Rizal Ramli: SBY Saking Sayang Anak, Demokrat Jadi Partai Keluarga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengaku kecewa dengan Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ). Sebab, Rizal Ramli melihat Partai Demokrat kini menjadi partai keluarga.
"Saya agak kecewa dengan SBY, karena SBY kan terdidik, ngerti prinsip-prinsip demokrasi, kok bisa segitunya saking sayang anaknya makin lama jadi partai keluarga," kata Rizal Ramli dalam perbincangannya dengan Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun di kanal YouTube Refly Harun bertajuk "Live!! 3,5 Tahun Saya Ditawari Jadi Ketum Demokrat! #Dicecar With Rizal Ramli".
Rizal Ramli mengaku dirinya sangat tidak feodal. "Karena saya tidak percaya bangsa yang feodal itu bisa maju, sama dengan Bung Karno, enggak percaya kalau bangsa ini feodal bisa maju. Sayangnya kita terlalu fokus dengan demokrasi eksternal, antara institusi negara, tapi kita lupa membenahi demokrasi internal," kata Rizal Ramli.
Baca juga: Pesan Rizal Ramli ke SBY: Ubah Dong Supaya Tidak Jadi Partai Keluarga
Menurut dia, percuma punya sistem yang demokratis, tetapi partai-partainya feodal, tidak demokratis secara internal. "Jadi kayak perusahaan keluarga, akhirnya mereka tidak memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsanya, nah ini berlaku tidak hanya pada Partai Demokrat, berlaku juga mohon maaf PDIP, Mba Mega, berlaku dengan lain-lainnya juga, Gerindra, dengan NasDem," katanya.
Maka itu, Rizal Ramli ingin partai politik di Indonesia dibiayai sepenuhnya oleh negara. Sistem itu, kata dia, mengadopsi negara lain di antaranya di Eropa atau Skandinavia. "Tidak dibiayai bandar, cukong, sehingga dia terpilih, dia mengabdi pada rakyat, seperti di Eropa, Australia, New Zealand dan Skandinavia," kata Rizal Ramli yang juga mantan Menteri Koordinator Perekonomian dan Industri era Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.
Rizal Ramli menilai kesejahteraan rakyat di negara-negara itu seperti Eropa, Australia, New Zealand dan Skandinavia itu lebih bagus. "Keadilan sosial dan sistem jaminan sosial, rakyatnya lebih bagus dibandingkan negara sistem bandar ala Amerika, partai politiknya," imbuhnya.
Baca juga: Rizal Ramli Mengaku Ditawari Jadi Ketum Demokrat tapi Menolak, Kenapa?
"Saya agak kecewa dengan SBY, karena SBY kan terdidik, ngerti prinsip-prinsip demokrasi, kok bisa segitunya saking sayang anaknya makin lama jadi partai keluarga," kata Rizal Ramli dalam perbincangannya dengan Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun di kanal YouTube Refly Harun bertajuk "Live!! 3,5 Tahun Saya Ditawari Jadi Ketum Demokrat! #Dicecar With Rizal Ramli".
Rizal Ramli mengaku dirinya sangat tidak feodal. "Karena saya tidak percaya bangsa yang feodal itu bisa maju, sama dengan Bung Karno, enggak percaya kalau bangsa ini feodal bisa maju. Sayangnya kita terlalu fokus dengan demokrasi eksternal, antara institusi negara, tapi kita lupa membenahi demokrasi internal," kata Rizal Ramli.
Baca juga: Pesan Rizal Ramli ke SBY: Ubah Dong Supaya Tidak Jadi Partai Keluarga
Menurut dia, percuma punya sistem yang demokratis, tetapi partai-partainya feodal, tidak demokratis secara internal. "Jadi kayak perusahaan keluarga, akhirnya mereka tidak memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsanya, nah ini berlaku tidak hanya pada Partai Demokrat, berlaku juga mohon maaf PDIP, Mba Mega, berlaku dengan lain-lainnya juga, Gerindra, dengan NasDem," katanya.
Maka itu, Rizal Ramli ingin partai politik di Indonesia dibiayai sepenuhnya oleh negara. Sistem itu, kata dia, mengadopsi negara lain di antaranya di Eropa atau Skandinavia. "Tidak dibiayai bandar, cukong, sehingga dia terpilih, dia mengabdi pada rakyat, seperti di Eropa, Australia, New Zealand dan Skandinavia," kata Rizal Ramli yang juga mantan Menteri Koordinator Perekonomian dan Industri era Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu.
Rizal Ramli menilai kesejahteraan rakyat di negara-negara itu seperti Eropa, Australia, New Zealand dan Skandinavia itu lebih bagus. "Keadilan sosial dan sistem jaminan sosial, rakyatnya lebih bagus dibandingkan negara sistem bandar ala Amerika, partai politiknya," imbuhnya.
Baca juga: Rizal Ramli Mengaku Ditawari Jadi Ketum Demokrat tapi Menolak, Kenapa?
(abd)