Pelatihan Gwa Mia, Flyming Lika Ajarkan Membaca Bahasa Tubuh Orang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang tokoh yang sangat dihormati Flyming Lika, mengunjungi klenteng Tenyu Gon di Surabaya beberapa hari lalu. Dalam kesempatan ini, Flyming lika yang dipercayai sebagai pemimpin umat Tao, melakukan pembimbingan dan pelatihan Gwa mia dan Fheng Shui untuk membantu mereka memahami arti dan tujuan hidup.
"Banyak yang berpendapat bahwa Gwa Mia berhubungan erat dengan kekuatan gaib, roh halus atau bahkan ilmu hitam. Padahal sebenarnya Gwa Mia adalah sebuah seni yang tercipta berdasarkan pengamatan dan penyelidikan secara berkesinambungan. Diturunkan dan disempurnakan dari generasi ke generasi," kata Flyming Lika dalam keterangannya, Jumat (31/5/2024).
Flyming Lika menjelaskan, jika Feng Shui adalah seni membaca karakter dan sifat-sifat alam dan hubungannya dengan kehidupan manusia. Maka Gwa Mia adalah seni membaca tubuh manusia dan hubungannya dengan karakter dan sifat-sifat manusia. Kedua seni ini sering kali diajarkan secara bersamaan.
"Setiap manusia pada umumnya sudah memiliki dasar-dasar kepekaan seni ini. Misalnya saja kita dengan mudah bisa membedakan raut wajah seseorang yang idiot dengan manusia normal," ucapnya.
Ada lagi yang lebih peka dan bisa ‘membaca’ karakter seseorang lewat sorot mata yang terlihat licik, kejam, sinis, cerdas dan lain-lain. Itu semua adalah dasar-dasar Gwa Mia. Hanya para Sesepuh Tao mempelajarinya secara lebih terinci.
Kata dia, terciptanya seni ini adalah karena adanya rasa ingin tahu dan naluri alamiah manusia untuk bertahan hidup serta meningkatkan kualitas hidup. Dengan memahami karakter seseorang maka kita akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan orang tersebut.
"Dengan 'mengetahui' kecenderungan arah perjalanan kehidupan yang akan dilalui, kita akan lebih mudah mempersiapkan diri atau 'mengubah' haluan jika dirasa ada 'bahaya' di kehidupan mendatang," jelasnya.
"Misalnya ramalan tentang garis tangan. Sebelumnya mohon dipahami bahwa bukannya garis tangan kita yang menentukan arah hidup kita. Melainkan pilihan arah hidup yang kita tempuh bisa tercermin dari garis tangan kita," tambahnya.
Diungkapkan Flyming Lika, memang ada sebagian orang yang menyalahgunakan seni ini, tetapi itu semata-mata karena oknum manusianya. "Seni dan ilmu pengetahuan sifatnya netral, penerapannya tergantung kepada manusia yang menjalankannya," tutupnya.
"Banyak yang berpendapat bahwa Gwa Mia berhubungan erat dengan kekuatan gaib, roh halus atau bahkan ilmu hitam. Padahal sebenarnya Gwa Mia adalah sebuah seni yang tercipta berdasarkan pengamatan dan penyelidikan secara berkesinambungan. Diturunkan dan disempurnakan dari generasi ke generasi," kata Flyming Lika dalam keterangannya, Jumat (31/5/2024).
Flyming Lika menjelaskan, jika Feng Shui adalah seni membaca karakter dan sifat-sifat alam dan hubungannya dengan kehidupan manusia. Maka Gwa Mia adalah seni membaca tubuh manusia dan hubungannya dengan karakter dan sifat-sifat manusia. Kedua seni ini sering kali diajarkan secara bersamaan.
"Setiap manusia pada umumnya sudah memiliki dasar-dasar kepekaan seni ini. Misalnya saja kita dengan mudah bisa membedakan raut wajah seseorang yang idiot dengan manusia normal," ucapnya.
Ada lagi yang lebih peka dan bisa ‘membaca’ karakter seseorang lewat sorot mata yang terlihat licik, kejam, sinis, cerdas dan lain-lain. Itu semua adalah dasar-dasar Gwa Mia. Hanya para Sesepuh Tao mempelajarinya secara lebih terinci.
Kata dia, terciptanya seni ini adalah karena adanya rasa ingin tahu dan naluri alamiah manusia untuk bertahan hidup serta meningkatkan kualitas hidup. Dengan memahami karakter seseorang maka kita akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan orang tersebut.
"Dengan 'mengetahui' kecenderungan arah perjalanan kehidupan yang akan dilalui, kita akan lebih mudah mempersiapkan diri atau 'mengubah' haluan jika dirasa ada 'bahaya' di kehidupan mendatang," jelasnya.
"Misalnya ramalan tentang garis tangan. Sebelumnya mohon dipahami bahwa bukannya garis tangan kita yang menentukan arah hidup kita. Melainkan pilihan arah hidup yang kita tempuh bisa tercermin dari garis tangan kita," tambahnya.
Diungkapkan Flyming Lika, memang ada sebagian orang yang menyalahgunakan seni ini, tetapi itu semata-mata karena oknum manusianya. "Seni dan ilmu pengetahuan sifatnya netral, penerapannya tergantung kepada manusia yang menjalankannya," tutupnya.
(maf)