan informasi sehari-hari yaitu WhatsApp (22.5%), disusul media siber atau media online (22%); dan Instagram (18.7%) responden.

4. Media arus utama (pers) berupa media siber dipilih responden untuk mendapatkan informasi sehari-hari karena kecepatannyamenyampaikan informasi (35.5%), karena kemudahan untuk diakses (25.6 %), dan karena informasinya terpercaya (17.1%).

5. Televisi/televisi streaming dipilih oleh 27.6 persen responden karena kemudahan akses informasi, 22,1 persen karena kecepatan informasi, dan 18,8 persen karena informasinya terpercaya.

6. Media pers lebih dipercaya berdasarkan faktor data dan fakta yang disajikan, nama besar media, narasumber berita, dan tidak ada pilihan. Media siber dipercaya berdasarkan faktor data dan fakta yang disajikan (42.3 persen), nama besar media (26.2 persen) dan narasumber berita (25.5 persen).

Radio berdasarkan faktor data dan fakta yang disajikan (30 persen), narasumber berita (29.3 persen) dan nama besar media (19.6 persen). Televisi./ televisi streaming berdasarkan factor data dan fakta yang disajikan (37.2 persen), narasumber berita (30 persen), dan 23 persen karena nama besar media. Suratkabar harian berdasar faktor data dan fakta yang disajikan (39,5%), narasumber berita (20,5%), dan nama besar media (26,6%).

7. Media online/siber merupakan media yang paling tinggi digunakan oleh responden dalam mencari kebenaran informasi (32.51 persen), kemudian TV/Streaming sebesar 18,13 persen, dan surat kabar harian (8,26%). Adapun media sosial Youtube (10,51 %),Twitter (7,33 %) dan WhatsApp (6,14%). TikTok merupakan media baru yang juga digunakan saat pandemi yakni sebesar 1.44 persen, lebih tinggi dari Line (0.69 %).

8. Sebagian besar responden dari 34 provinsi mempercayai informasi dari pakar di bidang yang relevan terkait informasi Covid-19. Narasumber dari pemerintah dipercayai oleh responden yang berasal dari NTT, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara dengan jumlah yang berimbang antara pakar dengan narasumber dari pemerintah.

9. Pada tahun 2019 media online/siber merupakan media yang diakses responden dalam mendapatkan informasi pertama (26.67 persen), sedangkan pada tahun 2021 sebesar 22.5 persen. Pada tahun 2020 WhatsApp merupakan media pertama yang digunakan dalam mendapatkan informasi yaitu sebesar 22.5 persen; sedangkan pada tahun 2019 sebesar 22.75 persen.

Diketahui, survei menggunakan instrumen kuesioner melalui Google Form dengan total sample sebesar 1,020 responden yang diperolleh secara systematic random sampling masing-amasing 30 sampel per-provinsi di 34 provinsi di Indonesia.

Para responden berusia antara 13 hingga 56 tahun. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan distribusi frekuensi, dan Cross-Tabulations. Analisis data tersebut untuk menggambarkan secara kuantitatif antar indikator. Analisis menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Program for Social Science).

Hasil survei menemukan bahwa media arus utama masih cukup dipercaya oleh publik dan menjadi media konfirmasi untuk informasi yang mereka dapatkan dari media baru atau media sosial. Media siber atau mediao online dipercaya berdasarkan faktor data dan fakta yang disajikan, juga dikarenakan nama besar media. Sementara kepercayaan terhadap media televisi/televisi streaming berdasarkan faktor data dan fakta yang disajikan dan narasumber berita.

Media online/siber merupakan media yang paling tinggi digunakan untuk konfirmasi kebenaran informasi, diikuti TV/Streaming, dan surat kabar harian. Terkait dengan informasi mengenai Covid-19 sebagian besar responden dari 34 provinsi mempercayai informasi dari pakar di bidang yang relevan dengan masalah Covid-19.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1228 seconds (0.1#10.140)