Paslon Interaksi Fisik, Transformasi Kampanye Virtual Belum Efektif
loading...

Peneliti Perludem, Mahardika menyatakan, jika merujuk data paling mutakhir terkait dengan pelaksanaan kampanye Pilkada adalah yang diungkap oleh Bawaslu. Foto/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Mahardika menyatakan, jika merujuk data paling mutakhir terkait dengan pelaksanaan kampanye Pilkada adalah yang diungkap oleh Bawaslu per Rabu 20 Oktober 2020 yang menyebutkan, ada peringatan tertulis sekitar 303, dan ada 83 pembubaran hasil koordinasi antara Bawaslu dan tim pokja Covid-19, Kepolisian dan Kejaksaan.
(Baca juga: Antre Bansos, Ribuan Warga Ciampea Abaikan Protokol Kesehatan)
Menurut Mahardika, dari data itu bisa dilihat bahwa kampanye tatap muka masih menjadi pilihan bagi pasangan calon. Dia melihat transformasi kampanye ke virtual belum signifikan.
(Baca juga: Jadi Ikon Baru, Jokowi Puji Arsitektur Jembatan Teluk Kendari)
"Kandidat masih mengedepankan interaksi langsung tatap muka secara fisik. Metode ini mungkin dipilih karena secara psikologis lebih memperkuat relasi pemilih dan calon juga ada kantung-kantung pemilih yang tidak bisa dijangkau oleh kampanye virtual," tuturnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (23/10/2020).
(Baca juga: Antre Bansos, Ribuan Warga Ciampea Abaikan Protokol Kesehatan)
Menurut Mahardika, dari data itu bisa dilihat bahwa kampanye tatap muka masih menjadi pilihan bagi pasangan calon. Dia melihat transformasi kampanye ke virtual belum signifikan.
(Baca juga: Jadi Ikon Baru, Jokowi Puji Arsitektur Jembatan Teluk Kendari)
"Kandidat masih mengedepankan interaksi langsung tatap muka secara fisik. Metode ini mungkin dipilih karena secara psikologis lebih memperkuat relasi pemilih dan calon juga ada kantung-kantung pemilih yang tidak bisa dijangkau oleh kampanye virtual," tuturnya saat dihubungi SINDOnews, Jumat (23/10/2020).
Lihat Juga :