Peringati Hari Sumpah Pemuda, BPIP Gandeng UI dan AGPAII Gelorakan Pelajar Penggiat Pancasila
loading...
A
A
A
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menggandeng Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gerakan Moral Sadar Demokrasi dan Kewarganegaraan (Geradasi Warna) Universitas Indonesia (GW UI) dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) berkomiten membangun karakter bangsa terutama pada Generasi Muda tingkat Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA).
Momentum peringatan Sumpah Pemuda tahun 2020, bahkan BPIP, UI dan AGPAII telah memberikan penghargaan kepada ratusan pelajar di 34 Provinsi sebagai Pelajar Penggiat Pancasila.
Kepala BPIP Prof.Yudian Wahyudi, mengatakan pembinaan karakter bangsa pada generasi muda merupakan keniscayaan.
"Pembinaan pada mereka ini merupakan keniscayaan, bukan hanya karena jumlah mereka signifikan, hampir mencapai 25 persen dari total penduduk 65,7 juta orang", ucapnya saat membuka acara Penyematan Pin Pelajar Penggiat Pancasila dalam memperingati sumpah pemuda, Selasa (27/10/2020).
Menurut pemecah rekor dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil menembus Harvard Law School di Amerika Serikat (AS) itu di masa lalu, lewat Sumpah Pemuda 1928, pemuda dari berbagai latar belakang agama dan kesukuan memberikan fondasi kuat bagi berdirinya bangsa Indonesia merdeka yang pertama kali berteriak lantang menyebut Indonesia sebagai identitas bersama.
"Dengan tiga sumpahnya bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu. Identitas bersama ini, menjadi ancaman terbesar bagi kolonialisme dan menjadi pondasi perjuangan terwujudnya Republik ini sehingga semangat dan kesadaran bersama ini perlu kita tumbuhkan," tegasnya.
Dirinya berharap komitmen ini menjadi sasaran menuju Indonesia emas 2045 dengan mengedepankan generasi yang berkualitas, memilki kapasitas sekaligus karakter yang agamis, resilien, memiliki empati sosial dan memiliki jiwa kepemimpinan.
"Saya ucapkan selamat kepada para pelajar yang terpilih sebagai pelajar penggiat Pancasila, semoga menjadi role model bagi pelajar lainnya dan menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing", tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Geradasi Warna UI Reni Suwarso Ph.D mengatakan pembangunan karakter ini salah satunya adalah untuk mengatasi persoalan di Indonesia yang melibatkan generasi muda.
"Seperti kita ketahui Indonesia ini di rumun oleh banyak persoalan salah satunya permasalahan ideologi yang mengatasnamakan berbagai agama, berbagai paham dengan tujuan tujuannya masing-masing. Untuk itu kita harus memperkuat Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia," terangnya.
Sasaran program ini adalah generasi milenial dan generasi Z dan gerakan ini menjadi bagian dari program Kampus Merdeka dan Program Menteri Pendidikan yang menjadi ruang dalam mengatasi persoalan-persoalan Bangsa.
"Saya ucapkan terima kasih banyak kepada BPIP dan semua jajarannya yang sangat mendukung gerakan ini jadi gerakan ini merupakan satu terobosan pertama untuk memperkuat generasi muda Indonesia untuk membangun Negerinya", tambah Reni saat diwawancara.
Strategi ke depan untuk memperkuat pembinaan dan bimbingan kepada 100 pelajar terpilih tersebut pihaknya tentu akan terus berkolaborasi dengan BPIP dan AGPAII.
"Karena BPIP sudah memiliki standarisasi materi, metode dan konsep Pembinaan Ideologi Pancasila maka perlu penyempurnaan kurikulum di setiap tingkat Pendidikan". Ungkapnya.
Dirinya juga berharap program ini tidak hanya milik satu lembaga Pendidikan (UI) melainkan seluruh Perguruan Tinggi lainnya di Indonesia.
Ketua Umum DPP AGPII Dr. Marhan Marbawi mengatakan program ini merupakan titik awal untuk membumikan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan karakter pelajar.
"Bagaimana Pancasila ini diinterpretasikan secara kekinian sesuai karakter pelajar, sehingga tidak monoton seperti dulu", ungkap Marbawi.
Ia mengharapkan generasi Pelajar Penggiat Pancasila ini mampu membangun wacana narasi kebangsaan dalam platform media online maupun offline.
"Ini sangat penting untuk kontestasi Ideologi di ruang publik apalagi di era digital saat ini", tegasnya.
Momentum peringatan Sumpah Pemuda tahun 2020, bahkan BPIP, UI dan AGPAII telah memberikan penghargaan kepada ratusan pelajar di 34 Provinsi sebagai Pelajar Penggiat Pancasila.
Kepala BPIP Prof.Yudian Wahyudi, mengatakan pembinaan karakter bangsa pada generasi muda merupakan keniscayaan.
"Pembinaan pada mereka ini merupakan keniscayaan, bukan hanya karena jumlah mereka signifikan, hampir mencapai 25 persen dari total penduduk 65,7 juta orang", ucapnya saat membuka acara Penyematan Pin Pelajar Penggiat Pancasila dalam memperingati sumpah pemuda, Selasa (27/10/2020).
Menurut pemecah rekor dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berhasil menembus Harvard Law School di Amerika Serikat (AS) itu di masa lalu, lewat Sumpah Pemuda 1928, pemuda dari berbagai latar belakang agama dan kesukuan memberikan fondasi kuat bagi berdirinya bangsa Indonesia merdeka yang pertama kali berteriak lantang menyebut Indonesia sebagai identitas bersama.
"Dengan tiga sumpahnya bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu. Identitas bersama ini, menjadi ancaman terbesar bagi kolonialisme dan menjadi pondasi perjuangan terwujudnya Republik ini sehingga semangat dan kesadaran bersama ini perlu kita tumbuhkan," tegasnya.
Dirinya berharap komitmen ini menjadi sasaran menuju Indonesia emas 2045 dengan mengedepankan generasi yang berkualitas, memilki kapasitas sekaligus karakter yang agamis, resilien, memiliki empati sosial dan memiliki jiwa kepemimpinan.
"Saya ucapkan selamat kepada para pelajar yang terpilih sebagai pelajar penggiat Pancasila, semoga menjadi role model bagi pelajar lainnya dan menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing", tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Geradasi Warna UI Reni Suwarso Ph.D mengatakan pembangunan karakter ini salah satunya adalah untuk mengatasi persoalan di Indonesia yang melibatkan generasi muda.
"Seperti kita ketahui Indonesia ini di rumun oleh banyak persoalan salah satunya permasalahan ideologi yang mengatasnamakan berbagai agama, berbagai paham dengan tujuan tujuannya masing-masing. Untuk itu kita harus memperkuat Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia," terangnya.
Sasaran program ini adalah generasi milenial dan generasi Z dan gerakan ini menjadi bagian dari program Kampus Merdeka dan Program Menteri Pendidikan yang menjadi ruang dalam mengatasi persoalan-persoalan Bangsa.
"Saya ucapkan terima kasih banyak kepada BPIP dan semua jajarannya yang sangat mendukung gerakan ini jadi gerakan ini merupakan satu terobosan pertama untuk memperkuat generasi muda Indonesia untuk membangun Negerinya", tambah Reni saat diwawancara.
Strategi ke depan untuk memperkuat pembinaan dan bimbingan kepada 100 pelajar terpilih tersebut pihaknya tentu akan terus berkolaborasi dengan BPIP dan AGPAII.
"Karena BPIP sudah memiliki standarisasi materi, metode dan konsep Pembinaan Ideologi Pancasila maka perlu penyempurnaan kurikulum di setiap tingkat Pendidikan". Ungkapnya.
Dirinya juga berharap program ini tidak hanya milik satu lembaga Pendidikan (UI) melainkan seluruh Perguruan Tinggi lainnya di Indonesia.
Ketua Umum DPP AGPII Dr. Marhan Marbawi mengatakan program ini merupakan titik awal untuk membumikan nilai-nilai Pancasila sesuai dengan karakter pelajar.
"Bagaimana Pancasila ini diinterpretasikan secara kekinian sesuai karakter pelajar, sehingga tidak monoton seperti dulu", ungkap Marbawi.
Ia mengharapkan generasi Pelajar Penggiat Pancasila ini mampu membangun wacana narasi kebangsaan dalam platform media online maupun offline.
"Ini sangat penting untuk kontestasi Ideologi di ruang publik apalagi di era digital saat ini", tegasnya.
(atk)