Menag Instruksikan Jajarannya Dekatkan Umat dengan Agamanya
loading...
A
A
A
Tantang ke depan, yaitu membuat umat beragama semakin dekat dengan ajaran agamanya. Bagaimana memendekkan jarak antara umat dengan agamanya.
“Semakin berjarak umat dengan agamanya, maka semakin tidak berhasil aparat Kemenag dalam membina umatnya. Oleh karena itu, kita ditantang untuk menemukan metode terbaik agar setiap umat semakin dekat dengan ajaran agamanya,” urainya.
“Tidak mungkin orang mencuri jika dia beriman, tidak mungkin berzina jika dia beriman, dan tidak mungkin korupsi jika ada iman di hatinya,” ujarnya.
Iman itu, lanjut Menag, adalah simbol antara pemeluk dengan ajaran agamanya. Menerjemahkan ajaran agama (mitos) menjadi sesuatu yang harus diketahui (logos) dan dilaksanakan (etos).
“Jadi mengamalkan apa yang diyakini, menyakini apa yang diamalkan, mengetahui apa yang diamalkan, dan mengamalkan apa yang diketahui. Itulah umat beragama yang konstruktif, sehingga jika agama menjadi habit, kerukunan umat beragama akan berjalan dengan sendirinya,” pungkasnya.
Kegiatan Rakor Sekber dan Launching Grand Design Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Pratikno sebagai keynote speech. Selain itu, tampak pula Kepala BMBPSDM Suyitno, pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Agama, serta peserta dari berbagai Kementerian/lembaga yang terlibat di Sekber.
“Semakin berjarak umat dengan agamanya, maka semakin tidak berhasil aparat Kemenag dalam membina umatnya. Oleh karena itu, kita ditantang untuk menemukan metode terbaik agar setiap umat semakin dekat dengan ajaran agamanya,” urainya.
“Tidak mungkin orang mencuri jika dia beriman, tidak mungkin berzina jika dia beriman, dan tidak mungkin korupsi jika ada iman di hatinya,” ujarnya.
Iman itu, lanjut Menag, adalah simbol antara pemeluk dengan ajaran agamanya. Menerjemahkan ajaran agama (mitos) menjadi sesuatu yang harus diketahui (logos) dan dilaksanakan (etos).
“Jadi mengamalkan apa yang diyakini, menyakini apa yang diamalkan, mengetahui apa yang diamalkan, dan mengamalkan apa yang diketahui. Itulah umat beragama yang konstruktif, sehingga jika agama menjadi habit, kerukunan umat beragama akan berjalan dengan sendirinya,” pungkasnya.
Kegiatan Rakor Sekber dan Launching Grand Design Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Pratikno sebagai keynote speech. Selain itu, tampak pula Kepala BMBPSDM Suyitno, pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Agama, serta peserta dari berbagai Kementerian/lembaga yang terlibat di Sekber.
(cip)