Debat Perdana Capres 2024, Imparsial: Ganjar Paling Progresif Membahas Isu HAM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Imparsial Ghufron Mabruri menanggapi debat perdana calon presiden (capres) 2024 dalam tema penegakan hak asasi manusia (HAM) dan hukum. Dalam tema penegakan HAM, capres yang didukung oleh PDIP, PPP, Partai Perindo dan Partai Hanura Ganjar Pranowo dinilai paling progresif dalam pemaparan visi-misinya.
Ghufron mengatakan gagasan dari ketiga capres yang hadir, Ganjar terlihat lebih konkret lantaran menawarkan tawaran dialog dalam penyelesaian kasus HAM yang sudah ada di Indonesia. Dia menegaskan, gagasan Ganjar untuk berdialog khususnya dalam kasus konflik Papua, menjadi solusi yang sudah lama sejalan dengan kelompok masyarakat sipil.
"Dapat dikatakan, capres Ganjar Pranowo yang menawarkan solusi jalan dialog dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Papua, ini jauh lebih progresif tawarannya dibandingkan capres lainnya," ujar Ghufron dalam diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2023).
Dia menjelaskan, meski gagasan mantan Gubernur Jawa Tengah itu bukan menjadi hal yang baru, solusi dialog tersebut belum dapat dipenuhi oleh pemerintah hingga hari ini. Dia menilai, pendekatan pemerintah hingga saat ini lebih condong pada metode kekerasan dan operasi militer dalam penyelesaian konflik Papua.
"Kalau kita cermati pendekatan yang sudah dilakukan pemerintah hingga hari ini, pendekatan operasi militer justru menghasilkan pelanggaran HAM yang semakin tinggi. Pendekatan militeristik ini harus diakui masih dilakukan pemerintah sampai sekarang," katanya.
Dia melanjutkan, pendekatan dialog yang belum dilaksanakan pemerintah, padahal sudah berhasil dalam kasus konflik lainnya seperti di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Untuk itu, pendekatan dialog harus dikedepankan seperti apa yang disampaikan Ganjar Pranowo dalam pemaparan program dalam penanganan pelanggaran kasus HAM tersebut.
"Saya kira pendekatan dialog ini, meski bukan sesuatu yang baru, tapi ini penting dan progresif dalam penyelesaian isu konflik Papua. Yang tentu secara lebih lanjut akan berdampak pada kondisi HAM di Papua," tuturnya.
Diketahui, Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menyebut masalah yang terjadi di Papua terkait isu kekerasan, keadilan, dan Hak Asasi Manusia (HAM) harus mengutamakan dialog. Pernyataan itu disampaikan Ganjar dalam debat perdana capres 2024.
Dalam debat tersebut, Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto berpendapat bahwa penyelesaian masalah di Papua itu rumit. Sebab, ada campur tangan asing yang bertujuan memecah belah Indonesia melalui konflik di Papua.
"Masalah Papua, adalah rumit karena di situ terjadi suatu gerakan separatisme dan gerakan ini kita sudah ikuti cukup lama. Kita melihat ada campur tangan asing di situ dan kita lihat bahwa kekuatan tertentu selalu ingin Indonesia (mengalami) disintegrasi dan pecah," kata Prabowo dalam debat capres di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam.
Menanggapi hal itu, Ganjar justru menyampaikan pendapat yang berbeda. Menurut mantan Gubernur Jateng dua periode itu, rencana yang disampaikan Prabowo tak cukup.
"Menurut saya rasanya tidak cukup, Pak Prabowo, karena dialog menurut saya menjadi sesuatu yang penting agar seluruh kekuatan yang ada di sana, kelompok di sana, bisa duduk bersama untuk menyelesaikan itu. Itu menurut saya root masalahnya," tegas Ganjar disambut gemuruh tamu undangan yang hadir.
Ghufron mengatakan gagasan dari ketiga capres yang hadir, Ganjar terlihat lebih konkret lantaran menawarkan tawaran dialog dalam penyelesaian kasus HAM yang sudah ada di Indonesia. Dia menegaskan, gagasan Ganjar untuk berdialog khususnya dalam kasus konflik Papua, menjadi solusi yang sudah lama sejalan dengan kelompok masyarakat sipil.
"Dapat dikatakan, capres Ganjar Pranowo yang menawarkan solusi jalan dialog dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Papua, ini jauh lebih progresif tawarannya dibandingkan capres lainnya," ujar Ghufron dalam diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2023).
Dia menjelaskan, meski gagasan mantan Gubernur Jawa Tengah itu bukan menjadi hal yang baru, solusi dialog tersebut belum dapat dipenuhi oleh pemerintah hingga hari ini. Dia menilai, pendekatan pemerintah hingga saat ini lebih condong pada metode kekerasan dan operasi militer dalam penyelesaian konflik Papua.
"Kalau kita cermati pendekatan yang sudah dilakukan pemerintah hingga hari ini, pendekatan operasi militer justru menghasilkan pelanggaran HAM yang semakin tinggi. Pendekatan militeristik ini harus diakui masih dilakukan pemerintah sampai sekarang," katanya.
Dia melanjutkan, pendekatan dialog yang belum dilaksanakan pemerintah, padahal sudah berhasil dalam kasus konflik lainnya seperti di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Untuk itu, pendekatan dialog harus dikedepankan seperti apa yang disampaikan Ganjar Pranowo dalam pemaparan program dalam penanganan pelanggaran kasus HAM tersebut.
"Saya kira pendekatan dialog ini, meski bukan sesuatu yang baru, tapi ini penting dan progresif dalam penyelesaian isu konflik Papua. Yang tentu secara lebih lanjut akan berdampak pada kondisi HAM di Papua," tuturnya.
Diketahui, Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menyebut masalah yang terjadi di Papua terkait isu kekerasan, keadilan, dan Hak Asasi Manusia (HAM) harus mengutamakan dialog. Pernyataan itu disampaikan Ganjar dalam debat perdana capres 2024.
Dalam debat tersebut, Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto berpendapat bahwa penyelesaian masalah di Papua itu rumit. Sebab, ada campur tangan asing yang bertujuan memecah belah Indonesia melalui konflik di Papua.
"Masalah Papua, adalah rumit karena di situ terjadi suatu gerakan separatisme dan gerakan ini kita sudah ikuti cukup lama. Kita melihat ada campur tangan asing di situ dan kita lihat bahwa kekuatan tertentu selalu ingin Indonesia (mengalami) disintegrasi dan pecah," kata Prabowo dalam debat capres di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam.
Menanggapi hal itu, Ganjar justru menyampaikan pendapat yang berbeda. Menurut mantan Gubernur Jateng dua periode itu, rencana yang disampaikan Prabowo tak cukup.
"Menurut saya rasanya tidak cukup, Pak Prabowo, karena dialog menurut saya menjadi sesuatu yang penting agar seluruh kekuatan yang ada di sana, kelompok di sana, bisa duduk bersama untuk menyelesaikan itu. Itu menurut saya root masalahnya," tegas Ganjar disambut gemuruh tamu undangan yang hadir.
(rca)