7 Fakta Soerjadi Soerjadarma, Bapak AURI Penyandang Gelar Bangsawan Kanoman Cirebon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Soerjadi Soerjadarma merupakan salah satu tokoh militer di masa kemerdekaan Republik Indonesia. Satu momen yang membuatnya terlihat menonjol ketimbang perwira lain adalah ketika dia dipercaya mengemban tugas sebagai Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU ) pertama di Tanah Air.
Atas pengangkatannya sebagai KSAU pertama bertepatan dengan terbentuknya Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), Soerjadi Soejadarma kemudian dijuluki sebagai Bapak AURI.
Ketika masih aktif di militer, Soerjadi Soerjadarma memiliki peran besar dalam mengembangkan dunia dirgantara di bidang kemiliteran, tetapi juga sebagai pelopor pada penerbangan komersial.
Elang adalah gelar kebangsawanan yang ada di Keraton Kanoman Cirebon yang berarti Raden. Namanya kemudian disesuaikan dengan ejaan baru menjadi Raden Suryadi Suryadarma.
Pria yang lahir di Banyuwangi ini masih memiliki garis keturunan dari Keraton Kanoman, Cirebon. Buyutnya adalah Pangeran Jakaria alias Aryabrata dari Keraton Kanoman, Cirebon yang merupakan keturunan langsung dari Sunan Gunung Jati.
Pada 1926, Soerjadarma menyelesaikan pendidikanya di ELS, yang kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya yaitu HBS (Hogere Burgere School) di Bandung.
Sebelum berhasil menamatkan sekolahnya di Bandung, ia harus berpindah ke Jakarta dan melanjutkan di KWS-III (Koning Willem School) Jakarta, sekolah ini sederajat dengan HBS, dan berhasil diselesaikan tahun 1931.
Demi mengasah kemampuannya sebagai penerbang, Soerjadarma kembali melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pengintai (Waarnemer School). Kemudian pada Juli 1939 ia ditugaskan sebagai navigator pada Kesatuan Pembom (Vliegtuiggroep) Glenn Martin di Andir Bandung.
Penetapan Pemerintah No 6/SD tanggal 9 April 1946 merupakan moment terpenting bagi TNI AU karena menjadi dasar pembentukan dan lahirnya TNI AU. Ketetapan tersebut menunjuk Komodor Udara R Soerjadi Soerjadarma sebagai Kepala Staf Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara (TRI AU) yang pertama dan saat itu berkedudukan di Yogyakarta.
Soerjadarma adalah orang pertama yang menyadari pentingnya keberadaan pasukan payung (paratroops) mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Ini menjadi cikal bakal lahirnya pasukan payung pertama di Indonesia yaitu Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang kini menjadi Kopasgat TNI AU.
Soerjadi akhirnya benar-benar mundur pada 19 Januari 1962 setelah peristiwa pertempuran Laut Aru yang menyebabkan Komodor Laut Yos Sudarso gugur. AURI dianggap kurang memberikan perlindungan udara terhadap ALRI dari serangan pesawat-pesawat Belanda.
Soerjadi Soerjadarma diusulkan menjadi Pahlawan Nasional karena berjasa dalam pembentukan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) atau yang sekarang dikenal dengan nama TNI Angkatan Udara (AU).
Lihat Juga: 12 Daftar Perwira Tinggi TNI AU yang Dimutasi Panglima Agus Subiyanto di Pengujung Oktober
Atas pengangkatannya sebagai KSAU pertama bertepatan dengan terbentuknya Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), Soerjadi Soejadarma kemudian dijuluki sebagai Bapak AURI.
Ketika masih aktif di militer, Soerjadi Soerjadarma memiliki peran besar dalam mengembangkan dunia dirgantara di bidang kemiliteran, tetapi juga sebagai pelopor pada penerbangan komersial.
Fakta Soerjadi Soerjadarma
1. Menyandang Gelar Bangsawan
Soerjadi Soerjadarma yang lahir pada 6 Desember 1912, memiliki nama lengkap Elang Soeriadi Soeriadarma. Dia merupakan anak dari Raden Suryaka Suryadarma yang bekerja pegawai bank di Banyuwangi.Elang adalah gelar kebangsawanan yang ada di Keraton Kanoman Cirebon yang berarti Raden. Namanya kemudian disesuaikan dengan ejaan baru menjadi Raden Suryadi Suryadarma.
Pria yang lahir di Banyuwangi ini masih memiliki garis keturunan dari Keraton Kanoman, Cirebon. Buyutnya adalah Pangeran Jakaria alias Aryabrata dari Keraton Kanoman, Cirebon yang merupakan keturunan langsung dari Sunan Gunung Jati.
2. Punya Riwayat Pendidikan Mumpuni
Berstatus sebagai anak bangsawan membuat kehidupan dan pendidikan Soerjadi lebih terjamin ketimbang anak-anak lain. Pada usia enam tahun, tepatnya tahun 1918, dia masuk sekolah ELS (Europese Lagere School) yaitu Sekolah Dasar khusus untuk anak Eropa atau Cina dan anak-anak Indonesia yang memiliki keturunan bangsawan.Pada 1926, Soerjadarma menyelesaikan pendidikanya di ELS, yang kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya yaitu HBS (Hogere Burgere School) di Bandung.
Sebelum berhasil menamatkan sekolahnya di Bandung, ia harus berpindah ke Jakarta dan melanjutkan di KWS-III (Koning Willem School) Jakarta, sekolah ini sederajat dengan HBS, dan berhasil diselesaikan tahun 1931.
3. Mengikuti pendidikan militer demi bisa menjadi penerbang
Kemauan keras Soerjadarma untuk menjadi penerbang mengantarnya ke pendidikan perwira di KMA (Koninklijke militaire Academie), yang saat itu hanya ada di Breda, Belanda. Setelah berhasil masuk militer, dia akhirnya dapat diterima menjadi siswa penerbang yang diselenggarakan di Kalijati.Demi mengasah kemampuannya sebagai penerbang, Soerjadarma kembali melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pengintai (Waarnemer School). Kemudian pada Juli 1939 ia ditugaskan sebagai navigator pada Kesatuan Pembom (Vliegtuiggroep) Glenn Martin di Andir Bandung.
4. Ditunjuk Menjadi KSAU
Setelah terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, Kepala Staf Umum Mayor Jenderal Urip Sumohardjo mengusulkan untuk membentuk suatu kekuatan udara di Indonesia. Dari situ Mayor Urip memanggil Soerjadi Soerjadarma. Dalam pernyataan kesanggupan untuk melaksanakan perintah tersebut, Soerjadarma mengajukan saran bahwa angkatan udara yang akan dibentuk seyogyanya merupakan suatu angkatan udara yang mendiri, seperti halnya Royal Air Force (RAF) di Inggris.Penetapan Pemerintah No 6/SD tanggal 9 April 1946 merupakan moment terpenting bagi TNI AU karena menjadi dasar pembentukan dan lahirnya TNI AU. Ketetapan tersebut menunjuk Komodor Udara R Soerjadi Soerjadarma sebagai Kepala Staf Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara (TRI AU) yang pertama dan saat itu berkedudukan di Yogyakarta.
5. Punya Peran Besar di AURI
Pada eriode 1945-1949, Soerjadi sebagai KSAU mengembangkan minat dirgantara melalui pendirian Aeroclub, mewujudkan pendidikan dan latihan-latihan dasar penerbangan militer di Maguwo, Maospati, dan Malang (teknik radio, radio operator, penerbang, paratroops, pembekalan udara, morse code).Soerjadarma adalah orang pertama yang menyadari pentingnya keberadaan pasukan payung (paratroops) mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau. Ini menjadi cikal bakal lahirnya pasukan payung pertama di Indonesia yaitu Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang kini menjadi Kopasgat TNI AU.
6. Mengundurkan diri dari Militer Tahun 1962
Pada 9 Maret 1960, Soerjadi Soerjadarma mengajukan pengunduran diri dari KSAU lantaran terjadi insiden Pesawat Tempur MIG-17F Fresco yang di piloti Letnan II (Pnb) Daniel Maukar menembaki Istana Negara Jakarta. Namun permintaan itu ditolak Presiden Soekarno.Soerjadi akhirnya benar-benar mundur pada 19 Januari 1962 setelah peristiwa pertempuran Laut Aru yang menyebabkan Komodor Laut Yos Sudarso gugur. AURI dianggap kurang memberikan perlindungan udara terhadap ALRI dari serangan pesawat-pesawat Belanda.
7. Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional
Sosok Soerjadi Soerjadarma sempat diusulkan menjadi Pahlawan Nasional oleh TNI Angkatan Udara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, dan Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui seminar nasional Pengusulan Pahlawan Nasional di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (4/3/2024).Soerjadi Soerjadarma diusulkan menjadi Pahlawan Nasional karena berjasa dalam pembentukan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) atau yang sekarang dikenal dengan nama TNI Angkatan Udara (AU).
Lihat Juga: 12 Daftar Perwira Tinggi TNI AU yang Dimutasi Panglima Agus Subiyanto di Pengujung Oktober
(abd)