Data Riset Analitika Ungkap Elektabilitas Prabowo-Gibran, Ini Penjelasannya

Sabtu, 10 Februari 2024 - 18:07 WIB
loading...
Data Riset Analitika Ungkap Elektabilitas Prabowo-Gibran, Ini Penjelasannya
Prabowo Subianto saat kampanye akbar di Stadiun Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (10/2/2024). Foto/MNC Media/Giffar Rifana
A A A
JAKARTA - Tahapan kampanye menuju puncak gelaran Pemilu 2024 segera berakhir. Semakin mendekati hari pencoblosan, kecenderungan mengarah pada berlangsungnya Pilpres dalam satu putaran semakin menguat.

Temuan survei Data Riset Analitika menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran semakin kokoh di atas 50 persen, mencapai 54,6 persen. Artinya, Prabowo-Gibran diperkirakan keluar sebagai pemenang dalam satu putaran saja.

Upaya dua pasangan capres-cawapres lain untuk mendorong kelanjutan kontestasi pada putaran berikutnya tampaknya juga bakal terhenti pada 14 Februari 2024 nanti. Anies-Muhaimin hanya meraih elektabilitas 22,1 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud 17,3 persen.

"Elektabilitas Prabowo-Gibran makin kokoh sebesar 54,6 persen. diprediksi memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran," kata Direktur Eksekutif Data Riset Analitika Nana Kardina di Jakarta, Sabtu (10/2/2024).



Sisanya 6,1 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab. Menurut Nana, pasangan nomor urut 2 tersebut mampu mempertahankan keunggulan posisinya dalam tiga bulan terakhir. "Semula Prabowo-Gibran masih tertinggal dari Ganjar-Mahfud pada survei yang dilakukan bulan Oktober 2023 lalu," jelas Nana.

Pada saat awal pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum, pasangan Ganjar-Mahfud masih memimpin dengan elektabilitas 37,1 persen, unggul tipis dari Prabowo-Gibran yang hanya sebesar 35,3 persen.

Tetapi kemudian terjadi lonjakan elektabilitas Prabowo-Gibran hingga berhasil menyalip, dengan meraih elektabilitas 45,5 persen pada Desember 2023. Keunggulan Prabowo-Gibran makin tak terbendung dengan menembus hingga 51,7 persen pada Januari 2024.

Sebaliknya, Ganjar-Mahfud anjlok menjadi 28,3 persen (Desember 2023) dan terus melorot sebesar 20,1 persen (Januari 2024). Pada titik itu, Anies-Muhaimin yang pelan-pelan naik dari hanya 15,6 persen menjadi 21,0 persen dan menggeser posisi Ganjar-Mahfud.

"Sepanjang periode Oktober 2023-Januari 2024 terjadi migrasi pemilih yang signifikan dari mendukung Ganjar-Mahfud, beralih ke pasangan 2," tandas Nana.

Tampilnya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mengubah peta dukungan pemilih. Pemilih yang sebelumnya merupakan pendukung kuat Presiden Jokowi bergeser dari semula condong kepada sosok Ganjar Pranowo menjadi memilih Prabowo.

"Munculnya Gibran semakin meyakinkan ke mana arah dukungan Jokowi," terang Nana.

Sebelumnya terjadi perimbangan di mana tingkat dukungan baik terhadap Prabowo maupun Ganjar hampir sama kuatnya. Jokowi saat itu belum menunjukkan kejelasan sikapnya, bahkan Ganjar pernah difavoritkan oleh Jokowi sebagai penggantinya pasca-2024 kelak.

"Perpecahan yang semakin mendalam antara Jokowi dan kalangan elite PDIP membuat arah dukungan Jokowi kemudian bergeser sepenuhnya kepada Prabowo," ungkap Nana.

Hasilnya, elektabilitas Prabowo-Gibran ikut terkerek naik meninggalkan Ganjar-Mahfud. Untuk makin meyakinkan pemilih yang masih ragu-ragu atau belum memutuskan, Jokowi melancarkan serangan ke basis-basis PDIP di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Selama Januari lalu, Jokowi gencar berkunjung diikuti dengan pembagian bansos yang sangat masif.

"Jokowi ingin memastikan bahwa dukungannya terhadap Prabowo-Gibran bisa memperkuat peluang kemenangan supaya tidak berlarut-larut," tegas Nana.

Dengan elektabilitas yang kokoh di atas 50 persen, Prabowo-Gibran diyakini bakal memenangkan pertarungan. Kemenangan Prabowo-Gibran juga memastikan kuatnya arah keberlanjutan bagi program-program Jokowi.

"Keragu-raguan Ganjar-Mahfud, maupun perubahan yang digaungkan Anies-Muhaimin, terbukti kurang mendapat dukungan publik," pungkas Nana.

Survei Data Riset Analitika dilakukan pada 1-7 Februari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1343 seconds (0.1#10.140)