Perindo Rajai Seluruh Segmen Pemilih di Kluster Partai Baru
A
A
A
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru tentang pergeseran dukungan partai politik di enam kantong suara.
Hasilnya, Perindo merajai hampir seluruh segmen pemilih dalam kluster partai pendatang baru (lihat grafis).
Peneliti senior LSI Denny JA, Rully Akbar, mengatakan bahwa pemilih di Indonesia disederhanakan menjadi enam kantong suara, yakni kantong pemilih muslim, minoritas, milenial, wong cilik, emak-emak, dan kalangan terpelajar.
“Perindo sebagai partai baru mulai menggeliat, tidak hanya mengungguli partai baru, tapi juga sebagian partai lama,” kata Rully di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, kemarin.
Menurut dia, Perindo bisa merajai aneka kantong suara dalam kluster partai baru lantaran figur ketua umumnya yakni Hary Tanoesoedibjo (HT) serta kekuatan korporasi media yang dimiliki.
Modal itulah yang kemudian dikapitalisasi menjadi kekuatan elektoral. “Perindo dengan Pak HT dan korporasinya punya kekuatan. Ini yang bisa membesarkan Perindo. Lalu, jejaring yang dibentuk Perindo cukup kuat dibanding partai baru yang lain. Perindo, partai baru yang punya jejaring hampir sama dengan partai lama lainnya,” ungkap Rully.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 18-25 Januari 2019, dengan menggunakan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakanmetode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini adalah 2,8%.
Di deretan partai politik yang akan berlaga dalam Pileg 2019, hanya Perindo yang masuk 10 besar partai baru yang lolos ke parlemen. Posisi per tama dikuasai PDIP dengan perolehan suara 23,7% disusul Partai Gerindra 14,6%. Pada posisi ketiga, kata Rully, ditempati Partai Golkar dengan 11,3%, lalu PKB dengan 8,2%.
Sementara posisi kelima ditempati Partai Demokrat yang menjadi pemenang dalam Pileg 2009 dengan perolehan suara 5,4%. Di urutan selanjutnya yakni NasDem dengan 4,5%, lalu PKS 4%, Perindo dengan 3,6%, lalu PPP 3,5% dan PAN dengan 1,5%. Selanjutnya untuk Hanura, PSI, Garuda, Berkarya, PBB, dan PKPI angka dukungannya masih di bawah 1%.
Sementara yang masih belum memutuskan sebanyak 18,4%. “Nasdem memimpin partai lama di luar lima besar (PKS, PPP, PAN, Hanura, PBB, dan PKPI), sedangkan Perindo memimpin dan mulai menanjak meninggalkan partai baru lainnya (Garuda, Berkarya, dan PSI),” jelas Rully.
Survei Charta Politika Indonesia sebelumnya juga menyebut hanya Perindo sebagai partai baru yang masuk dalam 10 besar. Partai besutan HT itu menjadi satu-satunya partai politik baru yang paling ber peluang lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold/PT) sebesar 4%. “Hanya Perindo partai baru yang masih punya kesempatan untuk masuk parlemen,” kata Muslimin di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/1) lalu.
Sekjen DPP Perindo Ahmad Rofiq menyambut baik hasil survei tersebut. Kendati demikian, hasil tersebut tidak membuat partai berlambang burung rajawali ini berpuas diri. “Survei ini menjadi indikator atas positioning Perindo hari ini. Kami akan semakin bekerja lebih cepat, lebih keras, agar kami dapat memastikan diri untuk bisa sampai ke Senayan dengan angka yang fantastis,” kata Rofiq.
Mantan ketua umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini menjelaskan, seluruh energi yang dimiliki Perindo akan terus dikerahkan untuk menjemput kemenangan dalam kontestasi ini. “Kami tidak tidur, kami akan terus menyapa rakyat dan bersama rakyat untuk memenangkan kontestasi ini,” ujarnya.
Rofiq menuturkan, Perindo akan terus all out untuk mencapai target lolos ambang batas parlemen. Lebih dari itu, Perindo juga menargetkan dapat meraih kemenangan dalam Pemilu 2019. “Perindo mempunyai target masuk di Pemilu 2019 ini mendapatkan suara double digit. Kami sangat optimistis untuk bisa mencapai angka tersebut,” ungkapnya.
Dengan sisa waktu kampanye yang masih dua bulan lagi, Rofiq optimistis dengan pergerakan sosialisasi yang terus dilakukan pada masyarakat, elektabilitas Perindo akan jauh lebih besar lagi. Dengan begitu, sampai nanti pada hari H pemilu, Perindo benar-benar mampu mewujudkan targetnya untuk meraih minimal 10% suara nasional.
“Tentu ini menjadi semangat kami, semangat juang kami untuk terus memaksimalkan program di tengah masyarakat. Seluruh kekuatan caleg akan bergerak serentak door to door membawa program Perindo secara keseluruhan, sehingga masyarakat mengetahui apa yang akan dilakukan Perindo,” tandasnya.
Dikatakan Rofiq ada banyak program yang telah dilakukan Perindo, di antaranya pembinaan usaha kecil mikro menengah (UMKM), pembagian gerobak gratis, pelayanan fogging gratis, bazar murah, serta layanan kesehatan gratis. “Program-program ini yang menjadi andalan Perindo. Intinya kami ingin mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyebut, instrumen survei atau polling untuk memprediksi kemenangan kandidat semakin populer sejak diberlaku kannya sistem pemilihan langsung. Bahkan, hasil polling sudah menjadi kebutuhan bagi kandidat untuk memetakan kekuatan dan kelemahan.
“Hasil survei tidak hanya memotret popularitas dan elektabilitas. Instrumen survei juga dapat menggali berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menyusun strategi pemenangan yang efektif,” ujar Karyono.
Pasalnya, kata Karyono, data survei juga menyajikan peta dukungan segmen pemilih berdasarkan wilayah, gender, usia, kelas sosial ekonomi, agama, etnis, primordial, dan lain-lain. Selain itu, peta dukungan kandidat berdasarkan segmen pemilih partai.
“Yang tak kalah penting dari hasil survei tersebut, mampu menyajikan data tentang perilaku masyarakat tentang alasan memilih dan mendeteksi pengaruh isu-isu yang terjadi di masyarakat,” jelasnya.
Karyono menjelaskan tujuan survei atau polling sejatinya tidak untuk memengaruhi opini publik, tapi untuk mendapatkan data dan informasi tentang peta kekuatan masing-masing kontestan dan perilaku pemilih (voter behavior) dan berbagai hal yang saya sebutkan di atas. “Jadi sekali lagi, tujuan utama dari survei bukan untuk memengaruhi opini publik,” ungkapnya. (Abdul Rochim)
Hasilnya, Perindo merajai hampir seluruh segmen pemilih dalam kluster partai pendatang baru (lihat grafis).
Peneliti senior LSI Denny JA, Rully Akbar, mengatakan bahwa pemilih di Indonesia disederhanakan menjadi enam kantong suara, yakni kantong pemilih muslim, minoritas, milenial, wong cilik, emak-emak, dan kalangan terpelajar.
“Perindo sebagai partai baru mulai menggeliat, tidak hanya mengungguli partai baru, tapi juga sebagian partai lama,” kata Rully di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, kemarin.
Menurut dia, Perindo bisa merajai aneka kantong suara dalam kluster partai baru lantaran figur ketua umumnya yakni Hary Tanoesoedibjo (HT) serta kekuatan korporasi media yang dimiliki.
Modal itulah yang kemudian dikapitalisasi menjadi kekuatan elektoral. “Perindo dengan Pak HT dan korporasinya punya kekuatan. Ini yang bisa membesarkan Perindo. Lalu, jejaring yang dibentuk Perindo cukup kuat dibanding partai baru yang lain. Perindo, partai baru yang punya jejaring hampir sama dengan partai lama lainnya,” ungkap Rully.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 18-25 Januari 2019, dengan menggunakan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakanmetode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini adalah 2,8%.
Di deretan partai politik yang akan berlaga dalam Pileg 2019, hanya Perindo yang masuk 10 besar partai baru yang lolos ke parlemen. Posisi per tama dikuasai PDIP dengan perolehan suara 23,7% disusul Partai Gerindra 14,6%. Pada posisi ketiga, kata Rully, ditempati Partai Golkar dengan 11,3%, lalu PKB dengan 8,2%.
Sementara posisi kelima ditempati Partai Demokrat yang menjadi pemenang dalam Pileg 2009 dengan perolehan suara 5,4%. Di urutan selanjutnya yakni NasDem dengan 4,5%, lalu PKS 4%, Perindo dengan 3,6%, lalu PPP 3,5% dan PAN dengan 1,5%. Selanjutnya untuk Hanura, PSI, Garuda, Berkarya, PBB, dan PKPI angka dukungannya masih di bawah 1%.
Sementara yang masih belum memutuskan sebanyak 18,4%. “Nasdem memimpin partai lama di luar lima besar (PKS, PPP, PAN, Hanura, PBB, dan PKPI), sedangkan Perindo memimpin dan mulai menanjak meninggalkan partai baru lainnya (Garuda, Berkarya, dan PSI),” jelas Rully.
Survei Charta Politika Indonesia sebelumnya juga menyebut hanya Perindo sebagai partai baru yang masuk dalam 10 besar. Partai besutan HT itu menjadi satu-satunya partai politik baru yang paling ber peluang lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold/PT) sebesar 4%. “Hanya Perindo partai baru yang masih punya kesempatan untuk masuk parlemen,” kata Muslimin di Kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/1) lalu.
Sekjen DPP Perindo Ahmad Rofiq menyambut baik hasil survei tersebut. Kendati demikian, hasil tersebut tidak membuat partai berlambang burung rajawali ini berpuas diri. “Survei ini menjadi indikator atas positioning Perindo hari ini. Kami akan semakin bekerja lebih cepat, lebih keras, agar kami dapat memastikan diri untuk bisa sampai ke Senayan dengan angka yang fantastis,” kata Rofiq.
Mantan ketua umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini menjelaskan, seluruh energi yang dimiliki Perindo akan terus dikerahkan untuk menjemput kemenangan dalam kontestasi ini. “Kami tidak tidur, kami akan terus menyapa rakyat dan bersama rakyat untuk memenangkan kontestasi ini,” ujarnya.
Rofiq menuturkan, Perindo akan terus all out untuk mencapai target lolos ambang batas parlemen. Lebih dari itu, Perindo juga menargetkan dapat meraih kemenangan dalam Pemilu 2019. “Perindo mempunyai target masuk di Pemilu 2019 ini mendapatkan suara double digit. Kami sangat optimistis untuk bisa mencapai angka tersebut,” ungkapnya.
Dengan sisa waktu kampanye yang masih dua bulan lagi, Rofiq optimistis dengan pergerakan sosialisasi yang terus dilakukan pada masyarakat, elektabilitas Perindo akan jauh lebih besar lagi. Dengan begitu, sampai nanti pada hari H pemilu, Perindo benar-benar mampu mewujudkan targetnya untuk meraih minimal 10% suara nasional.
“Tentu ini menjadi semangat kami, semangat juang kami untuk terus memaksimalkan program di tengah masyarakat. Seluruh kekuatan caleg akan bergerak serentak door to door membawa program Perindo secara keseluruhan, sehingga masyarakat mengetahui apa yang akan dilakukan Perindo,” tandasnya.
Dikatakan Rofiq ada banyak program yang telah dilakukan Perindo, di antaranya pembinaan usaha kecil mikro menengah (UMKM), pembagian gerobak gratis, pelayanan fogging gratis, bazar murah, serta layanan kesehatan gratis. “Program-program ini yang menjadi andalan Perindo. Intinya kami ingin mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyebut, instrumen survei atau polling untuk memprediksi kemenangan kandidat semakin populer sejak diberlaku kannya sistem pemilihan langsung. Bahkan, hasil polling sudah menjadi kebutuhan bagi kandidat untuk memetakan kekuatan dan kelemahan.
“Hasil survei tidak hanya memotret popularitas dan elektabilitas. Instrumen survei juga dapat menggali berbagai informasi yang dibutuhkan untuk menyusun strategi pemenangan yang efektif,” ujar Karyono.
Pasalnya, kata Karyono, data survei juga menyajikan peta dukungan segmen pemilih berdasarkan wilayah, gender, usia, kelas sosial ekonomi, agama, etnis, primordial, dan lain-lain. Selain itu, peta dukungan kandidat berdasarkan segmen pemilih partai.
“Yang tak kalah penting dari hasil survei tersebut, mampu menyajikan data tentang perilaku masyarakat tentang alasan memilih dan mendeteksi pengaruh isu-isu yang terjadi di masyarakat,” jelasnya.
Karyono menjelaskan tujuan survei atau polling sejatinya tidak untuk memengaruhi opini publik, tapi untuk mendapatkan data dan informasi tentang peta kekuatan masing-masing kontestan dan perilaku pemilih (voter behavior) dan berbagai hal yang saya sebutkan di atas. “Jadi sekali lagi, tujuan utama dari survei bukan untuk memengaruhi opini publik,” ungkapnya. (Abdul Rochim)
(nfl)