Respons Presiden Prancis, Pemerintah Diyakini Akan Mengambil Langkah

Kamis, 29 Oktober 2020 - 22:27 WIB
loading...
Respons Presiden Prancis, Pemerintah Diyakini Akan Mengambil Langkah
Umat Islam diminta jangan sampai latah bereaksi dan dijadikan alat bentur pertempuran orang lain. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Seruan boikot produk Prancis belakangan ini menyita perhatian banyak pihak. Direktur Jaringan Moderasi Indonesia Islah Bahrawi pun angkat bicara. Terkait isu itu, Islah meminta umat Islam jangan sampai latah bereaksi dan dijadikan alat bentur pertempuran orang lain.

(Baca juga: Bertemu Menlu AS Pompeo, Jokowi Ingin Kerja Sama Ekonomi dan Pertahanan Meningkat)

"Reaksi umat Islam seringkali terjadi karena latah. Ketika sebuah isu meletup dan bergesekan dengan agama, semua orang kadang segera menutup mata tanpa pernah menganalisa kejadian sebenarnya. Inilah mengapa militansi umat Islam seringkali dijadikan alat bentur untuk pertempuran orang lain," ujar Islah, Kamis (29/10/2020).

(Baca juga: Charlie Hebdo Kembali Berulah: Pajang Kartun Cabul Erdogan)

Diketahui, hampir seluruh negara Muslim marah menyikapi ucapan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang dianggap menyudutkan Islam. Seperti negara Arab Saudi, Qatar dan Turki. Iran sebagai negara yang punya hubungan bilateral yang erat dengan Perancis pun menunjukkan kekecewaannya.

Islah pun mengajak umat Muslim di Indonesia menyikapi persoalan itu dengan introspeksi. Kata Islah, harus disadari bahwa banyak orang yang mengaku sebagai umat Islam namun masih intoleran, gemar mengumbar kebencian dan melakukan aksi kekerasan kepada orang lain karena perbedaan keyakinan. Sikap yang seringkali mengundang stigma negatif tentang Islam.

"Bahkan akibat dari semua ini, banyak dari kalangan Muslim sendiri yang semakin lama semakin menjauh dari Islam untuk lebih memilih menjadi agnostik, atau bahkan ateis. Terutama dari segmen masyarakat yang mengalami skeptis teologis," tuturnya.

Sekadar diketahui sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan kekecewaannya terhadap pernyataan Presiden Macron. Akan tetapi, Wakil Ketua Umum MUI Muhyiddin Junaidi meminta masyarakat tidak terprovokasi dan tetap menjaga kedamaian di Tanah Air menyikapi ajakan memboikot produk Perancis.

Muhyiddin meyakini, pemerintah akan mengambil langkah-langkah bijak merespons isu ini. Dia juga meminta Kementerian Luar Negeri meminta penjelasan dari Duta Besar Perancis di Indonesia. "Kepada masyarakat umat Islam dan bangsa Indonesia yang ingin menyampaikan aspirasi penolakan silakan, tapi dengan tertib, tidak boleh merusak dan harus mengikuti aturan main," ujar Muhyiddin.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1078 seconds (0.1#10.140)